Wednesday, May 30, 2007

Sutiyoso Hampir Diciduk Polisi Australia

KORAN TEMPO - Rabu, 30 Mei 2007

Mereka hendak meminta Sutiyoso menghadap ke pengadilan Negara Bagian New South Wales.

JAKARTA -- Kepolisian Federal Australia kemarin mendadak mendatangi Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang tengah menginap di sebuah hotel di Sydney, Australia. Mereka hendak meminta Sutiyoso menghadap ke pengadilan Negara Bagian New South Wales.
"Ketika beliau di kamar, polisi New South Wales memasuki kamarnya dan menyampaikan permintaan agar Gubernur menghadap pengadilan New South Wales besok," kata Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda kepada wartawan kemarin malam.
Sutiyoso sedang berada di Sydney untuk memenuhi undangan pemerintah Negara Bagian New South Wales dalam program kerja sama sister city.
Sutiyoso diminta datang ke pengadilan untuk memberikan keterangan tentang kasus terbunuhnya lima wartawan asing di Balibo, Timor Timur, pada 1975. Selama ini Sutiyoso--yang pernah ikut dalam Operasi Flamboyan di Timor Timur pada 1975--tidak pernah disebut-sebut dalam proses hukum kasus yang diduga melibatkan mantan Menteri Penerangan Yunus Yosfiah itu. Namun, namanya muncul dalam buku Saksi Mata Perjuangan Integrasi Timor Timur karya Hendro Subroto. Ia dikabarkan melihat pembunuhan wartawan itu.
Departemen Luar Negeri telah mengambil langkah-langkah diplomatik. "Saya sendiri tadi sore telah bicara dengan Duta Besar Australia Bill Falmer dan beliau juga sudah menghubungi Kementerian Luar Negeri Australia," kata Hassan.
Kementerian Luar Negeri Australia, melalui direktur jenderal luar negerinya, sudah menyampaikan saran bahwa sebagai pejabat asing Gubernur Sutiyoso tidak bisa dipanggil oleh atau untuk menghadap pengadilan. "Berdasarkan undang-undang pemerintah Australia (federal), Pak Sutiyoso tidak berkewajiban memenuhi panggilan tersebut," ujar Hassan.
Sutiyoso belum bisa dimintai konfirmasi karena masih dalam perjalanan ke Jakarta. Sekretaris Daerah DKI Jakarta Ritola Tasmaya menyayangkan terjadinya peristiwa itu. "Ini perbuatan memalukan. Pemerintah Australia harus bertanggung jawab karena selama ini DKI sudah bertindak baik kepada kedutaan dan warga Australia di Jakarta. Kejadian ini menunjukkan tidak adanya etika," katanya kemarin. TITIES BADRIAH

0 comments: