Thursday, August 23, 2007

Prasarana Buruk Hambat Pelayanan Kesehatan

KOMPAS - Kamis, 23 Agustus 2007

Petugas Kesehatan Enggan Bertugas di Daerah Terpencil

Banjarmasin, Kompas - Pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah terpencil terhambat oleh minimnya infrastruktur perhubungan. Kendala itu kadang-kadang mengakibatkan satu penyakit terlebih dahulu mewabah di satu kampung sebelum dapat ditangani.
Selain itu, banyak petugas kesehatan, termasuk dokter, enggan bertugas di wilayah terpencil.
Litbang Kompas mendata ada 267 kabupaten dan kota memiliki daerah dengan akses pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang sulit. Sebanyak 85 persen di antaranya berada di luar Pulau Jawa dan Bali. Adapun 173 kabupaten dan kota memiliki akses puskesmas yang mudah dan separuhnya berada di Jawa dan Bali. Akibatnya, petugas kesehatan atau warga harus menempuh perjalanan selama beberapa jam hingga beberapa hari untuk memberikan atau memperoleh pelayanan kesehatan.
Petugas Puskesmas Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan (Kalsel), misalnya, harus berjalan kaki melintasi hutan dan ladang selama 10 jam untuk mencapai salah satu kampung. "Kami berjalan sambil memikul obat-obatan," kata Rudy, petugas kesehatan, akhir pekan lalu.
Kondisi serupa juga terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru, Kalsel. Petugas harus bergiliran mengunjungi kampung-kampung terpencil dengan berjalan kaki, naik sepeda motor, atau perahu.
Hambatan prasarana perhubungan juga terjadi di Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Untuk melayani 12.300 penduduk yang tersebar di empat desa di kecamatan itu, petugas puskesmas Rambay harus berjalan kaki naik-turun bukit. Saat hujan waktu tempuh bisa lima jam. Mobil puskesmas keliling bukan solusi karena jalan tanah berbatu.
Persoalan jarak juga ada di kecamatan kepulauan, seperti Anambas, Kepulauan Riau, yang terdiri atas sekitar 240 pulau. Di sana perahu atau kapal bermotor menjadi sangat penting bagi petugas kesehatan.
Namun, pelayanan kesehatan terhambat jika ombak besar dan cuaca buruk. Jika masih mungkin berangkat, petugas membawa rombongan besar. "Saya ke sana (Pulau Air Sena) naik pompong (perahu motor) dan dikawal dua pompong lain," kata Kepala Puskesmas Kecamatan Siantan Tajri menceritakan pengalaman melayani pasien serangan jantung.
Sesungguhnya, banyak pula bangunan puskesmas dengan fasilitas yang cukup terawat dengan baik. Di Kalsel, misalnya, dinas kesehatan mencatat, hanya 15 persen gedung puskesmas kecamatan yang rusak. Sebagian di antara puskesmas itu, seperti di Halong, bahkan sudah berkategori puskesmas rawat inap. Dinas Kesehatan Kalimantan Barat juga mendata, semua 211 puskesmas dalam kondisi baik.
Namun, tidak semua fasilitas penunjang yang dibutuhkan untuk menjangkau daerah terpencil, seperti puskesmas pembantu, mobil, dan kapal puskesmas keliling, berkondisi prima.
Daya jangkau
Di pelosok, persoalan berkutat pada daya jangkau layanan kesehatan. Hambatan sarana dan prasarana perhubungan kerap membuat warga tak dapat segera memeriksakan penyakitnya.
Lebih dari itu, penyakit di satu permukiman terpencil lebih dulu mewabah dan memakan banyak korban sebelum petugas kesehatan tiba. Di Desa Paramasan Atas, Banjar, Kalsel, umpamanya, malaria telah menewaskan 14 penderita karena terlambat dipantau, beberapa waktu lalu. Saat wabah melanda warga di sana tak berdaya ke puskemas karena ongkos ojek saja Rp 200.000.
Lokasi yang terasing juga menjadi tantangan berat bagi dokter yang bertugas. Banyak di antara mereka yang tak betah bertugas, seperti di Kabupaten Natuna (Kepulauan Riau) dan Kutai Kartanegara (Kalimantan Timur).
Menurut Wakil Ketua DPRD Natuna Wan Zuhendra, pada 2006 ada 40 dokter yang bekerja di kabupaten itu dan setelah delapan bulan kontrak kerja mereka diperpanjang. Namun, hanya empat dokter yang tetap ingin memperpanjang kontrak.
Kepala Dinas Kesehatan Kutai Kartanegara Abdurachman juga mengakui hal serupa. Akibatnya, dalam catatan Kompas, sebanyak 21.000 keluarga miskin di daerah terkucil kabupaten itu tak mendapatkan pelayanan kesehatan optimal. Walau secara umum baik, tetap ada puskesmas yang rusak dan perlu diperbaiki.(EGI/FUL/AHA/BRO/ FER/WHY/YUl/WSI)

0 comments: