Thursday, June 21, 2007

Who moved my career?

Anthony Dio Martin
Managing Director HR Excellency

Tanya:
Salam penuh antusias Pak Anthony Dio Martin,
Saya pernah jadi peserta training kecerdasan emosional Bapak yang inspiratif. Situasi saya saat ini penuh kerikil. Okay, saya cerita sedikit latar belakang saya.
Saat ini saya jadi koordinator sales di perusahaan farmasi X. Sekarang, saya diminta memimpin tim sales yang terdiri dari para MR (medical representative) di daerah L. Buat saya ini hukuman.
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Sebelumnya, saya pernah bertugas di Jakarta. Padahal, prestasi saya menurutku baik-baik saja, malah cenderung bagus.
Justru, prestasi awal di Jakarta yang bagus ini jadi bumerang. Tiga bulan pertama di Jakarta dulu, saya mengalami masa begitu enjoy dan penuh semangat. Tetapi kemudian... tuing! Terjadi perubahan 180 derajat begitu atasan langsung saya berganti. Ada beberapa yang memanfaatkan situasi dengan begitu cerdiknya. Bahkan sangat menyakitkan ketika saya dapat feedback bahwa saya tidak ada komunikasi dengan atasan.
Saya kecewa. Tim saya di Jakarta pun jadi terpecah belah, bahkan ada yang berbalik. Lantas, saya pun akhirnya ditendang. Bahkan, atasan saya yang lain bilang, "MK, kamu harus tahu kalau sedang dalam masa hukuman". Di wilayah L sekarang saya mulai lagi dari nol. Untungnya, atasan dan tim cukup positif. Saya pernah bicara dengan atasan saya ini, dan komentarnya adalah, "MK, inilah strategi hidup".
Awalnya saya sedikit mendebat tapi saya setuju. Bagusnya, saat e-mail ini saya tulis, pencapain team telah mencetak new record. Bahkan, ada satu MR yang sudah enam bulan belum pernah masuk target bisa capai target.
Saat ini saya sebenarnya merasa dalam kebingungan, antara bersemangat untuk menjadi seorang climber sejati namun juga cemas. Ada juga kekhawatiran kejadian di Jakarta berulang lagi di sini. Tolong berikan saya saran.
Dari MK, yang sedang disilimuti semangat membara, tapi juga cemas.

Jawaban
Rekan MK,Wajar bagi Anda untuk merasa was-was dengan situasi dan kondisi kerja saat ini. Karena, dengan pengalaman yang pernah terjadi di Jakarta, sudah membuat Anda agak trauma dan khawatir jika Anda akan dikerjain lagi oleh manajemen.
Tetapi, kekhawatiran tersebut tidak boleh melumpuhkan Anda sama sekali. Meskipun pernah Anda alami hal yang tidak menyenangkan di Jakarta, bukan berarti mengurangi semangat Anda untuk berjuang dan unjuk gigi bahwa Anda tidaklah seburuk yang dicap oleh atasan Anda yang lain. Berikut beberapa komentar saya:
Sisi bagusnya, Anda bisa cepat kembali berdamai dan menerima situasi di lingkungan wilayah L, dan memulai lagi dengan bangun hubungan dengan pimpinan dan tim kerja. Itu hal yang luar biasa positifnya. Kebanyakan orang yang mengalami seperti Anda, bernostagia dan meratapi hal yang terjadi, dan sulit bangun kembali.
Sementara itu, Anda bisa buktikan dengan bagus, untuk tidak berlama-lama dan justru bisa mengembangkan tim dan bangun kembali hubungan dengan atasan. Inilah semangat yang positif yang perlu Anda jaga di manapun. Situasi sudah terjadi. Anda telah dipindahkan. Apa pun situasinya sekarang, lebih baik fokus pada kenyataan di wilayah L, daripada bernostalgia dan menyalahkan pimpinan dulu.
"When you lose the game, don't lose the lesson". Kita boleh kalah, tapi jangan pernah melupakan pelajaran yang bisa kita dapatkan dari kekalahan kita. Kalaupun dianggap saat ini, Anda kalah, bisakah Anda mengubah proses 'hukuman' ini jadi pelajaran hidup yang berharga. Terbukalah untuk belajar dari pengalaman ini.
Rekan MK, Anda mendapatkan pelajaran berharga bahwa karir kita sewaktu-waktu bisa berubah. Seperti gelombang hidup yang bisa pasang dan surut, maka kita selalu harus waspada. Banyak orang yang ketika berhasil dan sukses, tidak mengantisipasi ancaman. Mungkin di sinilah Anda belajar bahwa jangan terlalu merasa nyaman di comfort zone, segalanya bisa berubah. Untuk menjadi climber sejati, Anda harus sadar dengan segala hal yang bisa berubah dengan cepatnya, tetapi teruslah mendaki! Saran saya rekan MK, di mana pun Anda tetaplah mengambil kendali atas karier dan pekerjaan Anda.
Situasi Anda bisa saja ditentukan, diubah atau diganti oleh pimpinan dan manajemen Anda. Tetapi, bagi para winner, apa pun yang diberikan kepadanya, mereka tetap bisa melakukan yang terbaik. Ingatlah selalu, "we can't stop the wave but we can learn how to surf" dengan apa yang sesekali bisa terjadi pada kita. Saya salut dengan Anda yang tetap berusaha melakukan yang terbaik dalam situasi baru sekarang
Akhirnya, tetaplah bersemangat dan justru, jangan terjebak dalam pikiran yang negatif. Justru kesempatan Anda buat membuktikan bahwa manajemen telah salah menilai Anda selama ini dan Anda bukanlah orang yang perlu dihukum, seperti yang dikatakan oleh atasan Anda. Dengan tekad yang tinggi dan justru keluarkan semua potensi Anda membangun tim Anda sekarang. Biarlah Anda tetap mengambil sikap sebagai pemenang, tidak peduli dimanapun Anda berada. Percayalah, dengan mental seperti ini, di mana pun Anda akan bertahan. Sementara yang lainnya masih meratap dan berkeluh kesah.

BaCa SeLeNgKaPnYa disini...

Golkar Siap Tantang Yudhoyono

koran tempo - Kamis, 21 Juni 2007

"Jusuf Kalla bukan tuan di Golkar."

MEDAN -- Partai Golkar dinilai sedang bersiap-siap menantang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pemilu 2009.
Golkar kemarin mendeklarasikan rencana koalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Medan, Sumatera Utara. "Ini langkah politik menjajaki apakah SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) akan berkoalisi dengan Golkar atau dengan PDIP," kata Direktur Lembaga Survei Indonesia Syaiful Mujani mengomentari rencana koalisi itu.
Dia menambahkan, jika Yudhoyono tidak tertarik berkoalisi dengan Golkar, partai tersebut akan mengajukan kandidatnya menjadi calon presiden. "Ini upaya Golkar memberikan warning kepada SBY dan Demokrat."
Sedangkan bagi PDIP, manuver Medan juga merupakan strategi menghadapi Yudhoyono. Menurut Mujani, jika PDIP berkoalisi dengan Golkar, basisnya akan sangat kuat dalam mencalonkan presiden. Sebab, dalam undang-undang partai politik yang baru, partai yang hendak mencalonkan presiden minimal harus memiliki 20 persen suara dalam pemilihan umum legislatif 2009.
Pertemuan pengurus teras dua partai besar tersebut berlangsung di Tiara Convention Hall, Medan. Dari PDIP, hadir antara lain Taufiq Kiemas, Pramono Anung, Tjahjo Kumolo, dan Panda Nababan. Sedangkan dari Golkar, tampak Surya Paloh, Soemarsono, Syamsul Muarif, dan Priyo Budi Santoso.
Acara berlangsung semarak karena dihadiri ribuan kader kedua partai dari berbagai daerah, seperti Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Selatan, dan Yogyakarta.
Saat berpidato, Taufiq Kiemas menegaskan bahwa Golkar dan PDIP memiliki kesamaan dalam memandang keutuhan Indonesia, dan terbuka peluang bersama-sama dalam mengambil sikap. "Maksudnya, baik Golkar maupun PDI Perjuangan sama-sama resah atas arah politik Indonesia yang semakin mengancam keutuhan negara."
Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Surya Paloh pada kesempatan itu lebih banyak memuji sikap PDIP dalam mengambil jarak dengan pemerintah Yudhoyono.
Menurut Soemarsono, yang menjabat Sekretaris Jenderal Partai Golkar, tidak tertutup kemungkinan kedua partai akan berkoalisi. "Golkar tak menutup pintu bekerja sama dengan partai lain."
Menanggapi rencana koalisi dua partai besar tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Ahmad Mubarok mengaku tak terkejut. Menurut dia, barisan Golkar yang datang dalam pertemuan adalah orang-orang Akbar Tandjung.
"Mereka tidak akan menggoyang SBY sepulang dari Medan. Priyo (Priyo Budi Santoso) akan bertemu dengan saya untuk memberikan laporan," ujar Mubarok.
Dia justru melihat orang-orang Golkar tidak kompak. Buktinya, Akbar Tandjung, yang memiliki pengaruh di Golkar, kini menjadi Ketua Dewan Pembina Barisan Rakyat Indonesia, organisasi onderbouw Partai Demokrat.
"Jusuf Kalla bukan tuan di Golkar. JK itu ketemu di jalan. Selalu ada forum yang tidak dihadiri JK," kata Mubarok.
Pertemuan itu, katanya, hanya untuk menaikkan posisi tawar Golkar di mata Yudhoyono dan Partai Demokrat. "Kami belum melihat ada tokoh yang menyaingi SBY dalam Pemilu 2009."
SAHAT SIMATUPANG PRAMONO PRAMONO BADRIAH

_________________________________________________________________
'Pacaran' ala Dua Partai
Golkar dan PDI Perjuangan bak remaja yang sedang berpacaran: gampang pisah dan gampang rujuk. Kedua partai besar ini mengusung ideologi yang mirip, yakni nasionalisme dan menjaring semua kelas masyarakat, sehingga tidak susah menyatu. Tapi "sejoli" ini kerap saling sikut demi berebut kekuasaan sehingga perpisahan beberapa kali terjadi.

1999Pisah
Golkar, bersama partai Islam yang tergabung dalam Poros Tengah, mendukung Abdurrahman Wahid menjadi presiden dalam sidang umum MPR, mengalahkan Megawati Soekarnoputri yang diusung PDI Perjuangan.
2001Rujuk
Golkar dan PDIP mendukung pencopotan Abdurrahman Wahid dari kursi presiden. Dalam kabinet Megawati Soekarnoputri, yang menggantikan Abdurrahman, Golkar mendapat tiga kursi di kabinet.
Juli 2004Rujuk
Golkar mendukung calon dari PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi, dalam pemilihan presiden babak kedua setelah calon mereka, Wiranto-Salahuddin Wahid, kalah.
Setelah Mega-Hasyim kalah, Golkar bersama PDIP, Partai Bintang Reformasi, dan Partai Damai Sejahtera membentuk kelompok oposisi Koalisi Kebangsaan. "Koalisi Kebangsaan akan menjadi kekuatan penyeimbang bagi pemerintah," kata Akbar.
Desember 2004Pisah
Golkar menggembosi kelompok oposisi Koalisi Kebangsaan dengan mendukung Susilo Bambang Yudhoyono. Itu terjadi setelah Ketua Umum Golkar Akbar Tandjung digantikan oleh Jusuf Kalla, yang juga wakil presiden. Orang Golkar terus bertambah di kabinet, tapi PDI Perjuangan tidak memiliki menteri.
Juni 2007Rujuk?
Para petinggi Golkar dan PDI Perjuangan bertemu di Medan. Kabar mereka membentuk koalisi pun santer.

Partai Besar
PDI Perjuangan dan Golkar adalah partai besar. Dalam dua kali pemilihan umum, mereka selalu dominan. Pada 1999, PDIP menang, Golkar nomor dua. Pada 2004, keadaan berbalik, Golkar menang, PDIP nomor dua.
PDI Perjuangan
1999 - 153 kursi (33,1 persen dari total 462 kursi)
2004 - 109 kursi (19,8 persen dari total 550 kursi)
Golkar
1999 - 120 kursi (26,0 persen dari total 462 kursi)
2004 - 128 kursi (23,7 persen dari total 550 kursi)

BaCa SeLeNgKaPnYa disini...

PDIP Terbelah Soal Interpelasi Lapindo

KORAN TEMPO - Kamis, 21 Juni 2007

"PDI Perjuangan mendorong penyelesaian kasus Lapindo melalui pengadilan."

JAKARTA -- Suara PDI Perjuangan terbelah dalam menyikapi usul interpelasi kasus lumpur panas Lapindo Brantas Inc. di Dewan Perwakilan Rakyat. Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Pramono Anung mengisyaratkan partainya akan menarik dukungan terhadap usul interpelasi itu. Sedangkan Wakil Ketua DPR dari PDI Perjuangan, Soetardjo Soerjogoeritno, menolak keras adanya penarikan dukungan itu.
"Kami tidak ingin terjebak dalam kepentingan yang dimainkan partai lain," kata Pramono melalui sambungan telepon dari Medan kemarin. Menurut dia, saat ini ada partai yang ingin "berganti kelamin" dengan bergerak dari posisi sebelumnya sebagai pendukung pemerintah ke arah oposisi. "PDI Perjuangan mendorong penyelesaian kasus Lapindo melalui pengadilan."
Pramono tidak bersedia mempertegas apakah pernyataannya itu akan diikuti dengan instruksi kepada para kadernya yang telanjur menandatangani dukungan untuk menarik diri, mengingat kerasnya reaksi yang muncul. "Partai adalah organisasi politik, tentu perbedaan pendapat itu biasa. Tapi, kalau partai sudah memutuskan, semua harus mengikutinya," katanya.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo meminta para anggotanya di DPR tidak terjebak, karena ia menilai masalah lumpur Lapindo tidak cukup diselesaikan dengan interpelasi. "Jangan sampai, karena berfokus pada interpelasi, justru menghambat kerja pemerintah dalam mempercepat penyelesaian luapan lumpur Lapindo," katanya.
Tjahjo mengingatkan agar anggotanya tidak terlalu ngotot mengegolkan usul interpelasi Lapindo. Ia melarang anggota fraksinya membelokkan kasus Lapindo dengan menuntut pertanggungjawaban sebuah perusahaan. "Kasus Lapindo sudah di-take-over pemerintah, jadi jangan mengadu rakyat dengan pengusaha," katanya.
Adapun Soetardjo, yang mengaku sudah berbicara dengan Tjahjo, menegaskan tak ada keputusan pencabutan dukungan itu. "Kamu mau dihujat rakyat?" kata Soetardjo mengulangi ucapannya kepada Tjahjo.
KURNIASIH ERWIN TOMI

BaCa SeLeNgKaPnYa disini...

Listrik Jawa-Bali Terancam Padam

KORAN TEMPO - Kamis, 21 Juni 2007

Defisit saat beban puncak diperkirakan 500 megawatt.

JAKARTA -- Sejumlah daerah di Jawa dan Bali terancam mengalami pemadaman karena lima pembangkit listrik rusak atau terganggu suplai bahan bakar minyaknya.
Akibat gangguan-gangguan itu, ada kemungkinan Perusahaan Listrik Negara melakukan pemadaman bergilir mulai hari ini sampai gangguan bisa teratasi.
Lima pembangkit listrik itu adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Tawar di Bekasi, Jawa Barat; PLTU Unit 7 Paiton di Pasuruan, Jawa Timur; PLTGU Cilegon di Jawa Barat; PLTU Cilacap Unit 2 di Cilacap, Jawa Tengah; dan PLTU Suralaya Unit 5 di Banten.
General Manager Pusat Pengatur dan Penyaluran Beban Muljo Adjie menjelaskan PLTGU Muara Tawar hari ini terancam tidak bisa beroperasi karena kapal yang membawa bahan bakar minyak mengalami kerusakan pompa. "Kami sedang menunggu kapal pengganti," kata Muljo kepada Tempo di Jakarta kemarin.
Dia menambahkan, kapal pembawa bahan bakar pengganti ada kemungkinan baru datang hari ini sehingga otomatis pembongkaran bahan bakar itu baru bisa dilakukan setelah itu. Apalagi penyaluran bahan bakar dari tanker ke pembangkit membutuhkan waktu. "Paling cepat Jumat bisa beroperasi. Itu pun belum bisa full (kapasitas penuh)," kata Muljo.
Gangguan pada PLTU Paiton milik Paiton Energi Company terjadi karena peralatan pembangkit seperti kipas pada salah satu unitnya rusak. Gangguan ini berlangsung sejak tiga hari lalu. "Kalau besok (hari ini) bisa beroperasi," kata Muljo, "mudah-mudahan defisit tidak terlalu besar. Tapi, kalau tidak bisa, terpaksa dilakukan pemadaman."
Sedangkan PLTGU Cilegon saat ini juga tidak beroperasi karena tidak ada pasokan gas. Pembangkit berkapasitas 740 megawatt ini sehari-hari hanya beroperasi 30-40 megawatt karena pasokan gas dari China National Oil Offshore Company terus turun.
Pembangkit lain, yaitu PLTU Cilacap Unit 2, saat ini juga mengalami gangguan teknis. Sedangkan PLTU Suralaya Unit 5 tidak beroperasi karena gangguan pada trafo pembangkit.
Akibat kondisi kelima pembangkit itu, pasokan listrik di Jawa-Bali sampai tadi malam defisit 200 megawatt selama beban puncak. PLN memperkirakan hari ini akan terjadi defisit sekitar 500 megawatt lagi pada saat beban puncak jika masalah belum bisa diatasi.
Muljo meminta pelanggan PLN di Jawa-Bali mengurangi pemakaian listrik selama beban puncak (pukul 17.00-22.00 WIB). PLN, menurut dia, akan meminimalkan kemungkinan terjadinya pemadaman listrik. "Kawasan industri, rumah sakit, dan kantor polisi tidak terkena pemadaman," ujarnya.
Sementara itu, PLN Area Pelayanan Jaringan Surakarta mengaku belum mendapat informasi rencana pemadaman bergilir. Manajer PLN Kota Solo Wahjono mengatakan pasokan listrik di lima kabupaten/kota yang menjadi area pelayanannya masih normal. "Tetap 400 megawatt seperti biasanya," katanya di Solo.
PLN sudah beberapa kali terpaksa melakukan pemadaman listrik bergilir di Jawa, Bali, dan Sumatera akibat kerusakan atau gangguan lainnya.
NIEKE INDRIETTA IMRON ROSYID


Pembangkit Listrik yang Rusak
Nama Pembangkit Lokasi Kapasitas Status
PLTGU Cilegon Banten 740 megawatt Tak ada pasokan gas
PLTU Paiton Unit 7 Pasuruan 600 megawatt Kerusakan kipas
PLTU Cilacap Unit 2 Cilacap 300 megawatt Gangguan pada travo
PLTGU Muara Tawar Bekasi 6x140 megawatt Suplai BBM terganggu
PLTU Suralaya Unit 5 Banten 600 megawatt Gangguan pada travo
Sumber: PT PLN (Persero)

BaCa SeLeNgKaPnYa disini...

Departemen Pertahanan Bantah Memiliki Rekening Liar

KORAN TEMPO - Kamis, 21 Juni 2007

Rekening-rekening itu merupakan tempat penampungan dana dari APBN.

JAKARTA --- Departemen Pertahanan dan beberapa departemen lainnya membantah jika disebut memiliki rekening yang tidak dilaporkan alias rekening liar, seperti yang diungkap oleh Badan Pemeriksa Keuangan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat 2006.
Juru bicara Departemen Pertahanan, Brigadir Jenderal TNI B. Edy Butar Butar, mengatakan seluruh pemegang rekening giro dan deposito di lingkungan Departemen Pertahanan sudah dilaporkan ke Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara pada 19 Februari 2007 lalu. "Semua rekening kami buka sesuai dengan ketentuan Departemen Keuangan," ujar Edy kepada Tempo kemarin.
Edy menambahkan, rekening-rekening yang ada di Departemen Pertahanan dan Markas Besar TNI itu bukan rekening liar. Menurut dia, rekening itu merupakan tempat penyimpanan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan untuk gaji, kesehatan, pendidikan, dan dana primer koperasi. "Jadi semuanya sudah sesuai dengan prosedur dan tidak liar," kata Edy.
Menurut laporan BPK, Departemen Pertahanan memiliki 139 rekening liar yang total nilainya sekitar Rp 2 triliun. Adapun Kepolisian RI memiliki 1.157 rekening liar atau kedua terbanyak setelah Departemen Keuangan.
Kepolisian Republik Indonesia juga mempertanyakan laporan temuan BPK itu. Juru bicara Polri, Irjen Sisno Adiwinoto, menegaskan, berdasarkan datanya, tidak ada rekening liar di lingkungan kepolisian. "Kalau berdasar data lama, rekening liar sudah ditertibkan. Data mana yang dimaksud? Kecuali BPK mendapat temuan baru," ujarnya kemarin.
Sisno mencontohkan, di antara rekening liar yang sudah ditertibkan adalah rekening untuk bantuan pemilihan kepala daerah dan untuk permasalahan Aceh. Dia menjelaskan rekening-rekening itu bukan rekening liar melainkan rekening yang digunakan untuk penyimpanan sementara dana dari anggaran.
"Kami tidak bisa mengambil dana setiap saat, sementara di brankas kantor dana yang disimpan tidak boleh lebih dari Rp 5 juta," katanya.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Soeparno sebelumnya juga membantah jika instansinya disebut memiliki rekening liar. "Semua ada dasar hukumnya, tidak ada yang liar," kata Erman kepada Tempo pada Selasa lalu.
Bahkan ia telah meminta BPK mengaudit rekening-rekening yang ada di departemennya dan mengirimkan hasilnya ke Departemen Keuangan. "Itu dilakukan tahun lalu," ujarnya.
Akhir pekan lalu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro juga melakukan bantahan serupa. "Departemen kami bersih karena kami melakukan good governance," katanya, Sabtu lalu.
Anggota staf khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Djoko Darmono, menambahkan bahwa rekening yang dimiliki departemennya di antaranya adalah rekening untuk menampung dana dari APBN dan rekening yang menampung uang jaminan kontraktor pertambangan umum. "Tidak ada rekening liar atau dana nonbujeter (dana yang tidak masuk dalam anggaran negara)," ujarnya.
RADEN RACHMADI BUDI SAIFUL HARIS NININ DAMAYANTI NIEKE INDRIETTA

BaCa SeLeNgKaPnYa disini...

Kirbiyantoro: Uang Mahar Sudah Dikembalikan Sebagian

KORAN TEMPO - Kamis, 21 Juni 2007

Dia berharap sisa uang segera dikembalikan tanpa harus ditagih.

Jakarta -- Mayor Jenderal (Purnawirawan) Slamet Kirbiyantoro mengaku telah menerima pengembalian sebagian uang setoran untuk pencalonan Wakil Gubernur DKI Jakarta dari seorang pengurus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Jakarta. "Dia datang dan bayar sendiri kepada saya," ujarnya kemarin.
Tapi Slamet tak bersedia menyebut nama pengurus partai itu dan waktu pengembalian uangnya. Dia berharap sisa uang segera dikembalikan tanpa harus ditagih.
Slamet sebelumnya mengaku telah menyetor dana Rp 1,5 miliar ke pengurus PDIP Jakarta guna "memperlicin" pencalonannya sebagai wakil gubernur. Ia dijanjikan akan mendampingi calon gubernur Fauzi Bowo. Tapi Koalisi Jakarta, yang terdiri atas sejumlah partai politik termasuk PDIP, belakangan menunjuk Mayor Jenderal Aprianto sebagai calon wakil gubernur. Langkah politik Slamet pun kandas.
Mantan Panglima Kodam Jaya itu mengaku uang yang ia setorkan berasal dari pinjaman kawan-kawan pendukungnya. Sekarang, kata dia, pemilik dana tersebut meminta kembali uangnya. Jadi dia juga balik menagih pengembalian uang setoran itu dari pengurus partai. "Saya menyesal memberikan uang itu."
Slamet menyatakan akan menolak datang jika PDIP mengundangnya untuk memperjelas duduk perkara. "Saya bukan anggota PDIP," katanya. Tapi, jika saling bertemu, dia bersedia. Dua hari lalu Sekretaris Jenderal DPP PDIP Pramono Anung memang mengungkapkan niat partainya mengundang Slamet membicarakan soal ini (Koran Tempo, 20 Juni).
Kemarin Pramono menegaskan siapa pun yang mengembalikan uang itu kepada Slamet hanyalah oknum. Dia menyatakan, bagi PDIP, tidak ada istilah mahar. "PDIP sebagai partai dan kelembagaan tidak pernah menerima satu sen pun dari mereka," kata dia lewat telepon selulernya kepada Tempo.
Dia yakin orang yang meminta uang itu tidak ada sangkut-pautnya dengan PDIP. Pramono menyatakan partainya siap diaudit berkaitan dengan kasus ini.
Mengenai penolakan Slamet atas undangan PDIP, Pramono mengatakan itu hak politik yang bersangkutan. Tapi dia meminta masalah ini diselesaikan secara terbuka. "Itu sebagai pertanggungjawaban PDIP kepada masyarakat."
MUSTAFA SILALAHI BADRIAH

BaCa SeLeNgKaPnYa disini...

Polisi Malaysia Tahan Majikan Ceriyati

KORAN TEMPO - Kamis, 21 Juni 2007

Polisi memeriksa perempuan itu atas tuduhan telah melakukan penyekapan dan penganiayaan.

KUALA LUMPUR -- Polisi Malaysia telah menahan majikan Ceriyati, pembantu asal Indonesia yang Sabtu pekan lalu mencoba kabur dari sebuah kondominium di Sentul, Kuala Lumpur.
Ivone Siew, 35 tahun, ditangkap di Kondominium Tamarind, Selasa malam kemarin. Menurut Kepala Polisi Distrik Sentul ACP K. Kumaran, seperti dikutip harian New Straits Times, agen properti itu ditahan selama sepekan. Polisi memeriksa perempuan itu atas tuduhan telah melakukan penyekapan dan penganiayaan.
Ceriyati, 33 tahun, nekat turun dari lantai 15 hanya menggunakan untaian baju dan kain sebelum diselamatkan petugas pemadam kebakaran. Ia mengaku kabur karena tak tahan disiksa dan diancam dibunuh oleh majikannya.
Presiden Persatuan Agensi Pembantu Rumah Tangga Asing (PAPA) di Malaysia, Datuk Zulkefley, menyesalkan insiden itu. "Sekarang kami kesulitan memenuhi permintaan ribuan majikan karena calon pembantu rumah dari Indonesia lebih memilih negara lain seperti Arab Saudi, Taiwan, dan Brunei Darussalam," tutur Zulkefley kepada Tempo di Kuala Lumpur kemarin.
Dalam waktu dekat, PAPA akan menggelar pertemuan dengan pemerintah Malaysia dan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk mengevaluasi serta merumuskan kerangka kerja sama. PAPA juga menyesalkan banyaknya agensi yang memotong gaji melebihi ketentuan. Banyak pembantu asal Indonesia yang gajinya "disunat" selama 4-7 bulan.
KBRI di Kuala Lumpur, menurut Sekretaris I Eka A. Suripto, terus mencermati proses hukum Ceriyati. Pendampingan dilakukan sejak Senin lalu.
Di Jakarta, keluarga Ceriyati menyatakan tak puas atas hasil pertemuan dengan Wakil Duta Besar Malaysia Datuk Abdul Azis kemarin. "Saya kecewa karena penjelasannya umum. Mereka hanya mengucapkan simpati, tapi tidak kasih tahu soal kasus hukumnya," kata Ridwan, suami Ceriyati.
Menurut Anis Hidayah, Koordinator Migrant Care, dari Januari hingga Juni tahun ini tak kurang dari 19 orang tenaga kerja Indonesia tewas di Malaysia dan 17 di antaranya adalah perempuan.
KBRI tak menampik data itu. Menurut Eka, hampir tiap bulan ada saja pekerja Indonesia yang dilaporkan meninggal karena sakit, kecelakaan, dan sebab lainnya. "Mungkin jumlahnya bahkan lebih besar dari itu," katanya.
T.H. SALENGKE (KUALA LUMPUR) NININ DAMAYANTI (JAKARTA)

BaCa SeLeNgKaPnYa disini...

5 Pembangkit listrik Jawa-Bali terganggu

BISNIS - Kamis, 21/06/2007

JAKARTA: Lima unit pembangkit listrik skala besar Jawa-Bali terganggu dan mengalami defisit 500 MW, sehingga berpotensi pemadaman listrik, terutama pada saat beban puncak (pukul 17.00-22.00 WIB). Namun, PLN memperkirakan tidak terjadi pemadaman asalkan konsumen menghemat pemakaian listrik di saat beban puncak. Kelima pembangkit yang terganggu itu adalah PLTU Paiton Swasta 7 (600 MW), PLTU Cilacap 2 (300 MW), PLTG Muara Tawar (840 MW), PLTGU Cilegon (740 MW), dan PLTU Suralaya 5 (600 MW).Dua dari lima unit pembangkit yang terganggu itu, menurut General Manager PLN Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban (P3B) Jawa-Bali Muljo Adji, disebabkan oleh faktor bahan bakar."PLTGU Cilegon tidak mendapatkan gas, sementara PLTG Muara Tawar mengalami gangguan pompa mesin pengisi BBM," ujarnya kemarin.Pada PLTU Suralaya 5 terjadi gangguan di trafo pembangkit, sedangkan gangguan yang dialami PLTU Paiton Swasta 7 terletak pada primary air fan. "Defisit listrik [waktu beban puncak] sebenarnya mulai terjadi Rabu sebesar 200 MW. Tapi defisit itu bisa diatasi melalui sub-standard dan brown out operation, sehingga tidak terjadi pemadaman," ujar Muljo. Defisit listrik 500 MW diperkirakan berlangsung selama seminggu. Untuk mengatasi kekurangan pasokan daya listrik, PLN akan menghidupkan semua pembangkit siap operasi yang keseluruhannnya memiliki daya 20.199 MW. Bersamaan dengan upaya yang dilakukan PLN, manajemen BUMN itu meminta pelanggan mengurangi konsumsi listrik saat waktu beban puncak. "Jika langkah ini berhasil, PLN dapat menghemat listrik hingga 500 MW, karena jumlah konsumen di Jawa-Bali mencapai 20 juta pelanggan," kata Muljo.Menanggapi gangguan itu, Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro cukup kaget. "Saya belum dapat laporan soal itu."Purnomo kemudian menelepon Dirut PLN Eddie Widiono. Dalam perbicangan itu, Eddie mengakui adanya gangguan di sejumlah pembangkit listrik PLN. "Seperti halnya di Cilacap, air laut untuk pendingin dalam beberapa hari ini turun, dan kapasitasnya berkurang. Untuk sementara, pembangkit di Cilacap bisa berfungsi dengan satu unit masih bisa aktif," tutur Eddie. Peran LPE dipertanyakanAnggota pengurus Harian Yayasan Konsumen Indonesia (YLKI) Indah Suksmaningsih menyesalkan terjadinya gangguan pada pembangkit listrik milik PLN itu. Bahkan, lanjutnya, gangguan itu terjadi berulangkali. "Apa saja yang dikerjakan manajemen PLN? Selama ini kalau ada masalah, yang dibebankan selalu konsumen. PLN harusnya melakukan berbagai pembenahan, sehingga pelayanan ke konsumen bisa optimal."Indah juga mempertanyakan peran Direktorat Listrik dan Pemanfaatan Energi (LPE), Departemen ESDM. Gangguan listrik itu tidak hanya terjadi di Jawa, tetapi juga di berbagai daerah lainnya. Di Medan, misalnya, kalangan pengusaha dilaporkan menderita kerugian Rp604,4 miliar akibat sering terjadinya pemadaman listrik. Karena sering terjadinya gangguan tersebut, Yayasan Advokasi Perlindungan Konsumen (YLAPK) menggugat PLN wilayah Sumut di Pengadilan Negeri Medan dan sidang perdananya dimulai kemarin.Di tengah terjadinya krisis listrik, ada kabar gembira dari Bank Dunia dan Asian Development Bank (ADB). Dua lembaga keuangan internasional itu tertarik menyediakan dana untuk pembangunan transmisi yang diperkirakan menghabiskan Rp30 triliun-Rp40 triliun dalam lima tahun ke depan.Pembangunan jaringan transmisi itu dilakukan di berbagai daerah dan salah satunya ditujukan untuk mendukung program penyediaan listrik 10.000 MW.
(01/Master Sihotang/ Firman Hidranto) (rudi.ariffianto@bisnis.co.id/ismail. fahmi@bisnis.co.id)
Oleh Rudi Ariffianto & Ismail Fahmi
Bisnis Indonesia

BaCa SeLeNgKaPnYa disini...

Jasa Marga tidak lagi ikut kelola tol dalam kota

BISNIS - Kamis, 21/06/2007

JAKARTA: PT Jasa Marga segera melepas 4,23% saham di PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) Tbk melalui mekanisme market placement dengan cara bookbuilding. PT Mandiri Sekuritas akan bertindak sebagai agen penjualan dalam divestasi lanjutan saham Jasa Marga di CMNP tersebut. Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga Okke Merlina mengatakan langkah divestasi itu bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan BUMN operator jalan itu."Kami sedang fokus menggarap tiga ruas tol yaitu Bogor Ring Road, Semarang-Solo dan Gempol-Pasuruan. Divestasi tersebut diharapkan bisa membantu permodalan kami," ujarnya kepada Bisnis, tadi malam.Pengembangan ruas-ruas baru tersebut, ujar Okke, diharapkan dapat meningkatkan networth Jasa Marga dan berdampak positif bagi proses rencana penawaran umum perdana saham Jasa Marga di pasar yang saat ini sedang digarap. Total panjang tiga ruas tol tersebut mencapai 120 km dengan kebutuhan investasi Rp60 miliar-Rp70 miliar per km.Dengan rencana penjualan 4,23% saham itu, maka Jasa Marga sama sekali tidak memiliki lagi kepemilikan saham di CMNP yang mengelola ruas tol Cawang-Tanjung Priok-Pluit. Oke tidak bersedia menyebutkan berapa target dana yang bisa diraup Jasa Marga atas penjualan saham tersebut. Tahun lalu, Jasa Marga melepas 17,79% saham mereka di CMNP di pasar dengan harga Rp1.770 per lembar.Pada penutupan pasar kemarin, harga saham CMNP tercatat Rp2.775 per lembar dengan harga tertinggi Rp2.800 dan terendah Rp2.750. Pada perdagangan sebelumnya, saham CMNP sempat menembus harga Rp3.000 per lembar.Sistem bagi hasilJasa Marga dan CMNP merupakan operator yang mengelola ruas dalam kota Jakarta secara bersama-sama dengan sistem bagi hasil.BUMN tol itu mengelola ruas Cawang-Tomang-Pluit, sedangkan CMNP mengurus Cawang-Tanjung Priok-Pluit.Dalam beberapa bulan terakhir ini, Jasa Marga banyak melakukan aksi korporasi. Selain melepas sahamnya di CMNP pada akhir tahun lalu, operator tol tersebut juga menerbitkan obligasi. Semua aksi korporasi itu terkait dengan rencana pembangunan beberapa ruas tol baru. Pemerintah pun berencana melepas maksimum 30% saham Jasa Marga ke pasar pada Oktober. Jadwal tersebut mundur tiga bulan dari rencana semula karena terkendala persoalan teknis seperti belum adanya konsultan hukum internasional. Penawaran perdana saham itu ditargetkan mampu meraup Rp2 triliun-Rp2,5 triliun.Saat ini, Jasa Marga telah membangun dan mengoperasikan jalan tol sepanjang 465,55 km dari total ruas jalan tol 599 km yang ada di negara ini, atau setara dengan 78%. Selama lima tahun terakhir, sejak 2002, pertumbuhan aset Jasa Marga didanai dari utang jangka panjang. Sejak 2002, jumlah utang Jasa Marga meningkat berturut-turut dari Rp3,30 triliun, Rp4,29 triliun, Rp6,16 triliun, Rp7,74 triliun dan Rp7,87 triliun. Namun, peningkatan utang ini terus diimbangi kemampuan mencetak laba bersih sejak 2002-2006. Selama lima tahun terakhir, laba bersih Jasa Marga tercatat Rp146 miliar (2002), Rp233 miliar (2003), Rp231 miliar (2004), Rp308 miliar (2005), dan Rp463 miliar (2006).
(eries.adlin@bisnis.co.id)
Oleh Sutan Eries Adlin
Bisnis Indonesia

BaCa SeLeNgKaPnYa disini...

Sumber pendanaan INSW belum jelas

BISNIS - Kamis, 21/06/2007

JAKARTA: Pelaksanaan Indonesia National Single Window (INSW) di Pelabuhan Tanjung Priok yang dijadwalkan dimulai pada Desember 2007 masih tergantung dari pendanaan sistem tersebut. Edy Putra Irawady, Sekretaris Tim Persiapan INSW, mengatakan pengembangan INSW diperkirakan membutuhkan anggaran antara Rp500 miliar dan Rp600 miliar. Jumlah tersebut di luar biaya operasional dan pemeliharaan yang akan dibebankan ke pengguna."Sejauh ini kita sudah punya tiga opsi yang akan dimintakan [keputusan] kepada menteri keuangan dan menteri lain," kata dia kepada pers dalam acara coffee morning di Depkeu, kemarin.INSW merupakan sistem terpadu untuk mempercepat pengurusan dokumen ekspor dan impor.Edy yang juga Deputi Bidang Koordinasi Industri dan Perdagangan itu menjelaskan opsi pertama adalah pendanaan melalui anggaran yang akan disisipkan di dalam pengajuan APBN-P 2007. Kedua, pengalihan pekerjaan (outsourcing) kepada pihak lain dan ketiga, kemitraan sektor swasta.Kendala opsi pertama ini, jelas dia, terkait dengan sempitnya batas waktu persiapan administrasi untuk pengajuan APBN-P, yaitu pada Agustus 2007. "Hampir agak sulit [pendanaan melalui anggaran]. Tapi untungnya saya punya bos menteri keuangan, sehingga itu mungkin saja diajukan."Untuk opsi pendanaan melalui outsourcing, lanjut Edy, memiliki kelemahan dari sisi keamanan data dan transaksi. Atas dasar itu, pemerintah tetap harus berhati-hati meskipun sudah ada perusahaan asing yang bersedia menjadi pelaksana INSW secara outsourcing. Namun, dia tidak menyebut nama perusahaan asing yang dimaksud.Sementara itu, opsi ketiga menghendaki kerja sama dengan sektor swasta. Tetapi, Edy berharap bila opsi ini yang dipilih maka pengawasan INSW harus tetap berada di tangan negara. Hal ini diperlukan demi membela kepentingan pengguna sehingga pemerintah berhak menyetop kenaikan tarif yang mungkin terjadi kemudian.
(aprilian. hermawan@bisnis.co.id)
Oleh Aprilian Hermawan
Bisnis Indonesia

BaCa SeLeNgKaPnYa disini...

'Interpelasi Lumpur Jangan Maju-mundur karena Uang'

REPUBLIKA - Kamis, 21 Juni 2007

Golkar masih menganalisa perlu tidaknya interpelasi kasus lumpur Lapindo.

JAKARTA --- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU, KH Hasyim Muzadi, menyayangkan bila ada fraksi di DPR yang bersikap plin-plan dengan menarik dukungan interpelasi kasus lumpur Lapindo. Di pihak lain, PDIP membantah telah menarik dukungan terhadap penggunaan hak DPR meminta penjelasan dan bertanya kepada pemerintah, atas insiden semburan lumpur yang penanganan korbannya berlarut-larut itu.
''Harapan bahwa negara sebagai pelindung rakyat, sudah pupus. Sayang kalau interpelasi juga tidak jadi hanya karena pengusungnya maju-mundur oleh urusan duit, sementara rakyat semakin kehilangan kepercayaan,'' kata Hasyim Muzadi, di Jakarta, Rabu (20/6).
Namun Hasyim mengingatkan, interpelasi jangan menjadi geger politik, melainkan semata-mata untuk mencari solusi penyelesaian lumpur Lapindo. Dia pun meminta Presiden jangan selalu curiga dengan interpelasi.
''Karena Presiden dan Wakil Presiden sudah tak sanggup, maka harus diselesaikan antara pemerintah dan DPR. Caranya bisa dengan konsensus, misalnya pergeseran APBN, dana talangan pemerintah, dan aturan bagaimana penyelesaian pemerintah dengan PT Lapindo Brantas Inc. Jadi, kalau Presiden mau, sebenarnya gampang,'' tutur Hasyim.
Tak cabut dukunganKetua Fraksi PDIP di DPR, Tjahjo Kumolo, membantah adanya rencana Dewan Pengurus Pusat (DPP) untuk menarik dukungan terhadap interpelasi lumpur Lapindo. Menurut pengurus teras DPP PDIP itu, informasi yang tayang dalam running text sebuah televisi swasta tersebut tidak benar.
''Bagi Fraksi PDIP tidak ada istilah mundur atau ditarik, bahkan DPP PDIP justru akan mempertegas sikap agar Presiden hadir memberikan penjelasan atas interpelasi itu,'' kata Tjahjo, kemarin.
Wakil Ketua DPR yang juga sesepuh PDIP, Soetardjo Soerjogoeritno, menguatkan bantahan Tjahjo. ''Saya tadi langsung telepon dia (Tjahjo) dan mengkonfirmasi, apa benar menarik dukungan? Lalu saya tanya, apa semua mau dihujat oleh rakyat? Ternyata tidak,'' ujarnya.
Menurut Wakil Ketua I Fraksi PDIP, Panda Nababan, yang dihubungi di Medan, mengatakan, informasi tarik dukungan itu juga dibantah Sekjen PDIP Pramono Anung Wibowo. ''Kata Pramono, itu dimanipulasi di running text. Tak ada instruksi mencabut (dukungan),'' katanya.
Panda menjelaskan, yang benar, ada pengarahan dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen Pramono Anung supaya semua unsur PDIP di DPR berhati-hati dalam interpelasi lumpur Lapindo itu. Kehati-hatian itu diperlukan, agar kerja keras kader PDIP tidak dijadikan alat kepentingan fraksi lain.
Jacobus Mayong Padang dari PDIP, juga menegaskan, keseriusan pengusung interpelasi Lapindo tidak bisa diragukan, apalagi ini menyangkut masalah kemanusiaan. ''Saya bersama teman-teman sudah memperjuangkan sejak awal agar nuansa politik interpelasi Lapindo tidak menonjol,'' ujarnya.
Interpelasi Lapindo, Selasa (20/6), lolos di tingkat Rapat Paripurna DPR dan meminta Badan Musyawarah (Bamus) DPR membuat agenda pemanggilan Presiden. Interpelasi ini didukung oleh sekitar 150 orang dari mayoritas fraksi di DPR, termasuk di dalamnya 14 orang dari Fraksi Partai Golkar.
''Dukungan kami adalah sebagai hak indivisu. Secara lembaga, Partai Golkar sendiri masih menganalisa perlu tidaknya interpelasi itu,'' kata Yyddy, politisi muda dari partai yang dipimpin Wapres Jusuf Kalla itu. ( rto/wed/eye )

BaCa SeLeNgKaPnYa disini...

Praperadilan Terhadap Kapolri akan Didaftarkan Jumat

REPUBLIKA - Kamis, 21 Juni 2007

JAKARTA -- Pengajuan praperadilan terhadap Kapolri, Jenderal Sutanto, batal diajukan ke PN Jaksel, kemarin. Tim kuasa hukum keluarga Yusron Mahmudi alias Ainul Bahri --Polri menetapkannya sebagai tersangka teroris dengan sebutan Abu Dujana-- baru akan mendaftarkan praperadilan tersebut pada Jumat (22/6).
''Pendaftaran ditunda karena kami harus memperbaiki materi gugatan praperadilan,'' kata anggota tim kuasa hukum Yusron, Qadhar Faisal Ruskanda, Rabu (21/6) di Jakarta.
Perbaikan materi itu di antaranya terkait hasil observasi saksi dalam penangkapan Yusron di Banyumas, Jateng, Sabtu (9/6) lalu. Namun, Qadhar membantah perbaikan materi praperadilan itu dilakukan setelah Polri memfasilitasi pertemuan keluarga Yusron di Yogyakarta, Selasa (19/6) malam.
Jalur hukum ditempuh, karena penangkapan Yusron dinilai melanggar HAM. Keterangan salah satu anak Yusron menguatkan hal tersebut. ''Menangkap orang kok di depan anaknya. Ia dalam posisi tidak melawan, tidak lari, posisi jongkok, dan tangan di atas kepala,'' kata Qadhar.
Penangkapan Yusron, kata anggota tim advokasi Forum Umat Islam, Munarman, sudah memenuhi kategori pelanggaran HAM berat. Perbuatan anggota Densus 88 Antiteror yang menembak Yusron melanggar pasal 9 UU No 26/2000 karena ada rencana sistematis untuk menyiksa dan menganiaya orang, serangan ditujukan ke penduduk sipil, dan bentuk penyiksaannya adalah penembakan dan psikis supaya mengaku.
Dia juga menuding Polri melanggar UU No 5/1998 tentang konvensi antipenyiksaan dan UUD 1945 pasal 28 ayat 1 yang berbunyi: hak untuk tidak disiksa tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
Selama ini, katanya, perlakuan terhadap orang yang dituduh teroris disamakan dengan mereka yang dianggap komunis pada zaman Orba. ''Ini berarti, setiap yang dituduh teroris atau komunis boleh diperlakukan semena-mena.''
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Sisno Adiwinoto, meminta keinginan mempraperadilankan polisi terkait penembakan Yusron jangan sampai mengabaikan fokus penuntutan tindak pidana teroris. ''Praperadilan jangan diberi peluang, karena akan mengaburkan tindak pidana materiil yang dilakukan tersangka teroris.''
Ketua Komnas Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, menyatakan, kondisi psikologis tiga anak Yusron terguncang. "Sikap apriori mereka terhadap polisi harus diperbaiki.( dri/c52/ant )

BaCa SeLeNgKaPnYa disini...

Israel Memulai Agresi di Gaza

REPUBLIKA - Kamis, 21 Juni 2007

GAZA -- Situasi di Jalur Gaza makin panas setelah tank dan serdadu Israel menerobos masuk garis perbatasan Palestina sejauh satu kilometer. Israel juga menembakkan misil ke Gaza selatan. Kontak senjata sengit antara militer Israel dan pejuang Palestina pun tak terelakkan.
Tank-tank Israel memasuki wilayah Gaza melalui garis perbatasan Erez, Beit Hanoun -- tempat ratusan warga Gaza hendak menyeberang ke Israel dan Tepi Barat. Dalam bentrok senjata itu, Israel mengklaim telah menewaskan enam pejuang Palestina.
Sementara, juru bicara militer Israel melaporkan, seorang serdadunya terluka dalam serangan fajar di dekat perbatasan Kissufim. Agresi Israel ini merupakan kali pertama sejak Hamas menguasai wilayah Jalur Gaza.
Tak cuma di Jalur Gaza, Israel juga melakukan operasi militer di Tepi Barat. Dua pejuang Palestina, masing-masing dari Jihad Islam dan Fatah, tewas tertembak di Jenin. Militer Zionis juga menangkap 15 orang yang mereka yakini terlibat dalam penyerangan ke Israel dari Tepi Barat.
Petinggi Hamas dan Jihad Islam mengatakan, anggota mereka membalas serangan Israel yang melakukan agresi ke wilayah Gaza selatan, tak jauh dari Khan Younis. Berbeda dengan klaim Israel, Hamas mengaku hanya dua pejuang mereka yang tewas, seorang dari Jihad Islam, dan seorang lagi dari Komite Perlawanan Populer.
Hingga Rabu (20/6), ratusan warga Gaza masih menunggu di terowongan Erez untuk mendapatkan izin memasuki wilayah Israel atau Tepi Barat. Menhan Israel, Ehud Barak, memerintahkan militer mengizinkan sebagian mereka memasuki wilayahnya.
Tokoh senior Palestina, Saeb Erakat, mengatakan, sejauh ini Israel telah mengirim 55 warga Palestina ke rumah sakit mereka. Sejak Gaza memanas, Israel hanya mengizinkan orang-orang dengan kriteria khusus meninggalkan Gaza.
Mantan presiden AS, Jimmy Carter, meminta AS dan Uni Eropa tidak melakukan diskriminasi terhadap Hamas. Kebijakan itu hanya akan menjerumuskan rakyat Palestina ke konflik antara Hamas dan Fatah. ''Usaha membagi wilayah Palestina menjadi dua bagian adalah langkah yang salah,'' tegasnya.( ap/afp/lan )

BaCa SeLeNgKaPnYa disini...

Siksaan Batin Keluarga Caryati

REPUBLIKA - Kamis, 21 Juni 2007

Derita yang dialami duta devisa kita tampaknya tak pernah surut. Tidak terhitung lagi, berapa jumlah tenaga kerja wanita (TKW) yang meninggal, cacat hingga mengalami penyiksaan. Daftar kekejaman para majikan di negeri seberang itu tampaknya kian panjang setelah terkuak kasus penganiayaan yang dialami Caryati (media massa menyebut Ceriyati) yang nekat lari dari rumah majikannya dengan cara turun dari lantai 15 Apartemen Tamarind Sentul, Kuala Lumpur, Malaysia, Ahad lalu.
Aksi nekat wanita berusia 39 tahun asal Desa Kedungbokor, Kec Larangan, Brebes, Jateng, itu tak hanya mengagetkan publik di Malaysia, tapi juga di Indonesia. Ibu beranak dua itu keluar dari rumah majikannya, Michael Tsen dan Ivone Siew, dengan kain yang dirangkai menjadi tali. Sedianya, dengan kain itu dia hendak turun untuk melarikan diri. Namun, kenekatan itu berhenti di lantai 12 setelah Caryati merasa ketakutan berada di ketinggian. Dia kemudian diambil oleh regu penyelamat.
Di Brebes, aksi Caryati juga tak hanya mencengangkan tapi juga menimbulkan rasa iba. Warga Kedungbokor yang menyaksikan tayangan televisi umumnya merasa kasihan setelah melihat wajah tetangganya yang babak belur disiksa majikannya. ''Kalau di sini yang ada kejadian seperti itu, barangkali orangnya sudah dibakar hidup-hidup,'' ungkap Kasno (43 tahun) tetangga Ridwan (suami Caryati) di RT 02 RW 07 Kedungbokor yang gemas melihat kekejaman kedua majikan tersebut.
Ridwan sendiri tak kalah shock menyaksikan penderitaan yang dialami istrinya selama merantau 5,5 bulan di Malaysia. ''Saya kira dia senang bekerja di sana, tidak tahunya dia jadi bulan-bulanan penyiksaan majikan. Kalau tahu begini jadinya, saya menyesal dulu mengizinkan Caryati berangkat ke Malaysia,'' tutur Ridwan (39 tahun).
Lelaki yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani itu mengakui sejak istrinya jadi berita di televisi dan koran, dua buah hatinya, yakni Ade Nuriman (15 tahun) dan Anggun Wiyana Rizki (5 tahun), selalu menangis. Mereka menanyakan kapan ibunya pulang. Bahkan, belakangan ini Anggun selalu terjaga dari tidurnya dan memanggil nama ibunya. ''Saya kasihan melihat anak-anak, jadi ikut shock,'' ungkap Ridwan. Anggun pun tidak bisa berkata panjang lebar saat diminta komentar soal nasib naas yang menimpa ibunya. Dia hanya berkata pendek ''Mak, cepat pulang.'' Tak lama kemudian gadis kecil inipun menangis. Kata-kata itu seolah mewakili keriduan yang sangat mendalam terhadap ibunya.
Kepergian Caryati ke Malaysia diakui Ridwan sudah atas persetujuannya. Istrinya itu ingin bekerja di luar negeri demi mendapatkan upah yang besar. Ridwan yakin, jika gaji yang diterima istrinya itu besar, keadaan ekonomi rumah tangganya akan berubah pula. Selama ini, keluarga tersebut memang hidup dengan kondisi ekonomi yang bisa dibilang pas-pasan. Pemikiran inilah yang mendorong wanita yang hanya lulus SD itu hingga bersedia menjadi TKW.
Sebelumnya, suami istri tersebut memang hanya bekerja sebagai buruh tani dengan upah antara Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu per hari. ''Pendidikan istri saya cuma SD, jadi tidak mungkin dapat pekerjaan yang enak dan gaji yang besar. Kalau jadi TKW sangat mungkin karena ada beberapa tetangga di sini yang pendidikannya SD, sekarang malah kaya raya setelah kerja di Malaysia,'' cerita Ridwan. Kebetulan, para tetangga Ridwan yang berangkat menjadi TKW di luar negeri memang nasibnya tidak semalang Caryati.
Selain sedih dengan keadaan ekonomi rumah tangga, kata Ridwan, istrinya juga ingin membahagiakan kedua anaknya. Apalagi Ade yang mengalami cacat fisik sejak lahir, hanya mampu sekolah hingga kelas tiga SD.
Sementara anaknya yang bungsu sedang persiapan masuk TK. Agar anak-anaknya bisa sekolah, pasangan suami istri tersebut meyakini dirinya perlu mempersiapkan banyak dana. Kenyataan itu juga yang membangkitkan semangat Caryati untuk mengabdi sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di Malaysia.
Setelah hatinya mantap, menurut Ridwan, Caryati kemudian menemui Dasuki yang dikenal sebagai calo tenaga kerja. Dasuki lalu mengontak perusahaan di Jakarta yang bersedia memberangkatkan Caryati ke Malaysia. Menurut Ridwan, pada Desember 2006 lalu istrinya berangkat melalui perusahaan pengerah jasa tenaga kerja, PT Sumber Kencana Sejahtera (SKS) yang berkedudukan di Jakarta. Waktu itu, Caryati dijanjikan menerima gaji sebesar Rp 1,6 juta per bulan dan sudah dikontrak selama dua tahun.
Rupanya, janji yang diberikan kepada Caryati itu hanya tinggal janji. Pada bulan pertama hingga bulan ketiga, Caryati tak pernah mengirim kabar ke rumahnya di Brebes. Selain tidak pernah mengirim surat, gaji bulanan juga tak pernah diterima keluarganya di kampung. Alhasil, selama tiga bulan Ridwan mengaku hanya dihantui berbagai pertanyaan. Setiap kali bayangan buruk muncul atas istrinya, ia langsung menepisnya. Tapi, 5,5 bulan kemudian bayangan buruk itu pun menjadi kenyataan, dan Ridwan tak bisa menepisnya.
Dalam tayangan di televisi, Caryati mengisahkan kekejaman yang dilakukan kedua majikannya. Mereka sering menyiksanya tanpa sebab. Tamparan, pukulan hingga cekikan menjadi santapan Caryati setiap hari. Sebagian wajah wanita ini tampak lebam-lebam bekas penyiksaan. Ia juga mengaku disuruh bekerja selama 20 jam dan hanya diberi makan sekali. Jika ia melakukan kesalahan, majikannya hanya memberi roti dan baru tiga hari kemudian diberi nasi.
''Saya meminta pemerintah menuntut majikan tersebut agar segera diadili dan dihukum seberat-beratnya. Tindakannya sudah berada di luar batas kemanusiaan,'' kata Ridwan penuh emosi. Selain itu, ia juga berharap pemerintah membantu kepulangan istrinya, sekaligus menjamin hak-hak yang belum diterima agar diperjuangkan.
''Kalau sudah pulang saya akan merawat dia, dan tidak perlu lagi bekerja di luar negeri. Saya tidak akan mengizinkan lagi, ini yang pertama dan terakhir,'' kata ridwan menegaskan. (wab )

BaCa SeLeNgKaPnYa disini...

Pemerintah Tanggung Biaya Ceriyati

REPUBLIKA - Kamis, 21 Juni 2007 8:10:00

JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku prihatin atas kasus penyiksaan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, Ceriyati (di kawasan pantura nama Ceriyati biasanya dilafalkan dengan Caryati) binti Dapin (34 tahun). Presiden minta agar Kedubes RI (KBRI) di Malaysia memberi perlindungan hukum sepenuhnya.
''Semua biaya perlindungan hukum ditanggung Pemerintah Indonesia,'' kata jubir Presiden, Dino Patti Djalal, Rabu (20/6) di Jakarta. SBY, kata Dino, berharap pengawasan di lapangan terhadap para TKI di Malaysia lebih ditingkatkan. Apalagi, RI dan Malaysia telah menandatangani perjanjian kerja sama (MoU) soal pembantu rumah tangga ini beberapa waktu lalu.
KBRI saat ini masih menangani 30 kasus penyiksaan pembantu rumah tangga mirip kasus Ceriyati. Presiden, kata Dino, minta Malaysia tidak menangani kasus hukum Ceriyati ini terlalu lama, seperti halnya kasus Nirmala Bonat --TKW asal NTB yang juga disiksa majikannya-- yang mengambang hampir tiga tahun.
Penanganan hukum secara cepat dan baik, lanjut Dino, akan membuat kondisi psikologis TKI yang bekerja di Malaysia tetap nyaman. ''Kalau ada kasus, hak mereka terjamin karena Pemerintah Indonesia dan Malaysia memberi perlindungan hukum.'' Jumlah TKI di Malaysia saat ini mencapai 1,3 juta orang. Sebanyak 300 ribu orang bekerja di sektor informal.
Kemarin, suami Ceriyati, Ridwan, mendatangi Kedubes Malaysia di Jakarta. Ridwan diterima Wakil Dubes Malaysia, Abdul Aziz. Ridwan, didampingi anaknya, Ade Nuriman (15 tahun), dan Anggun Wiyana Rizki (5 tahun).
Dia mengaku kecewa atas pernyataan kedutaan bahwa kejadian serupa bisa terjadi di manapun, termasuk di Malaysia. ''Ini bukanlah hal biasa, tapi kasus yang berat,'' katanya. Ridwan menginginkan agar majikan Ceriyati diberi hukuman setimpal. ''Saya akan berjuang sampai tuntas,'' tegas dia.
Direktur Migrant Care, Anis Hidayah, yang turut mendampingi Ridwan menemui wakil Dubes Malaysia, mengatakan, tidak ada hasil konkret dari pertemuan itu. ''Mereka hanya sebatas simpati,'' kata Anis. Pihak kedutaan akan menjadikan kasus tersebut sebagai bekal memperbaiki nota kesepakatan bilateral Indonesia dan Malaysia.
Sementara itu, Kepala Polisi Sentul, Kuala Lumpur, Asisten Komisaris K Kumaran, mengatakan, penahanan majikan Ceriyati, Ivone Siew (35 tahun), di kantor polisi Wangsa Maju, Kuala Lumpur, hanya memakan waktu seminggu untuk proses dakwaan. Siew akan dikenai pasal 324 mengenai pidana penyiksaan.
Terharu Bertemu Penyelamatnya
KUALA LUMPUR -- Ceriyati dan K Balasupramaniam, sang penyelamat, saling berpelukan saat keduanya bertemu, setelah drama penyelamatan yang menghebohkan dunia, Ahad (17/6) lalu. Mereka melakukannya tanpa menunggu kehadiran Wakil Dubes RI, AM Fachir.
''Kamu kelihatan ceria dan nama kamu juga Ceriyati, makanya saya memberi bunga,'' kata Balasupramaniam, di KBRI Kuala Lumpur, Rabu (20/6).
''Bang, saya mengucapkan terima kasih karena Abang telah menolong saya,'' kata Ceriyati terharu.
Kepada wartawan Jakarta serta para pejabat dan staf KBRI, Balasupramaniam menceritakan, ketika sedang latihan di dekat apartemen Tamarind, ia mendapatkan panggilan untuk membantu orang yang dikatakan ingin bunuh diri.
''Tapi ketika saya sudah dekat, dan melihat langsung mukanya merah-merah seperti habis dipukuli, barulah saya sadar orang ini (Ceriyati) ingin melarikan diri, maka saya langsung menyelamatkannya,'' kata Balasupramaniam. Anggota tim pemadam kebakaran Malaysia ini pernah menolong korban tsunami di Aceh.( ant/c51 )

BaCa SeLeNgKaPnYa disini...

Listrik Jawa Terancam Padam

KOMPAS - Kamis, 21 Juni 2007

Banyak Gangguan Pembangkit, Industri Diimbau Mengurangi Pemakaian Daya

Jakarta, Kompas - Akibat kerusakan sejumlah pembangkit listrik, sistem Jawa-Bali, Rabu (20/6), kekurangan daya 200 megawatt. Jika masalah pasokan bahan bakar untuk pembangkit Muara Tawar, Bekasi, tidak teratasi, kekurangan daya makin parah, bisa mencapai 500 MW.
Kalau kondisi itu terjadi, kemungkinan besar PT PLN akan melakukan pemadaman saat beban puncak pada hari Kamis ini untuk beberapa wilayah Jawa.
Semalam, dengan kondisi defisit 200 megawatt (MW), pemadaman bisa dihindari karena sistem Jawa-Bali dioperasikan di bawah standar. Tegangan listrik diturunkan.
General Manager Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa- Bali Muljo Adji, kemarin, mengemukakan, terjadi defisit daya cukup besar menyusul gangguan operasional lima pembangkit. Meskipun demikian, ia menjanjikan PLN berusaha mengoptimalkan pengaturan beban tanpa pemadaman dengan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap dan beberapa unit Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Tawar.
Kelima pembangkit yang mengalami gangguan itu adalah PLTU Paiton Unit 7 yang berkapasitas 660 MW, PLTU Cilacap Unit 2 (300 MW), PLTGU Cilegon (740 MW), PLTGU Muara Tawar 6 x 140 MW, dan PLTU Suralaya unit 5, 6, dan 7.
Paiton 7 yang dioperasikan Paiton Energy Company rusak pada sistem pendingin turbin. Paiton yang rusak sejak minggu lalu diperkirakan baru beroperasi lagi pada Sabtu mendatang.
PLTU Cilacap yang dioperasikan PT Sumber Segara Primadaya juga terganggu. Surutnya air laut memengaruhi sistem pendingin pembangkit. Akibatnya, dari dua unit pembangkit yang masing-masing berkapasitas 300 MW, Cilacap Unit 2 sudah tidak bisa beroperasi sejak 13 Juni.
Sebelumnya, Selasa, aktivitas PLTU Suralaya unit 5, 6, dan 7 sempat berhenti karena karet ban berjalan untuk memasukkan batu bara ke tungku putus.
Direktur Produksi PT Indonesia Power Achmad Sadikin mengatakan, tiga unit pembangkit yang masing-masing berkapasitas 600 MW itu baru dioperasikan lagi semalam dengan pembebanan hanya setengah dari kapasitas. PLTU Suralaya dengan kapasitas 3.400 MW yang dioperasikan anak perusahaan PT PLN adalah kompleks pembangkit terbesar di Jawa. Sebagian besar unit PLTU itu berusia lebih dari 20 tahun.
Diakui Sadikin, kerusakan-kerusakan serupa yang mengganggu operasional kompleks pembangkit terbesar di Jawa itu, kerap terjadi. "Kondisinya menjadi sangat mengganggu saat ada gangguan di unit pembangkit besar lainnya," ujar Sadikin.
Lain lagi nasib PLTGU Cilegon. Pembangkit ini baru 9 bulan beroperasi, namun daya listrik yang dihasilkan tidak pernah lebih dari 100 MW akibat pasokan gas dari China National Offshore Oil Corp (CNOOC) sebagai produsen tidak pernah mencapai komitmen. Berdasarkan kontrak, PLTGU Cilegon seharusnya mendapat pasokan gas 85 juta-125 juta kaki kubik per hari. Namun, realisasi pasokan hanya sekitar 40 juta kaki kubik per hari.
PLTGU Cilegon akhirnya benar-benar berhenti beroperasi sejak Kamis pekan lalu, menyusul upaya perbaikan fasilitas produksi gas oleh CNOOC. PLTGU Cilegon diperkirakan tak beroperasi selama 10 hari sampai 2 minggu.
Di tengah kerusakan dan gangguan beruntun di sejumlah pembangkit, defisit cadangan daya di sistem Jawa-Bali bertambah parah karena terhambatnya proses pembongkaran bahan bakar minyak (BBM) di PLTGU Muara Tawar. Muljo mengatakan, pompa BBM di kapal pengangkut rusak. Akibatnya, seluruh minyak solar yang seharusnya bisa dialirkan dari kapal ke tangki timbun, kemarin, tertahan. Sementara stok minyak solar untuk enam unit pembangkit di PLTGU Muara Tawar hanya cukup untuk sampai Rabu kemarin.
"Kami sedang menunggu kapal pengganti. Kalau masuknya baru Kamis pagi, berarti Muara Tawar tidak bisa diharapkan untuk beroperasi sebelum waktu beban puncak," kata Muljo kemarin.
Ia memperkirakan, defisit daya listrik pada Kamis ini akan mencapai 500 MW. Dengan defisit sebesar itu, kemungkinan PLN harus memadamkan listrik di beberapa wilayah di Jawa.
Ia mengimbau konsumen listrik, terutama pelanggan-pelanggan besar, untuk mengurangi pemakaian saat beban puncak hari ini. "Industri-industri yang punya sumber listrik sendiri, seperti PT Krakatau Steel, diminta untuk tidak mengambil daya dari PLN dan menggunakan pembangkitnya sendiri," ujar Muljo.
Tambah bahan bakar
Kepala Divisi BBM PT Pertamina Djaelani Sutomo mengatakan, PLN telah mengajukan penambahan BBM untuk menutupi kekurangan suplai bahan bakar gas. Di wilayah Jawa Barat dan Banten, PLN meminta tambahan BBM untuk PLTGU Muara Tawar. Pasokan BBM untuk Muara Tawar yang biasanya hanya sekitar 80.000 kiloliter (kl) per bulan dinaikkan menjadi 110.000 kl. Hal itu untuk mengimbangi defisit tenaga listrik sekitar 100 MW akibat tak beroperasinya PLTGU Cilegon. Pemakaian BBM Muara Tawar yang normalnya sekitar 3.000 kl naik menjadi 5.000 kl.
Untuk wilayah Jatim, PLN meminta tambahan pasokan untuk PLTGU Gresik sebanyak 130.000 kl. Tambahan itu diperlukan karena pascaledakan pipa gas Pertamina di Sidoarjo, sebagian gas PLTGU Gresik dialihkan ke PT Petrokimia Gresik. PLN juga menambah pasokan untuk PLTGU Grati sebanyak 10.000 kl.
Direktur Utama PT PLN Eddie Widiono membantah bahwa pembangkit-pembangkit PLN tidak beroperasi sebagaimana seharusnya. "Pembangkit yang terganggu kan yang dioperasikan swasta. Paiton itu swasta, Cilacap juga," kata Eddie.
Menurut dia, masuknya pembangkit baru, seperti PLTU Tanjung Jati B maupun PLTU Cilacap, memang tidak mampu mengimbangi pertumbuhan pemakaian listrik. Berdasarkan data PLN, kapasitas daya terpasang pembangkit listrik di Jawa-Bali sekitar 22.500 MW. Sekitar 9.600 MW dioperasikan swasta.
Terkait kondisi kelistrikan yang belum ada perbaikan, Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi J Purwono mengatakan, kelistrikan di Jawa akan semakin baik setelah 2009. "Kalau proyek percepatan kelistrikan 10.000 MW mulai masuk, kondisinya bisa lebih baik," kata Purwono. (DOT)

BaCa SeLeNgKaPnYa disini...

Ekspedisi Bengawan Solo: Manajemen Sungai Sangat Penting

KOMPAS - Kamis, 21 Juni 2007

Gresik, Kompas - Sungai sesungguhnya berpotensi besar asalkan dikelola dengan teknologi yang baik. Oleh karena itu, Ekspedisi Bengawan Solo Kompas 2007 diharapkan menimbulkan kecintaan pada sungai. Harapan itu dapat terwujud dengan manajemen sungai yang baik.
Pemimpin Redaksi Harian Kompas Suryopratomo dalam penutupan Ekspedisi Bengawan Solo Kompas 2007 mengatakan, dengan manajemen yang baik sungai dapat dioptimalkan untuk menghasilkan listrik, mengendalikan banjir, dan menjadi sarana transportasi. Dengan demikian, sungai benar-benar menjadi pusat peradaban, baik dari sisi ekologi, ekonomi, politik, maupun budaya.
Hari Rabu (20/6) kemarin, Tim Ekspedisi Bengawan Solo Kompas 2007 mengakhiri penyusuran sungai terpanjang di Pulau Jawa itu. Penutupan ekspedisi dihadiri Komandan Pangkalan Marinir Surabaya Kolonel (Mar) Yuniar Ludfi dan General Manager Humas Kompas Gramedia Nugroho F Yudho.
Dalam acara yang sama, Direktur Proyek Jababeka Botanical Garden Eka Budianta mengharapkan Ekspedisi Bengawan Solo Kompas 2007 menjadi titik tolak kecintaan masyarakat terhadap sungai. Dengan kecintaan itu, masyarakat dapat mengelola sungai di negerinya.
Ekspedisi Bengawan Solo Kompas 2007 berlangsung mulai 5 Juni hingga 20 Juni. Dalam kegiatan itu, Tim Ekspedisi mengarungi Bengawan Solo dari hulunya di Desa Jeblogan, Kecamatan Karang Tengah, Wonogiri, Jawa Tengah. Pada hari terakhir, Tim Ekspedisi mencapai muara Bengawan Solo di Ujung Pangkah, Gresik, Jawa Timur, yang berjarak 548,53 kilometer dari hulu.
Pengarungan sungai dilakukan dengan menggunakan dua perahu karet yang dikendalikan empat anggota Pangkalan Marinir Surabaya. Dalam penelusuran itu, Tim Kompas disertai tiga anggota mahasiswa pencinta alam Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta peneliti dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo dan Universitas Negeri Malang.
Pengajar Fakultas Pertanian UNS, Robby Sudaryanto, yang mendampingi Tim Ekspedisi, mengatakan, Bengawan Solo bisa dibagi tiga, yaitu bagian hulu, bagian tengah, dan bagian hilir.
Persoalan Bengawan Solo di bagian hulu adalah kerusakan daerah tangkapan air. Di bagian hulu, sedimentasi juga sudah terlihat dengan jelas, bahkan sebelum areal Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri. Sedimentasi itu terjadi di sepanjang pinggiran sungai yang justru menimbulkan lahan baru sehingga dijadikan areal pertanian baru oleh masyarakat.
Di bagian tengah, kerusakan sungai disebabkan erosi, sedimentasi, dan pencemaran limbah pabrik. Endapan terjadi di sungai karena tebing sungai diolah sehingga saat musim kemarau mudah tererosi.
Menurut Robby, erosi disebabkan kerusakan di daerah tangkapan air di hulu sungai. Peran pengolahan tebing sungai menjadi ladang pasang surut juga tidak kalah dalam mempercepat erosi dan kerusakan Bengawan Solo. "Seharusnya tebing sungai ditanami rumput, seperti rumput gajah dan alang-alang. Sebagai penahan di bagian dalam setelah rumput, pohon bambu juga efektif menahan erosi. Rumput ini dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Ironisnya, rumput malah dihilangkan dan diganti dengan lahan pertanian," kata Robby.
Sementara di muara, masalah yang terjadi adalah pendangkalan dan kerusakan vegetasi mangrove yang seharusnya menjadi tempat pemijahan ikan dan biota laut serta pencegah abrasi," tutur Robby.
Dari sisi sejarah, arkeolog pada Jurusan Sejarah Universitas Negeri Malang Dwi Cahyono memaparkan, Bengawan Solo terbukti tidak hanya menjadi sumber ekonomi masyarakat yang tinggal di tepiannya, tetapi juga terkait politik, religi, transportasi, dan komunikasi.
"Bengawan Solo seperti benang panjang yang merajut dinamika sejarah di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta melintasi beberapa masa," kata Dwi kemarin.
Bukti bahwa tepi Bengawan Solo digunakan masyarakat prasejarah, antara lain, ditemukan di sekitar Trinil, Ngawi, Jawa Timur, dan Kecamatan Sambungmacan, Sragen, Jawa Tengah.
Penggunaan sungai, yang terbentang dari Jawa Tengah sampai Jawa Timur, itu sebagai sarana transportasi, sebagaimana disebutkan dalam dokumen-dokumen sejarah, juga terbukti dengan ditemukan beberapa penyeberangan dan pelabuhan lama (lawas). Jadi, kata Dwi, sungai yang dalam dokumen sejarah disebut sebagai Ciwaluyu atau Bengawan Semanggi ini adalah nadi pira pradesa atau urat nadi kehidupan masyarakat.
Harapan agar Bengawan Solo tetap sebagai sumber kehidupan bisa terwujud bila semua pihak bertanggung jawab mengelolanya. (INA/GSA/CAL/ACI/SSD/BUR)

BaCa SeLeNgKaPnYa disini...

Kehidupan: Manusia Perahu Bengawan Solo

KOMPAS - Kamis, 21 Juni 2007

Nina Susilo

Umumnya penduduk pinggiran Bengawan Solo mencari ikan sekadarnya. Dalam sehari, paling dalam hitungan jam. Tapi, penduduk Desa Kabalan, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, bisa berhari-hari di sungai.
Para nelayan hidup dan tinggal di atas perahu sehingga populer disebut manusia perahu.
Hari Minggu (17/6) siang lalu, Basri menanak nasi liwet di atas anglo atau tungku di atas perahu. Tiga ekor ikan jendil dipanggang di atas bara api anglo. Itulah menu makan siang Basri.
Saat ditemui Tim Ekspedisi Bengawan Solo Kompas 2007, Basri tengah merapatkan perahunya di tepi Bengawan Solo, tepatnya di Dusun Pandanwangi, Kecamatan Suko, Kabupaten Tuban. Perahunya ditambatkan di tepian penuh lumpur.
Siang itu, sejumlah perahu jukung tengah merapat di tepi Bengawan Solo, terutama di sekitar Kabupaten Bojonegoro yang berbatasan dengan Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Perahu-perahu itu terlihat mencolok dan berbeda saat Tim Ekspedisi Bengawan Solo Kompas 2007 menyusuri kawasan tersebut.
Di bagian atas perahu terlihat rumah kecil terbuat dari anyaman bambu (gedek) beratap sirap. Ukuran rumah yang bisa dibongkar pasang itu kecil sekali, 1,5 meter x 0,9 meter. Bagi Basri (47), Kholik (50), dan Imam (24), misalnya, di tempat kecil itu justru ada denyut kehidupan sepanjang alur Bengawan Solo.
Di sepanjang Bengawan Solo bagian hilir, terutama yang masuk wilayah Jawa Timur, komunitas perahu-perahu lancip itu dikenal sebagai "manusia perahu". Manusia perahu ini dipastikan berasal dari satu desa, yaitu Kabalan, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro.
Di aliran sungai, yang membelah Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, itu boleh jadi hanya orang Kabalan yang punya tradisi mencari ikan di sungai itu dalam waktu yang lama. Warga dari daerah lain mencari ikan dalam hitungan jam.
"Manusia perahu" di Bengawan Solo menghabiskan hari-harinya di atas perahu kecil itu. Dengan menggunakan jala, jaring, atau setrum, rata-rata 10-15 hari mereka menyusuri Bengawan Solo, baik ke arah hulu maupun hilir, mengejar daerah yang diduga banyak ikan wader, jendil, bader, dan bengkik.
Dengan mesin berdaya 15 PK yang harganya Rp 2,5 juta-Rp 3 juta itu mereka menantang arus sungai ke arah hulu hingga ke Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, atau sejauh sekitar 100 kilometer. Ke bagian hilir mereka mencari ikan di sekitar Tuban dan Lamongan.
Dalam setiap perahu berukuran 7 meter x 0,9 meter itu, umumnya diawaki dua-tiga nelayan. Untuk hidup di perahu kecil yang harganya rata-rata Rp 2,5 juta itu selama belasan hari, mereka membekali diri dengan berbagai peralatan. Di perahu itu ada perlengkapan memasak, termasuk anglo kecil berbahan bakar kayu, cobek, dan panci.
Walau mudah menjumpai tempat untuk memasak di bantaran sungai, tetapi mereka lebih memilih memasak di atas perahu. "Mandek di mana, nempur teng mriku (berhenti di mana, beli beras di sana)," ujar Kholik, salah satu manusia perahu asal Dusun Kendal.
Walaupun di sepanjang tepian Bengawan Solo juga amat banyak ditemukan lokasi untuk istirahat kala malam hari, tetapi mereka lebih suka bermalam di atas perahu kecil mereka. Pada saat istirahat, mereka menepikan perahu di kampung-kampung yang ada di tepi sungai, menambatkan perahu di bawah pepohonan rindang.
Manusia perahu asal Kabalan itu juga tidak sepanjang tahun beraktivitas di perahunya. Hanya sedikit yang mencari ikan terus-menerus. Selebihnya amat bergantung pada musim. Pada umumnya, manusia perahu banyak bermunculan antara Agustus hingga September. Masa-masa itu merupakan akhir musim kemarau. Dari tepian Desa Kabalan, perahu-perahu kecil itu bertolak ke arah hulu seakan menantang arus Bengawan Solo.
Mencari ikan berhari-hari di sungai itu dilakukan warga Kabalan seusai menanam palawija di bantaran dan tebing sungai. Saat kemarau, mereka mencangkuli dan mengolah lahan-lahan di tebing sungai. Mereka menanam jagung, kacang, sayuran, dan lain-lain. Mereka memanfaatkan areal yang menyembul karena air sungai surut pada musim kemarau.
Menurut Kholik, ikan-ikan hasil tangkapan mereka dijual di sepanjang perjalanan. Di mana ada pusat keramaian, di situlah mereka menjual ikan-ikan tersebut. Jika ikan yang ditangkap banyak, Kholik membawa pulang uang bersih sebesar Rp 200.000, tetapi ada juga yang mendapatkan penghasilan lebih dari angka tersebut.
Padahal, biaya operasional untuk mencari ikan tidak sedikit. Contohnya, untuk mencari ikan di sekitar Bojonegoro hingga Cepu, Kholik mengaku memerlukan bahan bakar sedikitnya 40 liter untuk bolak-balik. Artinya, kalau lagi apes, dia cuma gigit jari. Karena itu, suami Siti Fatimah dan ayah empat anak ini harus tahu betul daerah-daerah yang banyak ikannya sehingga pulang ke rumah tidak dengan raut kusut.
Itu artinya antara Agustus dan September, para nelayan Kabalan harus bisa memanfaatkan waktu. Selepas bulan-bulan itu, ikan yang diperoleh tidak banyak, bahkan sangat riskan untuk melakoni manusia perahu. Memasuki Oktober, justru ancaman bagi nelayan Kabalan. Banjir mulai datang. Tidak mungkin bagi perahu kecil itu menembus arus deras banjir yang datang dari hulu. (BUR/SSD)

BaCa SeLeNgKaPnYa disini...

Silaturahmi antarpartai: Kader PDI-P dan Partai Golkar Dikonsolidasikan

KOMPAS - Kamis, 21 Juni 2007

Medan, Kompas - Ribuan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Golkar, Rabu (20/6), memenuhi Balai Tiara, Medan, Sumatera Utara. Kedua partai peraih suara terbanyak dalam Pemilihan Umum 2004 itu memantapkan langkah, mengonsolidasikan kadernya menuju Pemilihan Umum 2009.
Pertemuan itu digelar dengan nama "Silaturahmi Nasional Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)". Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDI-P Taufik Kiemas mengatakan, pertemuan itu dirancang selama hampir dua tahun. "Jika dijinjing berdua, rasanya akan lebih ringan dibanding dibawa sendiri," katanya.
Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Surya Paloh menambahkan, silaturahmi ini bukan hanya menuju Pemilu 2009, tetapi lebih panjang lagi, hingga dua atau tiga generasi. "Mulai hari ini antara Partai Golkar dan PDI-P terjadi kesepakatan saling asah, asuh, dan asih," katanya.
Sumut dipilih karena terkenal pluralis. Berbagai etnis ada di Sumut dan menjadi barometer persatuan Indonesia. Pada Pemilu 2009, PDI-P dan Golkar di Sumut diyakini akan memperoleh suara lebih dari 50 persen.
Surya mengatakan, jatuh bangunnya bangsa ini tidak terlepas dari tanggung jawab bersama Golkar dan PDI-P. Pengalaman empiris menunjukkan, keberlangsungan negara membutuhkan keadaan yang stabil. Indonesia punya pengalaman tahun 1967 hingga 1998, saat ada kestabilan politik, pembangunan bisa berlangsung meski kurang memberi ruang bagi demokrasi. Demokrasi bukan tujuan, melainkan sekadar cara untuk mencapai kesejahteraan rakyat. "Demokrasi tak ada gunanya jika tidak ada kesejahteraan," katanya.
Surya menegaskan, Golkar dan PDI-P merasa ikut bertanggung jawab atas maju atau mundurnya pembangunan bangsa ini. "Langkah konkret kami, koalisi. Tetapi, itu belum dilakukan," katanya.
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P Pramono Anung Wibowo menambahkan, kedua partai sepakat untuk mengawal prinsip negara kebangsaan yang pluralis.
"Koalisi ini bukan sekadar wacana, tetapi sudah pada tahap implementasi. Contohnya, dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banten dan DKI Jakarta, kami sepakat mengusung satu nama. Demi kepentingan berbangsa, PDI-P tidak melihat siapa yang tampil," ujarnya.
Partai lain untung
Pramono menuturkan pula, jika PDI-P dan Golkar bersaing, yang mendapat keuntungan adalah partai lain. "Itu yang terjadi. Ke depan, kami terus melakukan konsolidasi dengan tetap mengedepankan kepentingan berbangsa dan bernegara," ujarnya tanpa menyebut partai lain itu.
Silaturahmi ini akan dievaluasi dan dilanjutkan dengan yang kedua di Sumatera Selatan. Hadir dalam kesempatan itu, antara lain, Panda Nababan, Sabam Sirait, dan Tjahjo Kumolo dari PDI-P serta Priyo Budi Santoso, Burhanuddin Napitupulu, dan Syamsul Muarif dari Golkar.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDI-P Sumut Rudolf Pardede dan Ketua DPD Partai Golkar Sumut Ali Umri juga datang.
Surya menegaskan, silaturahmi ini tidak ada kaitan langsung dengan pemilihan gubernur Sumut. Namun, jika kedua partai menginginkannya, tak menutup kemungkinan adanya koalisi itu.
Meski bersama, massa kedua partai belum terlihat sepenuhnya menyatu. (wsi)

BaCa SeLeNgKaPnYa disini...

PJTKI Siap Bantu Pemulangan

KOMPAS - Kamis, 21 Juni 2007

Majikan Perempuan Ceriyati Sudah Ditahan Kepolisian Malaysia

Bekasi, Kompas - PT Sumber Kencana Sejahtera, perusahaan yang mengirim Ceriyati, menyatakan siap membantu memulangkan Ceriyati dari Kuala Lumpur ke Indonesia. PJTKI ini juga menyatakan siap membantu pengurusan hak-hak Ceriyati, termasuk klaim asuransi.
"Rencananya hari (Rabu) ini saya bertemu Ridwan (suami Ceriyati), tetapi informasi terakhir, Ridwan katanya masih di Jakarta karena dia diajak mendemo Kedubes Malaysia," kata Komisaris Utama PT Sumber Kencana Sejahtera Hendra Yuwono, Rabu (20/6).
Hendra juga mengaku sudah menghubungi Ridwan (39) untuk bersama-sama mengecek kondisi Ceriyati (34), yang sampai kemarin masih berada di Kuala Lumpur. Ia bahkan sudah menugaskan direktur Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI)- nya ke Kuala Lumpur untuk membantu Ceriyati.
Ceriyati berangkat Januari lalu. Untuk penempatan TKI asal Brebes, Jawa Tengah, ini PT Sumber Kencana Sejahtera bekerja sama dengan agen di Malaysia, Kemas Cerah Bhd.
Hendra mengatakan, pihaknya siap membantu memulangkan Ceriyati kepada keluarganya dan bersedia pula membantu mengantar Ceriyati ke Malaysia apabila dia dibutuhkan dalam persidangan terhadap majikannya.
Difasilitasi Migrant Care, Ridwan bersama dua anaknya, Ade Nuriman (15) dan Anggun Wiyana Rizki (5), kemarin mendatangi Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta untuk menyampaikan keinginannya bertemu Ceriyati segera. "Kami ingin bertemu dengannya," kata Ridwan seusai bertemu Wakil Duta Besar Malaysia Dato Zainal Abidin.
Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah, yang mendampingi Ridwan, mengungkapkan bahwa kedutaan menyatakan kasus Ceriyati tetap ditangani sesuai hukum, tetapi tidak bisa menjamin berapa lama proses berlangsung.
Sudah ditahan
Di Kuala Lumpur, harian The New Strait Times kemarin melaporkan, pihak kepolisian Malaysia telah menahan Ivone Siew (35), majikan Ceriyati binti Dapin yang berusaha melarikan diri melalui jendela dengan menggunakan tali dari sambungan potongan-potongan kain.
Kepala Kepolisian Distrik Kuala Lumpur K Kumaran menyebutkan, Ivone ditahan karena telah dengan sengaja mengurung dan melukai Ceriyati dengan alat- alat yang berbahaya.
Kepolisian hanya menahan Ivone karena pacarnya tidak terlibat. Menurut Ceriyati pun pacar majikannya tersebut justru sangat baik karena sering berusaha menghentikan perlakuan kasar Ivone.
Sebenarnya Ivone sudah minta maaf, Senin lalu, dan menawarkan penyelesaian secara kekeluargaan di luar pengadilan. (JON/COK/LUK/HAR/LAS/HAM)

BaCa SeLeNgKaPnYa disini...

Waspadai Sesar Aktif di Pulau Jawa

KOMPAS - Kamis, 21 Juni 2007

Jakarta, Kompas - Para peneliti dan pakar gempa meminta perhatian pemerintah terhadap sesar aktif di Pulau Jawa yang berpotensi menimbulkan bencana. Hal ini mengingat temuan mereka menunjukkan banyak sesar aktif melintasi kawasan berpenduduk padat di Jawa.
Pakar gempa Danny Hilman dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan, terdapat sejumlah sesar di Pulau Jawa, misalnya sesar yang membentang mulai dari Cilacap-Kuningan-Majalengka hingga Jakarta. Di Jakarta, jejak sesar menghilang karena tertutup tanah aluvial dari endapan sungai.
"Dari catatan Belanda, pada tahun 1699 Jakarta pernah diguncang gempa besar. Namun, datanya masih sangat sedikit, perlu diteliti lebih jauh," kata Danny di sela-sela workshop "Indonesia-Japan Research Collaboration on Natural Disasters" di Jakarta, Rabu (20/6).
Ketua Kelompok Keilmuan Geodesi Institut Teknologi Bandung Hasanuddin Z Abidin memetakan sesar aktif Cimandiri dan Lembang. Sesar Cimandiri terdapat mulai dari Palabuhan Ratu-Sukabumi-Cianjur hingga Padalarang. Sejarah gempa bumi di sesar ini tercatat cukup banyak, misalnya Palabuhan Ratu (1900), Cibadak (1973), Gandasoli (1982), Padalarang (1910), Tanjungsari (1972), Conggeang (1948), dan Sukabumi (2001).
Adapun Sesar Lembang berada sekitar 10 kilometer utara Bandung dengan panjang sesar yang terpetakan mencapai 22 kilometer. Gerakan tanah akibat terjadinya gerakan lempeng bumi di sesar ini sebesar 0,2-2,5 milimeter per tahun dengan siklus gempa bumi sekitar 500 tahun.
"Walaupun besaran gempa dan kapan terjadinya masih sulit diprediksi, diperlukan monitoring yang serius karena populasi penduduk di Sesar Lembang sangat tinggi, khususnya di Kota Bandung dan Lembang," katanya.
Kepala LIPI Umar Anggara Jenie mengatakan, saat ini LIPI dan Japan Society for the Promotion of Science (JSPS) intensif melakukan penelitian mengenai mitigasi bencana di Indonesia. "Jika sebelumnya banyak diteliti pantai-pantai selatan Sumatera, kini penelitian akan diperluas ke daerah lain di Indonesia, termasuk Pulau Jawa yang juga rawan gempa dan tsunami," ujarnya.
Deputi Menteri Negara Riset dan Teknologi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Idwan Suhardi mengemukakan, pemetaan sesar gempa di Pulau Jawa merupakan bagian dari mitigasi bencana yang seharusnya menjadi acuan pembangunan sebagaimana diamanatkan dalam UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. (AIK)

BaCa SeLeNgKaPnYa disini...