Thursday, June 21, 2007

Waspadai Sesar Aktif di Pulau Jawa

KOMPAS - Kamis, 21 Juni 2007

Jakarta, Kompas - Para peneliti dan pakar gempa meminta perhatian pemerintah terhadap sesar aktif di Pulau Jawa yang berpotensi menimbulkan bencana. Hal ini mengingat temuan mereka menunjukkan banyak sesar aktif melintasi kawasan berpenduduk padat di Jawa.
Pakar gempa Danny Hilman dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan, terdapat sejumlah sesar di Pulau Jawa, misalnya sesar yang membentang mulai dari Cilacap-Kuningan-Majalengka hingga Jakarta. Di Jakarta, jejak sesar menghilang karena tertutup tanah aluvial dari endapan sungai.
"Dari catatan Belanda, pada tahun 1699 Jakarta pernah diguncang gempa besar. Namun, datanya masih sangat sedikit, perlu diteliti lebih jauh," kata Danny di sela-sela workshop "Indonesia-Japan Research Collaboration on Natural Disasters" di Jakarta, Rabu (20/6).
Ketua Kelompok Keilmuan Geodesi Institut Teknologi Bandung Hasanuddin Z Abidin memetakan sesar aktif Cimandiri dan Lembang. Sesar Cimandiri terdapat mulai dari Palabuhan Ratu-Sukabumi-Cianjur hingga Padalarang. Sejarah gempa bumi di sesar ini tercatat cukup banyak, misalnya Palabuhan Ratu (1900), Cibadak (1973), Gandasoli (1982), Padalarang (1910), Tanjungsari (1972), Conggeang (1948), dan Sukabumi (2001).
Adapun Sesar Lembang berada sekitar 10 kilometer utara Bandung dengan panjang sesar yang terpetakan mencapai 22 kilometer. Gerakan tanah akibat terjadinya gerakan lempeng bumi di sesar ini sebesar 0,2-2,5 milimeter per tahun dengan siklus gempa bumi sekitar 500 tahun.
"Walaupun besaran gempa dan kapan terjadinya masih sulit diprediksi, diperlukan monitoring yang serius karena populasi penduduk di Sesar Lembang sangat tinggi, khususnya di Kota Bandung dan Lembang," katanya.
Kepala LIPI Umar Anggara Jenie mengatakan, saat ini LIPI dan Japan Society for the Promotion of Science (JSPS) intensif melakukan penelitian mengenai mitigasi bencana di Indonesia. "Jika sebelumnya banyak diteliti pantai-pantai selatan Sumatera, kini penelitian akan diperluas ke daerah lain di Indonesia, termasuk Pulau Jawa yang juga rawan gempa dan tsunami," ujarnya.
Deputi Menteri Negara Riset dan Teknologi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Idwan Suhardi mengemukakan, pemetaan sesar gempa di Pulau Jawa merupakan bagian dari mitigasi bencana yang seharusnya menjadi acuan pembangunan sebagaimana diamanatkan dalam UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. (AIK)

0 comments: