Thursday, June 21, 2007

Silaturahmi antarpartai: Kader PDI-P dan Partai Golkar Dikonsolidasikan

KOMPAS - Kamis, 21 Juni 2007

Medan, Kompas - Ribuan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Golkar, Rabu (20/6), memenuhi Balai Tiara, Medan, Sumatera Utara. Kedua partai peraih suara terbanyak dalam Pemilihan Umum 2004 itu memantapkan langkah, mengonsolidasikan kadernya menuju Pemilihan Umum 2009.
Pertemuan itu digelar dengan nama "Silaturahmi Nasional Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)". Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDI-P Taufik Kiemas mengatakan, pertemuan itu dirancang selama hampir dua tahun. "Jika dijinjing berdua, rasanya akan lebih ringan dibanding dibawa sendiri," katanya.
Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Surya Paloh menambahkan, silaturahmi ini bukan hanya menuju Pemilu 2009, tetapi lebih panjang lagi, hingga dua atau tiga generasi. "Mulai hari ini antara Partai Golkar dan PDI-P terjadi kesepakatan saling asah, asuh, dan asih," katanya.
Sumut dipilih karena terkenal pluralis. Berbagai etnis ada di Sumut dan menjadi barometer persatuan Indonesia. Pada Pemilu 2009, PDI-P dan Golkar di Sumut diyakini akan memperoleh suara lebih dari 50 persen.
Surya mengatakan, jatuh bangunnya bangsa ini tidak terlepas dari tanggung jawab bersama Golkar dan PDI-P. Pengalaman empiris menunjukkan, keberlangsungan negara membutuhkan keadaan yang stabil. Indonesia punya pengalaman tahun 1967 hingga 1998, saat ada kestabilan politik, pembangunan bisa berlangsung meski kurang memberi ruang bagi demokrasi. Demokrasi bukan tujuan, melainkan sekadar cara untuk mencapai kesejahteraan rakyat. "Demokrasi tak ada gunanya jika tidak ada kesejahteraan," katanya.
Surya menegaskan, Golkar dan PDI-P merasa ikut bertanggung jawab atas maju atau mundurnya pembangunan bangsa ini. "Langkah konkret kami, koalisi. Tetapi, itu belum dilakukan," katanya.
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P Pramono Anung Wibowo menambahkan, kedua partai sepakat untuk mengawal prinsip negara kebangsaan yang pluralis.
"Koalisi ini bukan sekadar wacana, tetapi sudah pada tahap implementasi. Contohnya, dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banten dan DKI Jakarta, kami sepakat mengusung satu nama. Demi kepentingan berbangsa, PDI-P tidak melihat siapa yang tampil," ujarnya.
Partai lain untung
Pramono menuturkan pula, jika PDI-P dan Golkar bersaing, yang mendapat keuntungan adalah partai lain. "Itu yang terjadi. Ke depan, kami terus melakukan konsolidasi dengan tetap mengedepankan kepentingan berbangsa dan bernegara," ujarnya tanpa menyebut partai lain itu.
Silaturahmi ini akan dievaluasi dan dilanjutkan dengan yang kedua di Sumatera Selatan. Hadir dalam kesempatan itu, antara lain, Panda Nababan, Sabam Sirait, dan Tjahjo Kumolo dari PDI-P serta Priyo Budi Santoso, Burhanuddin Napitupulu, dan Syamsul Muarif dari Golkar.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDI-P Sumut Rudolf Pardede dan Ketua DPD Partai Golkar Sumut Ali Umri juga datang.
Surya menegaskan, silaturahmi ini tidak ada kaitan langsung dengan pemilihan gubernur Sumut. Namun, jika kedua partai menginginkannya, tak menutup kemungkinan adanya koalisi itu.
Meski bersama, massa kedua partai belum terlihat sepenuhnya menyatu. (wsi)

0 comments: