KOMPAS - Kamis, 19 Juli 2007
Kolev Mengaku Tak Punya Banyak Pilihan Pemain
Jakarta, Kompas - Harapan Indonesia masuk jajaran delapan tim elite Asia kandas oleh satu gol gelandang Korea Selatan, Kim Jung-woo, pada laga penentuan di Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (18/7). Kekalahan ini memberi pelajaran, spirit juang tanpa pengalaman tak cukup untuk melawan tim dunia sekelas Korsel.
Kekalahan 0-1 dari Korsel itu menutup perjalanan penuh semangat dan gairah para pemain tim Indonesia saat tampil di turnamen sepak bola paling akbar di Asia. Dari tiga laga Grup D, skuad Merah Putih membukukan tiga poin. Poin penuh itu diraih berkat kemenangan atas Bahrain 2-1, sebelum kalah 1-2 dari Arab Saudi di laga kedua.
"Dengan persiapan dua bulan, kami tidak bisa sampai pada level terbaik di Asia," kata Ivan Kolev, Pelatih tim Indonesia, dalam jumpa pers seusai laga. "Tapi, kami puas dengan penampilan pemain yang bekerja keras. Luar biasa, sayang kami gagal," katnya.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang hadir dan ikut langsung menyemangati para pemain di stadion, menyatakan puas dan bangga walau akhirnya pemain Indonesia kalah. Seperti dikutip Kepala Biro Pers dan Media Istana Kepresidenan Nahrowi, Indonesia tampil penuh semangat menghadapi Korsel yang diperkuat pemain kelas dunia.
Menurut pengamat sepak bola dan Pelatih Persita Tangerang Benny Dollo, meski gagal ke babak kedua, secara keseluruhan penampilan tim Indonesia kali ini telah mengangkat harkat dan martabat bangsa. Setidaknya, kali ini Indonesia tidak lagi menjadi lumbung gol tim-tim lawan, seperti pada tiga Piala Asia sebelumnya.
Namun, Benny menyoroti minimnya pengalaman sebagai faktor di balik gagalnya Indonesia menahan Korsel, minimal seri, agar lolos ke perempat final untuk pertama kali di Piala Asia. "Terlihat kelas tim kita masih di bawah lawan. Ini memberi pelajaran bahwa fanatisme tanpa pengalaman itu sulit. Dalam tiga tahun terakhir, kapan kita pernah bertanding melawan tim- tim kuat?" papar Benny, merujuk keluhan Kolev atas minimnya uji coba beberapa pekan lalu.
Tak banyak pilihan
Kolev menyatakan, ia tidak berani melakukan banyak perubahan strategi dan taktik permainan karena terbatasnya stok pemain. "Kami tidak bisa ubah gaya permainan. Banyak pemain bagus di Indonesia yang cedera," ujar pelatih asal Bulgaria, mengingatkan pada cedera yang menimpa striker Boaz Solossa, Rahmat Rivai, bek Firmansyah, dan lain-lain sebelum Piala Asia dimulai.
Selain itu, ia juga menyoroti soal disiplin pemain Indonesia, merujuk pada kaburnya striker Persib Bandung, Zaenal Arif, dari hotel timnas. "Bagaimana ia bisa konsentrasi dan disiplin saat bertanding di lapangan jika ia tidak bisa konsentrasi dan disiplin di luar lapangan."
Kekalahan Indonesia itu diperparah dengan buruknya pengelolaan tiket. Masalah ini memicu anarki penonton yang merusak loket di depan pintu masuk Jalan Gerbang Pemuda. Polisi menyemprotkan cairan berwarna hijau dari dua panser yang disiagakan di halaman stadion.(ARN/OSD/IYA/WAS/YES/RAY/SAM)
Thursday, July 19, 2007
Indonesia Belum Jadi Elite Asia
Posted by RaharjoSugengUtomo at 9:06 AM
Labels: HeadlineNews: Kompas
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment