Saturday, August 25, 2007

Material Rumah Korban Lumpur "Dijarah"

KOMPAS - Sabtu, 25 Agustus 2007

Sidoarjo, Kompas - Jumlah pengambil bahan bangunan dari rumah-rumah yang terendam lumpur Lapindo di Kecamatan Porong dan Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, semakin banyak. Mereka tidak peduli meskipun daerah itu adalah daerah berbahaya, apalagi ketinggian genangan air dan lumpur mencapai 6 meter.
Berdasarkan pengamatan pada Jumat (24/8), puluhan orang berada di lokasi rumah-rumah yang terendam lumpur di Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera (Perumtas) 1. Hampir di setiap rumah yang separuh bangunannya terendam lumpur itu terdapat orang-orang yang sibuk membongkar bangunan.
Mereka mengambil batu bata, kayu, genteng, besi, dan paving block yang sebelumnya dipakai untuk jalan. Mereka mengangkutnya dengan sepeda motor yang di samping kiri dan kanannya terdapat rak besar dari kayu untuk menyimpan barang hasil pengambilan. Sejumlah orang mengaku mengambil material itu untuk kayu bakar, membuat rumah baru, membuat jalan kampung, membuat gubuk di tambak, atau dijual lagi.
Awalnya hanya warga yang tinggal di sekitar kolam penampungan lumpur di Porong dan Tanggulangin yang mengambil bahan bangunan di lokasi rumah yang terendam lumpur itu. Namun, kemudian para pengambil itu bertambah banyak dan tidak hanya warga yang tinggal di sekitar lumpur, tetapi ada pula yang datang dari Bangil, Pasuruan.
Mereka yang bukan berasal dari daerah sekitar lumpur biasanya mengambil besi yang dipakai sebagai tiang penyangga rumah. Setiap 1 kilogram besi dihargai Rp 2.500 dan biasanya dalam sehari mereka bisa mendapatkan sekitar 6 kilogram besi.
"Mengambil barang-barang ini memang berbahaya, tetapi hasil yang didapat lumayan untuk menambah penghasilan. Lagi pula sayang kalau dibiarkan," ujar Sulaiman, salah satu di antara para pengambil tersebut.
Kepala Humas Badan Pelaksana Badan Penanggulangan Lumpur di Sidoarjo (BP BPLS) Achmad Zulkarnain mengatakan, ia telah memperingatkan orang- orang tersebut bahwa daerah itu berbahaya. Namun, peringatan itu tidak digubris.
Tak jarang mereka malah mengancam berunjuk rasa kalau tidak diperbolehkan mengambil bahan bangunan yang tersisa. "Kalau sudah mengancam begitu, kami tidak bisa apa-apa," lanjutnya.
Sementara itu, untuk mengantisipasi musim hujan yang diperkirakan datang pada Oktober/November, BP BPLS sedang menyiapkan sejumlah langkah. Beberapa langkah tersebut adalah membuat tanggul baru, meninggikan tanggul yang sudah ada, dan menyedot lumpur yang berada di kolam penampungan lumpur utama. (APA)

0 comments: