KOMPAS - Jumat, 20 Juli 2007
Jakarta, Kompas - Kabel sinyal di dekat Stasiun Cikini, antara Stasiun Gambir dan Stasiun Manggarai di Jakarta Pusat, diduga dibakar orang tak dikenal, Kamis (19/7) dini hari. Sebanyak 156 perjalanan kereta api di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, termasuk dari dan ke Cirebon, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Malang, terganggu. Dari jumlah itu, 100 di antaranya merupakan perjalanan KRL.
Perjalanan KA tetap bisa berlangsung, tetapi mengalami keterlambatan karena sinyal tidak berfungsi sesuai dengan standar yang ada. Sinyal blok tidak berfungsi sehingga terpaksa digunakan sistem petak jalan, yakni sistem di antara dua stasiun yang memiliki peralatan persinyalan untuk memindah jalur.
Sinyal blok otomatis tidak bisa berfungsi dan baru selesai diperbaiki pukul 16.15. "Kami menduga terjadi sabotase. Ini berdasarkan bukti dari kabel yang terbakar. Kalau tidak disengaja dibakar, tak mungkin terjadi karena kabel tidak berfungsi sebagai pengantar arus listrik. Hari Jumat kasus ini dilaporkan ke polisi," kata Kepala Humas PT KA Daerah Operasi I Akhmad Sujadi.
Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Carlo Brix Tewu menyatakan, polisi masih menyelidiki kasus itu. "Untuk menyebut ini sabotase, harus ada penyelidikan dulu. PT KA menyelesaikan kasus ini secara internal dulu," kata Carlo Tewu.
Insiden itu menyebabkan ribuan calon penumpang KA telantar di Stasiun Gambir, Cikini, Tebet, Jatinegara, dan Manggarai, serta di sejumlah stasiun ke arah Bogor dan Bekasi.
Di Stasiun Gambir, penumpukan penumpang KA Cirebon Express, misalnya, terjadi sejak Kamis pukul 07.00 hingga sore.
Kemunduran jadwal kedatangan dan keberangkatan setiap KA terjadi antara 10 menit dan lebih dari satu jam. "Saya biasanya tiba di Gambir pukul 05.00. Namun, KA terhenti lama menjelang Jakarta dan masuk Gambir pukul 07.00. Di Gambir, sudah menumpuk calon penumpang yang menunggu KA, juga pengantar dan penjemput," kata M Sholihin (28) penumpang KA Argo Dwipangga dari Yogyakarta.
Pembakaran kabel sinyal diketahui petugas jaga PT KA pukul 05.00. Monitor di Stasiun Gambir tidak bisa mendeteksi posisi KA ada di blok mana. Seharusnya nomor-nomor KA terlihat di layar monitor. "Monitor di Stasiun Gambir blank. Petugas tak bisa membaca nomor KA. Jaringan kabel data pengirim informasi perjalanan terputus," katanya.
"Kabel sinyal yang terbakar sempat diperbaiki dan berfungsi pukul 10.50. Namun, Kamis tengah hari, terjadi gangguan lagi. Perbaikan awal, dengan memotong bagian yang rusak dan menyambungkannya kembali, ternyata belum mampu mengatasi kerusakan," ujar Sujadi.
Pengaturan perjalanan KA dilakukan dengan menunggu KA masuk Stasiun Gambir terlebih dahulu, baru kemudian Stasiun Manggarai memberangkatkan KA berikutnya.
Pada Kamis malam layar pendeteksi lokasi KA di Stasiun Gambir sudah beroperasi, tetapi masih ada gangguan pada blok sinyal di Stasiun Cikini.
Menurut Sujadi, pembakaran kabel sinyal baru kali pertama terjadi saat ini. Juni lalu, di lokasi sama terjadi pencurian kabel data persinyalan yang menyebabkan 320 perjalanan KA terhambat.
Pencurian peralatan dan sarana PT KA sepanjang 2006 tercatat 54 kali, sedangkan sejak Januari 2007 hingga awal Juli sudah 9 kali. Peralatan yang dicuri adalah penghitung roda, kabel data persinyalan dan telekomunikasi, serta lampu penerangan. "Sebaiknya perusak prasarana KA digolongkan sebagai pelaku sabotase, bukan pelaku kriminal biasa karena berpotensi menyebabkan tabrakan KA," kata Sujadi. (NEL/KSP)
Friday, July 20, 2007
Transportasi: Kabel Dibakar, KA Lumpuh
Posted by RaharjoSugengUtomo at 8:42 AM
Labels: HeadlineNews: Kompas
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment