Tuesday, August 14, 2007

Kecelakaan KA: Kok, Tega-teganya Orang Memotong Rel Sepur...

KOMPAS - Selasa, 14 Agustus 2007

M Burhanudin

"Sebagai warga sini, saya tak habis pikir, kok tega-teganya orang memotong rel agar penumpang sepur celaka. Apa mereka tak punya rasa kasihan kepada sesama manusia?" ujar Sodikin (43), warga Desa Mangunsari. Sawah miliknya tepat terletak di sebelah lokasi kejadian anjloknya KA Gumarang.
Kereta Api Gumarang jurusan Jakarta-Surabaya, Minggu (12/8) malam, anjlok di Dusun Kramat, Desa Mangunsari, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, penyebab anjloknya KA malam itu memprihatinkan. Rel sengaja dipotong oleh orang yang tak bertanggung jawab.
Pemotongan rel kereta di lokasi kejadian anjloknya KA Gumarang tersebut bukanlah yang pertama. Setidaknya, dalam delapan bulan terakhir terjadi empat kali pemotongan rel dan pencopotan pand rol atau penambat rel di atas bantalan. Anehnya, potongan rel itu tak pernah dibawa kabur oleh pelaku, demikian pula penambat rel dan dan pelat sambungan rel.
"Sepertinya mereka memang sengaja ingin membuat kereta api celaka. Kalau niatnya seperti itu, kan artinya ingin senang, orang lain senep (susah). Orang makin nekat saja," ujar Sodikin.
Sebagai warga yang tinggal di Mangunsari sejak lahir, Sodikin merasa baru satu-dua tahun belakangan ini ada orang berbuat nekat dengan memotong rel tanpa memperhitungkan keselamatan ratusan nyawa manusia. Saat dirinya masih kecil hingga menginjak remaja, tak pernah ada perbuatan senekat itu.
Keprihatinan itu juga terlontar dari mulut Sukardi (48), warga Desa Mangunsari lainnya. Warga sekitar lokasi kejadian risi dengan kerapnya terjadi pemotongan rel di dekat rumah mereka.
Sejumlah warga pernah mengetahui sekilas pelaku pemotongan adalah orang tak dikenal. "Mereka orang-orang luar desa. Mereka tak mencuri rel dan bantalannya. Mereka berharap kereta anjlok lalu mengambil barang-barang milik penumpang. Kami yang tak tahu apa- apa kena getahnya" ungkapnya.
Dugaan Sukardi itu mungkin tak berlebihan. Bukan rahasia lagi jika usai kecelakaan kereta, banyak barang berharga milik penumpang yang hilang.
Anjloknya KA Gumarang di Kilometer (Km) 27 Tegowanu disebabkan rel di lintasan itu dipotong sepanjang 5,4 meter oleh orang tak dikenal. Penambat rel di bantalan terlepas dari posisinya. Akibatnya, saat dilewati KA Gumarang dari arah Jakarta, lokomotif terpelanting karena rel tumpuan lepas dari posisinya, diikuti anjloknya tiga gerbong terbelakang.
Potongan rel sepanjang 5,4 meter ditemukan di atas lintasan KA. Demikian pula penambat dan pelat sambungan rel.
Kepala Daerah Operasi IV PT Kereta Api Rono Pradipto mengungkapkan, dilihat dari hasilnya, jelas ada unsur kesengajaan. Pelaku tak membawa pergi potongan rel. Sebelum KA Gumarang anjlok, Minggu malam, tiga kali sudah pemotongan rel di lokasi yang sama terjadi. Untung saja perbuatan orang tak bertanggung jawab itu tak menimbulkan kecelakaan kereta api yang lewat. Pada 17 Desember 2006, sebanyak 90 pand rol dilepas. Tanggal 15 Juni lalu tiga batang rel di perlintasan di potong lalu disilangkan di atas lintasan kereta api. Dan, terakhir tanggal 27 Juli lalu, rel digergaji hingga sedalam 0,5 sentimeter.
Dilihat dari lokasinya, Km 27 Stasiun Tegowanu itu memang memungkinkan bagi orang tak bertanggung jawab untuk melakukan upaya membuat kecelakaan secara sengaja. Selain lokasinya di tengah hamparan sawah yang sangat sepi, terutama di malam hari, lokasi tersebut juga terdapat jembatan kecil, serta sebuah jalan setapak untuk melarikan diri. Kereta api yang melalui rel terpotong akan mudah tersungkur karena adanya jembatan kecil tersebut.
Sebenarnya, PT KA mempunyai petugas penilik jalan yang bertugas mengontrol kondisi rel sebelum dilewati kereta api, tetapi jumlahnya terbatas. Tak sepanjang waktu ada petugas yang mengawasi kondisi rel. Antara Stasiun Gubug dan Stasiun Tegowanu sepanjang 15 kilometer, misalnya, petugas penilik jalan mulai bertugas pukul 16.06 sampai 18.00. Petugas kembali menilik rute tersebut pukul 01.00 hingga 03.00. Artinya, antara pukul 18.00 dan 01.00 tak ada penilik jalan.

0 comments: