Wednesday, August 29, 2007

Masa Transisi Dua Bulan

KOMPAS - Rabu, 29 Agustus 2007

Sutiyoso: Kelangkaan Diduga Disengaja Oknum Tertentu

Jakarta, Kompas - PT Pertamina menargetkan masa transisi pengalihan pemakaian minyak tanah ke elpiji hanya berlangsung dua bulan. Ada kemungkinan penghematan sebesar Rp 126 miliar yang dapat dicapai dari konversi yang telah berjalan akan digunakan untuk mengamankan pasokan minyak tanah selama transisi.
Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Achmad Faisal mengemukakan itu, Selasa (28/8) di Jakarta, seusai rapat kerja dengan Komisi VII DPR yang antara lain membidangi energi. "Memang ada kemungkinan dana itu dipakai, tetapi mudah-mudahan tidak," ujar Faisal.
Pemerintah memperpanjang masa transisi konversi minyak tanah ke elpiji agar masyarakat lebih siap. Selama itu minyak tanah tak akan ditarik. Konsekuensinya pemerintah harus mengeluarkan subsidi untuk minyak tanah dan elpiji sekaligus.
Faisal mengatakan, agar masyarakat segera terbiasa menggunakan elpiji, Pertamina akan mencontohkan langsung penggunaan elpiji. "Salah satu penyebab masyarakat enggan memakai elpiji karena mereka belum melihat langsung manfaatnya," ujarnya.
Pelaksanaan program konversi minyak tanah ke gas elpiji mendapat sorotan Komisi VII DPR. Komisi yang membidangi energi itu meminta pemerintah menyampaikan detail rencana program. "Kami minta kejelasan pemetaan program termasuk pola pelaksanaan, wilayah mana saja yang akan ditarget, jadwal, kesiapan infrastruktur, dan perkiraan volume," kata Ketua Komisi VII Erlangga Hartarto.
Dalam kaitan penegasan dasar hukum pelaksanaan konversi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pemerintah segera mengeluarkan peraturan presiden tentang penunjukan Pertamina sebagai pelaksana. "Perpresnya akan keluar bersama-sama dengan perpres harga elpiji bersubsidi, tetapi yang penting, kan, program ini sudah masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2007," kata Purnomo.
Pengawasan diperketat
Untuk memperlancar program konversi minyak tanah ke gas, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memperketat pengawasan distribusi kedua bahan bakar tersebut. Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengatakan, program konversi dan pengawasannya akan dilakukan bersama, antara Pertamina dan jajaran pemerintah kota sampai tingkat kelurahan. Jalur distribusi sejak dari depo sampai ke pengecer diawasi agar tidak terjadi kelangkaan gas dan minyak tanah secara bersamaan.
Menurut Sutiyoso, kelangkaan gas itu diduga sengaja dilakukan oknum tertentu agar pemerintah tetap mengucurkan minyak tanah. Minyak tanah diperlukan oknum itu untuk mengoplos bahan bakar lain sehingga mereka mendapat keuntungan ganda.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, fokus pemerintah adalah mencegah terjadi kelangkaan minyak tanah di masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah akan terus mengevaluasi perkembangan program konversi minyak tanah ke elpiji. (DOT/ECA/RTS/OIN)

0 comments: