Thursday, August 16, 2007

Polisi Menduga Nadir adalah Aktor Utama

KOMPAS - Kamis, 16 Agustus 2007

PASURUAN, KOMPAS - Polisi menduga Nadir merupakan aktor utama dalam bisnis keluarga bom ikan, yang salah satu bomnya meledak di Gang Anggrek Nomor 1, Pasuruan, Sabtu (11/8). Polisi belum bisa mengungkapkan dari mana bahan peledak didapat dan juga jalur distribusi bom ikan.
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Herman Suryadi Sumawiredja mengatakan hal ini seusai rapat dengan Kepala Kepolisian Wilayah Malang Komisaris Besar Syahrizal Ahyar dan Kepala Kepolisian Resor Kota Pasuruan Ajun Komisaris Besar Jebul Jatmoko di Kepolisian Resor Kota (Polresta) Pasuruan, Rabu.
Herman menjelaskan, sebagai aktor utama diduga Nadir dibantu keluarganya. Namun, untuk memastikan hal ini, polisi masih mendalami pemeriksaan terhadap saksi. Setidaknya sudah 27 saksi diperiksa, sebagian besar adalah anggota keluarga Nadir.
Saat ditanyakan apakah dari saksi yang diperiksa ada yang akan dijadikan tersangka, Herman menjawab masih mendalaminya. "Semuanya masih sebagai saksi karena mereka semua bilang tidak tahu," katanya.
Polisi masih menyelidiki asal bahan peledak dan daerah distribusi bom ikan. Begitu pula kemungkinan bom-bom ikan dibeli kelompok lain selain nelayan.
"Ada kemungkinan barang-barang tersebut dikirim ke luar Pulau Jawa karena barang sebanyak itu tidak mungkin dijual di Pasuruan saja," ujar Herman.
Polisi mengambil 47,1 kilogram bahan peledak TNT (trinitrotoluena), atau lebih banyak lagi dari yang diungkapkan Syahrizal pada Selasa lalu, yaitu 45,2 kilogram. Sebanyak 1,9 kilogram TNT tambahan ditemukan polisi saat penyisiran di daerah tempat tinggal Nadir di Ngemplakrejo, Pasuruan, Selasa sore. Selain itu, ditemukan pula sekitar 4.000 casing detonator.
Herman meminta Kepala Polwil Malang dan Kepala Polresta Pasuruan mengungkap bisnis bom ikan sekaligus menangkap Nadir.
Pengejaran terhadap Nadir dilakukan petugas Reserse dan Kriminal Polresta Pasuruan dengan menggeledah rumah Anissa (kakak Nadir) dan suaminya, Saiful. Juga rumah Nurbina (adik Nadir) dan suaminya, Atim, di Dusun Blusuk, Kecamatan Pohjentreh, Kabupaten Pasuruan, Selasa (13/8) pukul 21.00. Selain itu, polisi juga mencari barang bukti lain yang terkait bom ikan. Dalam penggeledahan ini polisi tidak menemukan Nadir atau satu pun barang bukti.
Garis polisi di sekitar lokasi ledakan di Gang Anggrek, Pasuruan, telah dicopot oleh polisi. Garis polisi hanya dipasang di sekeliling rumah dan gudang milik Ilham, tempat bom ikan meledak. Rumah dan gudang ini akhirnya menjadi tontonan warga. (APA)

0 comments: