Monday, August 13, 2007

Tidak Terkait Terorisme

KOMPAS - Senin, 13 Agustus 2007

Ledakan di Pasuruan Dipastikan dari Bom Ikan

Pasuruan, Kompas - Berdasarkan penyelidikan di tempat kejadian dan pemeriksaan saksi-saksi, polisi akhirnya menyimpulkan bahwa ledakan di Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (11/8), berasal dari bom ikan. Polisi juga menyatakan bahwa kecil kemungkinan ledakan itu terkait dengan terorisme.
Dalam konferensi pers di Kantor Kepolisian Resor Kota Pasuruan, Minggu sore, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen Herman Suryadi Sumawiredja juga menyatakan, lima orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus peledakan ini. Mereka adalah Ilham (pemilik rumah), Marsiti (61, kakak Ilham), Nadir (menantu Marsiti), Yusuf (47, adik Ilham), dan Mansur (23, anak Ilham).
Mengutip keterangan para saksi, Herman menyatakan, sebulan lalu Marsiti minta izin kepada Ilham untuk membuat bom ikan di gudang milik Ilham yang lokasinya di samping rumah Ilham di Gang Anggrek Nomor 1, Kelurahan Purworejo, Kecamatan Purworejo, Pasuruan. Atas permintaan itu, Ilham mengizinkan. Nadir, Yusuf, dan Mansur juga terlibat dalam pembuatan bom ikan itu.
Marsiti dan Yusuf meninggal saat kejadian, sementara Mansur meninggal di rumah sakit. Saat ini Ilham sudah ditahan di Polresta Pasuruan, sementara Nadir masih dicari. Ditemui di sela-sela pemeriksaan, Ilham membantah adanya permintaan untuk pembuatan bom ikan. Menurut dia, waktu itu Nadir minta izin untuk membuat obat ikan.
Ditemukan TNT
Hal lain yang menguatkan dugaan bahwa bom yang meledak itu adalah bom ikan adalah ditemukannya bahan-bahan pembuatan bom ikan, antara lain alat pembuat casing (wadah) detonator yang dibuat dengan tangan dari bahan lembar alumunium tipis. Jumlahnya ada 934, dengan panjang 5 cm dan diameter 0,5 cm.
Di lokasi kejadian polisi juga menemukan bahan peledak jenis TNT (trinitrotoluena) seberat 10 kg. Di rumah Nadir, polisi menemukan beberapa gulungan alumunium yang merupakan bahan dasar pembuatan casing detonator yang disimpan di bawah ranjang. Juga ditemukan dua lumpang untuk meracik bahan-bahan pembuatan bom ikan.
Mengenai TNT, sampai sejauh ini Herman belum mengetahui dari mana Nadir mendapatkannya. Hanya saja, polisi pernah menangkap seseorang bernama Mahmud yang membawa TNT di Stasiun Kereta Api Sidoarjo. Saat itu dia mengaku mendapatkan TNT dari istri seorang prajurit Marinir.
Kepastian bahwa penyebab ledakan dari bom ikan juga diperkuat adanya beberapa ledakan bom ikan yang semua terkait keluarga besar Ilham. (INA/APA)

0 comments: