Friday, August 10, 2007

BAHASA: Menepis Tendangan

KOMPAS - Jumat, 10 Agustus 2007

Piala Asia 2007 sudah lewat, tapi gaungnya masih terdengar. Kompas 29 Juli melaporkan pertandingan Korsel-Jepang yang dimenangi Korsel. Kemenangan itu mendudukkan Korsel di peringkat III Piala Asia 2007. Kompas menulis: "Tim Korsel menutup perjalanannya di Piala Asia..."
Serangkaian pertandingan dalam Piala Asia 2007 diibaratkan sebuah perjalanan yang harus ditutup? Seolah sebuah pertunjukan teater yang harus turun layar saat menutup pertunjukan. Upacara pelantikan bupati ditutup, PRJ ditutup. Biasanya kita memakai kata tutup untuk sebuah acara. Kemenangan Korsel atas Jepang belum menutup perhelatan bola Asia ini. Justru tim Irak yang menutup perhelatan ini.
Pada laporan yang sama, wartawan Kompas menulis, "Kemenangan Korsel ditentukan oleh kegemilangan penjaga gawang Lee Woon-jae menepis tendangan penalti Naotake." Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, salah satu makna kata menepis adalah menangkis (mengelakkan, menolak) dengan belakang tangan. Contoh yang diberikan kamus itu: "Pendekar itu mencoba menepis pukulannya." Apakah benar Lee Woon-jae menolak atau mengelakkan bola dengan belakang tangan, seperti seorang pendekar menepis sebuah pukulan? Untuk memastikan, kita harus menonton rekaman pertandingan. Saya tak punya rekaman itu, tapi tampaknya kata tepis kurang tepat dipakai di sini. Bola yang datang dengan keras pasti harus ditolak dengan seluruh tangan.
Kata tepis sering kita baca dalam bentuk kiasan seperti "penjelasan pejabat tersebut menepis anggapan bahwa….". Di sini aktivitas menolak atau mengelakkan tentu tak dilakukan dengan punggung tangan, tapi dengan sebuah penjelasan.
Dari contoh yang diberikan KBBI, kata tepis sebagai aktivitas fisik dilakukan dalam dunia persilatan. Dalam dunia persilatan banyak dipakai ungkapan dengan kata menolak, melempar, mengunci, dan memotong yang tak semua bermakna fisik. Dua kata pertama memang bermakna fisik.
Dunia persepakbolaan memang dunia gado-gado. Istilah yang dipakai komentator bola atau wartawan datang dari berbagai bidang. Coba cermati! "Gol gemilang dicetak oleh…" KBBI menjelaskan kata cetak untuk mencetak gol sebagai salah satu penjelasan untuk lema cetak. Namun: "… Andi berhasil membobol gawang lawan…" Hasil dari membobol ini bukannya gawang yang rusak sebagaimana dijelaskan dalam KBBI. Membobol memang berarti merusak, tapi dalam kasus membobol gawang lawan, yang terjadi ialah bola masuk ke gawang lawan.
Sering dipakai kata mendobrak walau tak ada pintu yang harus didobrak. Yang lebih mengerikan ialah kata melindas (menggilas) atau melibas (memukul dengan rotan) untuk menyatakan, sebuah kesebelasan menang telak.
Dunia sepak bola memang hidup dengan berbagai kata kiasan, dan berita atau siaran pandangan mata tentu akan mati tanpa kata kiasan.
Apakah kita senang mendengar laporan pandangan mata seperti ini? "Kiper menendang bola ke tengah lapangan, bola dikejar oleh Agus, tetapi bola segera direbut oleh Iwan, dan menggelinding ke pinggir lapangan ditunggu oleh Ridwan, dibawa ke tengah lapangan lagi namun segera direbut oleh Taufiq yang dihalang-halangi oleh Gunawan. Dari belakang Zawawi merebut bola, membawanya berlari menuju gawang lawan dan Zawawi menendang bola masuk ke dalam gawang lawan. Kiper jatuh tersungkur tanpa menangkap bola." Kering.

Sunaryono Basuki Ks Sastrawan, Tinggal di Singaraja

0 comments: