Thursday, August 30, 2007

Ribuan Korban Lumpur Masih Menganggur

KOMPAS - Kamis, 30 Agustus 2007

Sidoarjo, Kompas - Hingga kini belum ada solusi bagi ribuan korban lumpur Lapindo di Sidoarjo yang menganggur akibat tempat kerja mereka terendam lumpur. Sebagian dari mereka tidak sempat mencari pekerjaan baru karena sibuk mengurus berkas ganti rugi.
Korban yang menganggur itu sebelumnya bekerja di industri dan sawah di Porong dan Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, yang kini terendam lumpur. Di lokasi itu, setidaknya terdapat 30 tempat usaha dan sawah dari 3.000 warga terendam lumpur. Sampai saat ini sebagian dari mereka belum bekerja.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka mencari uang dengan beragam cara, seperti menjadi tukang ojek di sekitar tanggul lumpur Lapindo, tukang parkir, atau menjadi pengutip uang dari pengguna kendaraan bermotor.
Dugi (30), salah seorang korban lumpur Lapindo dari Desa Jatirejo, Porong, Sidoarjo, Rabu (29/8), mengatakan, sebelum lumpur menyembur ia bekerja di pabrik. Begitu pabrik terendam, ia menganggur dan sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan lain. Ia tidak sempat mencari pekerjaan lain karena disibukkan dengan pengurusan berkas ganti rugi tanah dan bangunan yang terendam lumpur.
"Prosesnya panjang dan syarat acap berganti. Kasihan kalau ini diurus orangtua saya yang sudah tua. Saya terpaksa menganggur sampai proses pengurusan berkas selesai," kata Dugi.
Untuk menutupi biaya pengurusan ganti rugi dan kebutuhan hidup sehari-hari, Dugi berutang kepada saudara atau teman-temannya dengan janji akan dibayar saat uang muka ganti rugi diterima. Dari "pekerjaan sebagai polisi cepek", tidak mungkin ia memenuhi semua biaya itu.
Cerita serupa dikemukakan Yudi (35) dan Samsul (38), korban lumpur dari Desa Siring, Porong. Kini Yudi bekerja sebagai tukang ojek yang mengantar orang-orang yang ingin melihat semburan lumpur. Samsul menjual compact disc (CD) yang bercerita soal semburan lumpur kepada para pengunjung. (APA)

0 comments: