Thursday, June 14, 2007

Pemilik 3 bank sepakat penuhi modal Rp100 miliar

BISNIS - Kamis, 14/06/2007

JAKARTA: Para pemegang saham pengendali tiga bank yang sedang dalam proses merger-Bank Mitraniaga, Bank Jasa Arta, dan Bank Harfa-sepakat akan menyetor kekurangan modal setelah penggabungan guna memenuhi persyaratan modal inti bank minimal Rp100 miliar hingga akhir 2007. Direktur Utama Bank Mitraniaga Sicilia Pudjijanti mengatakan setelah merger modal dari ketiga bank itu belum memenuhi ketentuan modal minimal sebesar Rp80 miliar hingga batas waktu akhir tahun ini."Untuk itu para pemegang saham pengendali sudah sepakat untuk menyuntik tambahan modal hingga Rp100 miliar," ujar Sicilia yang didampingi Direktur Kepatuhan Bank Mitraniaga Alexander Frans Rori kepada Bisnis, kemarin.Ketiga bank itu menandatangani nota kesepahaman merger ketiga bank tersebut dilakukan pada 22 Maret 2007 setelah melewati proses negosiasi sejak 2006. Hingga akhir Mei 2007, Bank Mitraniaga memiliki modal inti Rp26,04 miliar, Bank Jasa Arta Rp23,40 miliar dan Bank Harfa Rp19,60 miliar. Tanpa suntikan modal, bank hasil merger hanya membukukan modal Rp69,04 miliar.Dengan demikian masih terdapat kekurangan sekitar Rp30 miliar. Sicilia tidak memberikan perincian berapa dari masing-masing pemilik mayoritas itu harus mengucurkan modal.Yang menjadi pemegang saham pengendali (PSP) ketiga bank tersebut adalah Yeo Willy Yonathan (Bank Mitraniaga), Awong Hidjaya (Bank Jasa Arta) dan Ali Kusno Fusin dari Bank Harfa.Rancangan mergerSicilia lebih lanjut menjelaskan bahwa saat ini proses merger telah memasuki tahapan financial due diligence dan legal due diligence serta penyusunan Rancangan Merger. Diperkirakan pada bulan depan rancangan itu akan diserahkan kepada Bank Indonesia untuk disetujui. "Target kami semua proses merger itu akan selesai pada bulan Oktober."Berdasarkan ketentuan Arsitektur Perbankan Indonesia (API), batas akhir pemenuhan modal bank Rp80 miliar pada akhir 2007 dan Rp100 miliar pada akhir 2010. Bila gagal memenuhi ketentuan tersebut, Bank Indonesia akan menetapkan lembaga keuangan tersebut sebagai bank dengan operasi terbatas. Sedikitnya 30 bank yang mencatat modal inti di bawah Rp80 miliar.Sementara itu Alexander menepis proses merger terganggu karena kemungkinan Bank Harfa keluar dari proses merger. "Kami dengar memang Bank Harfa ditaksir oleh BRI. Tapi itu belum pasti dan pembahasan antara ketiga bank itu tetap berlangsung hingga hari ini."Dia mengatakan andaikan Bank Harfa akhirnya tidak bergabung dalam merger tersebut, Bank Mitraniaga dan Bank Jasa Arta akan tetap pada rencana semula. "Memang pada awal pembicaraan merger, mula-mula hanya kedua bank ini yang mulai, baru kemudian Bank Harfa mengikuti."Kalau Bank Harfa keluar, lanjutnya, PSP Bank Mitraniaga dan Bank Jasa Arta juga tetap pada komitmennya untuk menyuntik tambahan modal.Menurut Alexander, merger ketiga bank tersebut sangat strategis karena akan memperluas jaringan usaha, meningkatkan pembiayaan pada sektor usaha dan UKM sesuai dengan target dari ketiga bank tersebut.Apalagi, ujarnya, ketiga bank itu selama ini beroperasi pada tiga lokasi yang berbededa. Bank Mitraniaga selama ini lebih banyak berkonsetrasi di Jakarta, sementara itu Bank Harfa dan Bank Jasa Arta masing-masing di Jatim dan Jabar.
(abraham.runga@bisnis.co.id)
Oleh Abraham Runga
Bisnis Indonesia

0 comments: