Tuesday, July 24, 2007

Kekeringan: Menteri Pertanian Optimistis Produksi Beras 2007 Tidak Terganggu

KOMPAS - Selasa, 24 Juli 2007

Magelang, Kompas - Menteri Pertanian Anton Apriyantono optimistis target peningkatan produksi beras nasional sebesar dua juta ton tidak akan terganggu meski dari beberapa daerah dilaporkan terjadi kekeringan. Sebab, katanya, kekeringan yang terjadi sekarang ini masih dalam kategori wajar, apalagi pada musim kemarau ini masih terjadi hujan meski tidak besar.
"Produksi beras baru akan terganggu jika kekeringan terus berlanjut hingga musim hujan," katanya seusai rapat koordinasi Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP) di Magelang, Jawa Tengah, Senin (23/7).
Di Jakarta, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum Iwan Nursyirwan Diar menyatakan, pihaknya saat ini sedang mengevaluasi kondisi waduk di seluruh Indonesia. Evaluasi dilakukan menyusul laporan dari daerah-daerah tentang ancaman kekeringan.
Jika memang dibutuhkan, pihaknya akan menyusun rencana modifikasi cuaca berupa hujan buatan untuk mengisi waduk.
Sejauh ini, kata dia, waduk yang harus diwaspadai hanyalah Kedungombo di Jawa Tengah. Waduk lain yang banyak disebut mengalami penyusutan air, seperti Jatiluhur, Cirata, Sempor, Gajah Mungkur, katanya, masih aman.
Namun, berdasarkan pemantauan di lapangan, cadangan air di Kedungombo saat ini sudah di bawah angka normal. Bahkan, seperti disebut Kepala Unit Waduk Kedungombo, Jawa Tengah, Bambang Harianto, kondisinya merupakan yang paling parah dalam 15 tahun terakhir.
Sementara itu, di Waduk Sempor, air juga sudah menyusut (Kompas, 23/7).
Petani berebut air
Dari Madiun dilaporkan, berkurangnya pasokan air irigasi dari Waduk Notopuro di Kecamatan Pilangkenceng telah memicu konflik antarpetani serta antara petani dan penjaga pintu air. Ini terjadi karena petani di wilayah hulu yang memiliki sawah tadah hujan menyerobot air untuk jatah sawah irigasi teknis di hilir.
Menurut Wiyartono (45), petani asal Desa Bulu, sudah sepekan ini sawahnya, juga 100 hektar sawah lainnya, tidak mendapat pasokan air. Setelah ditelusuri, ternyata aliran air irigasi di hulu telah dibelokkan ke sawah lain.
Bersama puluhan petani, Wiyartono kemudian mendatangi petugas penjaga pintu air Waduk Notopuro, tetapi penjaga pintu tak bisa berbuat apa-apa.
Kepala Dinas Pengairan Kabupaten Madiun Budijono mengakui, perebutan air irigasi selalu terjadi pada setiap musim kemarau.
Menurut dia, tiga waduk besar di Kabupaten Madiun, yakni Waduk Dawuhan, Waduk Saradan, dan Waduk Notopuro, telah mengalami penyusutan volume air yang cukup tajam.
Bupati Magelang Singgih Sanyoto mengatakan, selain penurunan debit air, kesulitan air di lahan pertanian juga disebabkan kebocoran pada saluran irigasi.
Hematlah air
Terhadap berbagai keluhan petani pada musim kemarau ini, Menteri Pertanian menyatakan tidak banyak yang bisa dilakukan. "Upaya yang paling mungkin adalah mendorong masyarakat agar berhemat air," katanya.
Petani di Jawa Barat menyiasati kekeringan dengan menanam varietas padi yang tahan kekeringan dan serangan hama, seperti Ciherang dan IR 64. Cara lain adalah menanam hortikultura. (EGI/MAS/RYO/SON/ ONI/MKN/WER)

0 comments: