KOMPAS - Selasa, 24 Juli 2007
Senin (23/7), kampanye pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta mulai digelar. Karnaval kampanye timpang karena hanya diikuti massa dari salah satu pasangan calon. Masyarakat tidak tampak antusias. Namun, kaus dan pin tetap jadi rebutan.
Pukul 10.00 tepat mobil hias lengkap dengan Tugu Monas kecil merangkak keluar dari lapangan parkir Monas. Karnaval kampanye yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta, tetapi diprotes keras oleh Panitia Pengawas Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta, tetap dilangsungkan. Hal ini ibarat peribahasa "anjing menggonggong kafilah tetap berlalu".
Terdapat 20 mobil hias sesuai dengan jumlah partai pendukung Fauzi Bowo-Prijanto. Menembus jalan protokol Sudirman-Thamrin, karnaval tampak meriah dengan konvoi ribuan sepeda motor.
"Wah, pawainya kok aneh, seperti pawai taman kanak- kanak? Memang menarik perhatian, tetapi aneh. Kalau bisa sih, jangan mengganggu lalu lintas," kata Alvin Yunata (30), yang berkantor di kawasan Thamrin.
Agni Pratistha (19), Putri Indonesia 2006, yang juga karyawati swasta yang berkantor di kawasan Sudirman, mengaku tidak melihat pawai. "Kampanye dalam bentuk pawai sudah tidak menarik perhatian lagi. Masyarakat kita sudah pintar. Jadi sudah enggak kena kalau mencari simpati seperti itu. Pawai seperti itu tidak penting," kata Agni.
Paramita Arumdhani (20), yang tinggal di Cipete, Jakarta Selatan, jengkel dengan kondisi lalu lintas yang padat. "Biasanya dari rumah ke kantor di Sudirman hanya setengah jam. Hari ini satu setengah jam di jalan. Ini menyebalkan. Siapa pun yang terpilih, tolong kurangi kemacetan," ujar Paramita.
Dewi Metyasari, yang berkantor di Jalan Thamrin, mengaku tak tahu ada pawai. "Emangnya ada pawai apaan?" kata Mety, yang mengaku tak terganggu macet karena sudah tiba di kantor pukul 09.00 pagi.
Musik tradisional
Warna-warni konvoi kemarin bak pelangi di tengah hari. Artis Ibu Kota serta musik tradisional turut memeriahkan konvoi itu.
"Kami sudah berjaga di sepanjang jalan rute karnaval sejak pukul 07.00. Syukurlah, karnaval dimulai pukul 10.00, setelah waktu macet pagi hari lewat," kata petugas Satuan Polisi Pamong Praja Karnadi.
Karnadi berdiri di belokan Jalan Sudirman-Kebon Sirih. Hanya ada beberapa orang yang berdiri menonton karnaval. Muka-muka puluhan pengendara sepeda motor dan mobil yang terpaksa dihentikan di mulut Jalan Kebon Sirih sebagian terlihat merengut.
"Saya sengaja janjian dengan klien setelah jam-jam sibuk pagi lewat, biar lancar. Ternyata, sekarang terhambat gara-gara kampanye. Susahnya lagi, sampai dua minggu ke depan pasti sering kena macet, selama masa kampanye ini, kan?" kata Agnesia (22), karyawati sebuah perusahaan di Jalan Sudirman.
Karnaval ini boleh dikata sepi penonton. Sebagian besar orang yang bergerombol di tepi jalan adalah sesama simpatisan yang sengaja berdiri menyambut karnaval dengan teriakan yel-yel maupun kibaran bendara serta spanduk.
Kemeriahan hanya terlihat di beberapa lokasi, seperti di bawah jembatan layang Sudirman dan Bendungan Hilir.
Di dua lokasi ini, sekelompok tukang ojek, pemulung, dan pengemis sibuk berteriak-teriak. Tangan mereka melambai-lambai dengan mengacungkan jari sesuai nomor urut pasangan calon. "Kaus, kausnya dong!" teriak mereka.
Simpatisan di atas sepeda motor dan mobil hias segera membalas lambaian mereka seraya melemparkan kaus berlembar-lembar. Seorang simpatisan pengendara sepeda motor berhenti dan membagi pin.
Ibu-ibu pengemis tertawa sambil mengenakan kaus melapisi daster lusuhnya. Beberapa tukang ojek tampak mengoleksi dua kaus berlainan warna.
Usai bagi-bagi atribut kampanye, rombongan karnaval terus melaju menembus Jalan Sudirman hingga ke Bundaran Patung Api Nan Tak Kunjung Padam.
Walaupun aturannya peserta kampanye harus menggunakan kendaraan roda empat atau lebih, sepeda motor tetap mendominasi kampanye kali ini.
Meski tak sampai terhenti karena macet, pengguna kendaraan pribadi dan angkutan umum terpaksa berdesak-desakan merayap di jalur lambat.
Akhirnya, tepat pukul 11.25, karnaval kampanye berakhir. (NEL/MZW/**/KSP)
Tuesday, July 24, 2007
Pilkada DKI: Karnaval Disambut Dingin, Kaus Jadi Rebutan
Posted by RaharjoSugengUtomo at 8:09 AM
Labels: HeadlineNews: Kompas
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment