Wednesday, August 01, 2007

Pascalongsor: Korban Harus Segera Direlokasi

KOMPAS - Rabu, 01 Agustus 2007

Bandung, Kompas - Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah meminta agar korban dan pengungsi banjir serta longsor di sejumlah desa di Morowali, Sulawesi Tengah, dan Luwu, Sulawesi Selatan, segera direlokasi. Ia juga menegaskan bahwa relokasi itu menjadi tugas pemerintah daerah setempat.
"Itu adalah tanggung jawab pemerintah daerah. Namun, kami akan ikut juga membantu kelancaran program itu," kata Bachtiar ketika membuka acara pemantapan pendampingan Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS) di Cikole, Bandung, Senin (30/7) malam.
Mengenai kendala pendistribusian bantuan dan evakuasi, Bachtiar menyebut medan yang berat sehingga tidak semua sarana transportasi bisa sampai ke lokasi.
Dari Luwu dilaporkan, lumpur dan air yang menggenangi sejumlah desa sudah mulai surut, tetapi warga masih dihantui kecemasan akan terjadi longsor susulan. Pasalnya, saat ini lumpur terus menyembur dari dalam tanah yang permukaannya longsor pekan lalu. Lokasi semburan berada di Gunung Makuring, yang pekan lalu banyak bagiannya longsor.
Semburan lumpur ini menyebabkan terbentuknya genangan lumpur yang terus meluas dan mengalir. Camat Suli Barat M Jihad bahkan sudah mengimbau warga Dusun Dandai, Desa Salubua, untuk mengungsi karena genangan lumpur dikhawatirkan menggenangi permukiman.
Semburan lumpur ini sendiri terjadi pascalongsor pekan lalu di Gunung Makuring, salah satu anak gunung di gugusan Pegunungan Latimojong. Longsor yang membuka permukaan tanah kemudian diikuti keluarnya semburan lumpur yang hingga kini terus meluas.
Untuk membuka wilayah-wilayah yang masih terisolasi, hingga kini aparat keamanan dan petugas SAR terus bekerja membersihkan material yang menutupi jalan, terutama di Desa Rante Alang dan Bukit Sutra di Kecamatan Larompong dan Desa Salubua di Kecamatan Suli Barat yang masih banyak warga belum dievakuasi.
Dari Morowali, sebanyak 1.300 korban di Kecamatan Bungku Utara dan Mamosalato mulai terserang berbagai jenis penyakit. Warga kebanyakan mengalami stres, infeksi saluran pernapasan atas, diare, dan gatal-gatal.
Sebagian besar dari penderita itu adalah pengungsi, sedangkan sebagian lainnya adalah korban banjir yang masih tinggal di rumah masing-masing.
Di sejumlah posko pengungsi, para korban banjir masih dirundung duka, khususnya mereka yang kehilangan anggota keluarga, rumah, dan semua harta benda. Tidak sedikit di antara pengungsi yang terlihat selalu berdiam diri dan meneteskan air mata. (CHE/REN/REI)

0 comments: