Wednesday, August 01, 2007

10 Orang Tewas akibat Tempe Gembus

KOMPAS - Rabu, 01 Agustus 2007

Jakarta, Kompas - Penyakit misterius di Desa Kanigoro, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang menewaskan 10 orang, diduga akibat cemaran mikroba dalam makanan. Cemaran tersebut ada dalam tempe gembus, makanan yang terbuat dari ampas tahu.
"Meski dugaan mengarah pada keracunan tempe gembus, tetap perlu ada pemeriksaan lain terhadap bahan-bahan kimia seperti logam krom, cuprum, dan barium," kata Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari kepada wartawan di Jakarta, Selasa (31/7).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Hertanto menyatakan, dari hasil observasi, para korban sebelumnya memakan tempe gembus yang dijual pedagang keliling. Pembeli tempe gembus itu kebanyakan ibu rumah tangga sehingga mayoritas korban adalah perempuan.
Pemeriksaan sementara menunjukkan penyebab KLB itu mengarah pada cemaran mikroba Pseudomonas cocovenans. "Bakteri ini biasanya tumbuh di bahan yang mengandung parutan kelapa, yakni tempe bongkrek. Ternyata, mikroba ini juga bisa tumbuh dalam tempe gembus," kata Nyoman Kandun, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes.
Herawati Sudoyo, peneliti dari Lembaga Eijkman, menambahkan, bakteri ini menyebabkan kerusakan mitokondria. Media terbaik bakteri ini ialah ampas kelapa. Namun, di China, bakteri ini juga terdapat pada produk yang terbuat dari jagung dan biji-bijian, termasuk tempe gembus. Ini bisa terjadi karena perubahan lingkungan serta tingkat kelembaban dan keasaman bahan makanan itu.
Sejauh ini dinas kesehatan setempat telah mengambil spesimen pasien dan warga sekitar, yang diambil dari sisa makanan, muntahan, dan sumber air di lokasi kejadian. Sebanyak 222 spesimen dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes. Ternyata ada kerusakan jaringan yang luas dan bersifat akut.
"Berdasarkan hasil penelitian patologi anatomi, penyebab kematian adalah kegagalan multiorgan, dengan gejala utama gastrointestinal berupa mual, muntah, dan pusing," tutur Kandun.
Pemeriksaan air dan udara menunjukkan tak terjadi pencemaran. Begitu pula pada pestisida dan beberapa jenis bahan kimia berbahaya, yakni arsenikum, sianida, dan logam berat. (EVY/EGI)

0 comments: