Wednesday, July 11, 2007

Menhub: Operator Bus Akan Diaudit

KOMPAS - Rabu, 11 Juli 2007

Kecelakaan Bus Terjadi Lagi, Tiga Penumpang Tewas

Jakarta, Kompas - Menteri Perhubungan Jusman Safeii Djamal mengungkapkan, pihaknya telah meminta jajaran dinas perhubungan untuk mengaudit semua operator bus angkutan umum. Ia berjanji akan memberikan sanksi yang berat terhadap petugas dinas perhubungan yang menyalahi kewenangan dalam pemberian keterangan uji kelayakan atau kir.
"Semua izin usaha bus angkutan umum akan kami periksa, termasuk perizinan trayeknya. Kelaikan armada juga akan diperiksa secara bertahap," kata Jusman, Selasa (10/7) di Jakarta.
Jusman mengakui bahwa rentetan kecelakaan di jalan raya yang melibatkan angkutan umum selama ini merupakan akibat dari lemahnya kontrol dan penyimpangan penegakan aturan. Oleh karena itu, lanjut Jusman, tidak ada lagi kompromi dalam pemberian kir.
Secara terpisah, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Departemen Perhubungan Suroyo Alimoeso menjelaskan, proses audit akan dimulai dengan pendataan merek kendaraan yang dipakai operator.
Ia mencontohkan, jika operator menggunakan kendaraan merek Hino, pihak pabrikan Hino yang akan memeriksa pemenuhan standar keamanan dan keselamatannya.
"Pemeriksaan juga akan dilakukan di terminal dan tempat pengujian. Kami juga akan melibatkan pihak kepolisian. Selain itu, masyarakat pengguna jasa juga ikut menilai kendaraan yang mereka gunakan," tutur Suroyo.
Faktor utama penyebab kecelakaan di jalan raya, 90 persen, adalah kesalahan manusia. Kemudian sekitar 5 persen karena kondisi kendaraan, 2 persen karena kondisi infrastruktur jalan, dan 3 persen akibat kelengkapan rambu lalu lintas.
"Karena itu, kompetensi pengemudi nantinya akan diuji. Pengemudi yang lulus akan mendapatkan sertifikasi," lanjutnya.
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Sayogo Hendro Subroto juga meminta Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta melakukan audit terhadap semua perusahaan bus.
Audit harus dilakukan karena terdapat 5.610 bus yang tidak melakukan uji kelayakan kendaraan, dari 14.710 bus yang ada.
Proses audit, menurut Sayogo, mudah dilakukan karena semua bus terdaftar di dishub. Berdasarkan pembukuan daftar uji kelayakan, akan ketahuan perusahaan bus yang sengaja mangkir dan yang taat aturan.
Kecelakaan di Subang
Sementara itu, dini hari kemarin kecelakaan yang merenggut korban tewas kembali terjadi di jalur pantai utara (pantura) Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Peristiwa kali ini menimpa bus Luragung bernomor polisi E 7723 YA jurusan Jakarta-Kuningan dan bus pariwisata Arya Prima di Desa Kebonanas, Kecamatan Pusakanagara, Subang, sekitar pukul 01.00.
Tiga penumpang bus Luragung meninggal seketika. Mereka adalah Ibrohim (36) (warga Jalan Serayu Blok II RT 1 RW 4 Jungjang, Arjawinangun, Cirebon), Rastini (50) (warga Kampung Babakan Cirahayu RT 17 RW 5, Luragung, Kuningan), serta Uripah bin Tarsan (warga Dusun III RT 3 RW 7 Kelurahan Panunggal, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon.
Kepala Kepolisian Resor Subang Ajun Komisaris Besar Sugiyono mengatakan, kecelakaan diduga disebabkan oleh kelalaian sopir. Faktor lain yang diduga turut memicu adalah kurangnya penerangan jalan.
"Bus pariwisata mogok karena rusak. Sebagian badan bus berada di tepi, tetapi dua roda kanan ada di bahu jalan," lanjutnya.
Sugiyono menambahkan, kernet serta perusahaan pemilik bus Luragung sudah dimintai keterangan. Adapun sopir bus Luragung belum diketahui keberadaannya karena setelah kejadian dia langsung melarikan diri. Sopir diduga ugal-ugalan.
Karakter jalan yang lurus dan lebar di sebagian besar jalur pantura harus diwaspadai oleh para pengguna jalan. Kecelakaan masih sering terjadi karena pengemudi tak mampu mengerem dan menghindari kendaraan yang berhenti atau berjalan lambat di depannya.
Kondisi dua korban kecelakaan bus Limas yang jatuh di Cianjur, Sabtu lalu, yang dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, membaik. Kedua korban itu, yakni M Rafli (6) dan Rikiyani (14), dipindah ke Ruang C-III dan Ruang Kelas I.
Ketua tim investigasi kasus bus Limas, JA Barata, mengatakan, pihaknya masih memeriksa kondisi bus yang sebagian ringsek akibat jatuh ke dasar jurang.
"Belum ada kesimpulan karena masih kami teliti," ujarnya.(MKN/ULE/MHF/ECA/KSP/OTW)

0 comments: