BISNIS - Rabu, 30/05/2007
JAKARTA: Pemerintah memacu peran pasar modal dalam menggerakkan pertumbuhan sektor riil dengan mendorong semakin banyak perusahaan mencatatkan sahamnya (listing) di lantai bursa. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kondisi pasar modal saat ini-dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang pernah mencetak rekor tertinggi baru di level 2.104-mencerminkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bursa yang cukup tinggi.Namun, menurut dia, tidak berhenti di situ. Kemajuan pasar modal selayaknya mendorong perekonomian nasional melalui langkah ekspansi perusahaan yang tercatat di dalamnya. Wapres mengakui pasar modal memang tempat spekulasi bagi investor. Tetapi hendaknya wahana investasi ini juga menjadi tempat yang baik bagi perusahaan untuk berekspansi ke sektor riil. "Pasar modal harus memberi sumbangan pertumbuhan bagi pasar riil, menggerakkan perekonomian. Walaupun harganya sudah tinggi, banyak perusahaan yang tetap berminat IPO [initial public offering] dan hasilnya digunakan untuk ekspansi.? Itulah yang dimaksudkan dengan menggerakkan ekonomi bangsa," tutur Wapres saat menyampaikan pidato pembukaan pada Indonesia Investor Forum (IIF) ke-2, di Jakarta, kemarin.Alternatif pembiayaanDalam kesempatan yang sama, Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengharapkan peranan pasar modal sebagai alternatif pembiayaan akan semakin meningkat di masa depan. Begitu pula dengan kemampuannya dalam menggerakkan perekonomian.Dia mengatakan dengan banyaknya aliran dana asing yang masuk ke dalam negeri, memang ada kekhawatiran pasar bakal terpuruk ketika dana itu terbang ke tempat lain. Karena itu, menurut Menkeu, pemodal lokal harus kuat agar pasar tidak hanya didominasi oleh dana asing. "Sekarang pasar modal domestik sudah lebih kuat. Akan jauh lebih baik bila pasar modal? memiliki basis investor domestik yang lebih kuat." Menkeu mengakui kontribusi pasar modal terhadap produk domestik bruto (PDB) saat ini belum terlalu signifikan. Nilai kapitalisasi bursa yang tercatat? Rp1400 triliun baru 42% dari nilai PDB.Mengutip data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Ahmad Fuad Rahmany mengatakan asing masih mendominasi kepemilikan efek di pasar modal dengan porsi 67%. Sementara itu, Dirut Bursa Efek Jakarta Erry Firmansyah mengatakan pasar modal mulai ikut menggerakkan sektor riil melalui sejumlah langkah ekspansi perusahaan.Data jumlah belanja emiten pada 2006 dan 2007 itu, menunjukkan tahun ini proyeksi anggaran ekspansi naik ketimbang tahun lalu."Dari 148 emiten yang terlibat dalam pengumpulan data tersebut, terlihat belanja modal perseroan pada 2006 sebesar Rp41 triliun, sedangkan tahun ini Rp55 triliun," tutur Erry.Insentif pajakUntuk lebih mendorong perusahaan masuk ke bursa (go public), Menkeu mengatakan dalam satu hingga dua bulan mendatang insentif pajak, khususnya pajak penghasilan di pasar modal, segera ditetapkan. "Ditjen pajak bersama Bapepam sedang melihat perbedaan di sisi pajak penghasilan, berapa potensi kehilangan negara dan nilai yang akan diisi oleh perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa."
(02/08/Abraham Runga)
(pudji.lestari@bisnis.co.id/rahayuningsih@ bisnis.co.id)
Oleh Pudji Lestari & Rahayuningsih
Bisnis Indonesia
Wednesday, May 30, 2007
Pemerintah pacu peran pasar modal
Posted by RaharjoSugengUtomo at 8:48 AM
Labels: HeadlineNews: Bisnis
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment