Friday, June 29, 2007

Biarkan Konflik Menjadi Bagian dari Sejarah

KOMPAS - Jumat, 29 Juni 2007

Cuaca Sempat Hambat Pendaratan Presiden di Ambon

Ambon, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap, situasi pascakonflik di Ambon dan Maluku yang mulai membaik dan menunjukkan tanda ke arah perdamaian agar dipertahankan dan dikembangkan untuk tujuan peningkatan kesejahteraan rakyat. Konflik dan kenangan soal itu biarlah jadi bagian dari sejarah.
"Setiap kali saya bersyukur karena situasi Ambon terus semakin baik. Kita ingat hari-hari yang berat waktu itu. Biarkanlah menjadi bagian dari sejarah," papar Presiden Yudhoyono dalam peresmian Pasar Ikan Higienis Tantui, Ambon, Kamis (28/6).
Terhadap hari-hari berat karena konflik horizontal di Ambon dan Maluku tahun 1999, Presiden mengajak warga memetik pelajaran atasnya. "Marilah kita dalam menggapai masa depan dengan kearifan pembelajaran sejarah. Kita rakit, kita jalani hari esok yang lebih baik," ujarnya.
Melihat kehendak kuat rakyat Ambon yang ingin kembali hidup berdampingan secara damai, Presiden, yang didampingi Ny Ani Yudhoyono, meminta aparat, baik di pusat maupun daerah, memfasilitasi hal tersebut. "Kewajiban kita semua untuk berikhtiar, bekerja keras, dan berbuat yang terbaik agar kondisi rakyat di Maluku pascakonflik makin baik," ujarnya.
Yudhoyono menuturkan, kedatangannya ke Ambon merupakan yang ketiga kali sejak dilantik menjadi Presiden. Ketika menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan tahun 2000-2002, bersamaan dengan pecahnya konflik dan upaya penanganannya, ia mengaku sering berkunjung ke Maluku.
Oleh karena kerap mengunjungi Maluku, Presiden tahu persis bagaimana perkembangan situasi keamanannya yang terus membaik. Untuk terus menjaga keamanan dan perdamaian, Presiden meminta semua pihak rukun, kompak, dan bersatu.
"Letakkanlah perbedaan suku, agama, etnik, dan partai politik secara proporsional. Mari bersatu dalam hati, pikiran, dan komitmen untuk bangsa," ujarnya.
Halangi pendaratan
Sebelum peresmian pasar ikan, Presiden harus berganti baju batik dengan safari karena terpapar air hujan. Kota Ambon, sejak tiga hari terakhir, diguyur hujan yang cenderung deras.
Perjalanan Presiden dari Bandara Pattimura ke Tantui, sejauh lebih dari 20 kilometer, juga terhambat genangan air karena hujan turun di sejumlah titik. Hujan juga menghalangi pendaratan pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-500 yang ditumpangi Presiden dan rombongan.
"Tadi rombongan saya yang terbang langsung dari Jakarta berputar-putar di udara lebih dari 30 menit karena cuaca yang belum memungkinkan untuk pendaratan," ungkap Presiden.
Acara utama Presiden di Ambon adalah untuk peringatan Hari Keluarga Nasional XIV, Jumat pagi ini. Sejumlah menteri dan hampir seluruh gubernur dan bupati/wali kota berada di Ambon. Karena banyaknya tamu, untuk penginapan disiagakan dua "hotel terapung" KRI Nusanive dan KM Bukit Siguntang berkapasitas lebih dari 2.000 orang di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon.
Kamis, Presiden juga meresmikan pengoperasian PT Pusaka Benjina Resourches dan gedung Fakultas MIPA Universitas Pattimura, Ambon. (inu/ang)

0 comments: