Thursday, May 31, 2007

Menperin usulkan insentif bagi perusahaan yang akan go public

Kamis, 31/05/2007

JAKARTA: Menperin mengusulkan kepada menkeu agar memberikan insentif terhadap perusahaan manufaktur yang akan masuk ke pasar modal (go public) berupa penundaan pembayaran pajak. Insentif itu dimaksudkan untuk mendorong perusahaan manufaktur masuk ke lantai bursa sebagai salah satu strategi mendapatkan pendanaan dalam aksi ekspansi guna menghadapi persaingan di pasar bebas."Selama ini terdapat perusahaan yang mengalami keterbatasan sumber daya finansial dan akses ke perbankan untuk membiayai ekspansi. Pasar modal diharapkan bisa memberikan solusi pembiayaan alternatif," kata Menperin Fahmi Idris pada Seminar Indonesia Investor Forum II bertema Reidentifikasi Sektor Industri Potensial: Menangkap Pembiayaan Pasar Modal, kemarin. Namun, Menperin tidak merinci secara spesifik tentang aturan insentif baru tersebut. Dia hanya mengatakan pemberian insentif perpajakan kepada perusahaan yang akan go public tersebut sesuai dengan PP No.1/2007 tentang pemberian fasilitas PPh. Menko Perekonomian Boediono mengatakan pengembangan sektor riil saat ini tidak dapat dipisahkan? dari kegiatan di pasar modal.? "Karena hasil dari penjualan saham perusahaan di pasar modal akhirnya juga digunakan untuk ekspansi bisnis. Jadi tidak benar adanya pembatasan sektor riil dan sektor keuangan."Oleh sebab itu, kata Boediono, pemerintah akan mengeluarkan paket kebijakan baru yang ditujukan untuk makin menggerakkan sektor riil.Hal senada juga diungkapkan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Muhammad Lutfi. "Beberapa perusahaan terbuka seperti PT Excelcomindo Pratama Tbk dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk baru saja merealisasikan perluasan investasi."Menurut data BKPM, PT Excelcomindo Pratama Tbk akan merealisasikan tambahan? investasi senilai US$532,21 miliar untuk menyelenggarakan jasa telepon, dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk sebesar US$391,57 miliar untuk pengembangan pabrik kertas industri dan kertas budaya. Sementara itu, Mobile-8 Telekom Tbk mengajukan izin investasi perluasan senilai US$421,68 miliar.Menurut Fahmi, perusahaan yang bergerak di tiga sektor manufaktur yakni industri makanan dan minuman, elektronik, dan tekstil memiliki potensi paling besar untuk masuk lantai bursa. Menperin menambahkan institusi pasar modal perlu? mereformasi diri? dengan memangkas birokrasi perizinan yang berbelit-belit, sehingga menjadi lembaga yang lebih dipercaya.?
(Neneng Herbawati) (yusuf. waluyo@bisnis.co.id)
Oleh Yusuf Waluyo Jati
Bisnis Indonesia

0 comments: