REPUBLIKA - Kamis, 31 Mei 2007
JAKARTA -- Operasi pasar (OP) minyak goreng yang dilakukan sejumlah daerah tak berhasil menekan harga. Harganya di pasar tetap melambung di atas Rp 8.000 per kg. Tak sesuai target pemerintah, untuk menurunkan harga minyak goreng hingga Rp 6.500 per kg pada akhir Mei ini.
Di beberapa pasar di Bandung, harga minyak curah kelas dua mencapai Rp 8.500 per kg. Kenyataan ini membuat pedagang apatis terhadap tekad pemerintah menurunkan harga minyak goreng. ''OP sia-sia. Harga tetap tinggi dan sulit diprediksi,'' kata Robin (27 tahun), distributor minyak curah di Bandung, Rabu (30/5).
Menurut dia, dampak pelaksanaan OP hanya terasa dua hari. Namun, setelahnya, harga minyak merangkak naik Rp 200 setiap harinya. Per Rabu (30/5), harga minyak goreng di tingkat distributor Rp 7.900-Rp 8.000 per kg. Padahal, sehari sebelumnya cuma Rp 7.850 per kg.
Asep, pedagang ayam goreng di Jl Martadinata, Bandung, tak menyangka kenaikan harga minyak goreng berlangsung lebih dari tiga bulan. Dia mengeluh, akibat tak pernah turunnya harga minyak goreng pendapatannya berkurang hingga 50 persen. ''Biasanya, saya untung Rp 5.000 per ekor, tapi sekarang hanya setengahnya.''
Di Malang, Jatim, meski OP telah dilakukan hampir dua pekan, harga minyak goreng tak beranjak turun. Harga di pasaran berkisar Rp 8.000-Rp 8.200 per kg. ''Selama harga minyak goreng tetap di atas Rp 7.000 per kg, kami terus melakukan OP,'' kata Kepala Diskoperindag Kab Malang, Syakur Kullu.
Hal yang sama juga terjadi di Surabaya. Hingga akhir Mei ini, harga minyak goreng berfluktuasi di kisaran Rp 7.800-Rp 7.900 per kg. ''Kalau OP untuk pedagang besar saja, harga di tingkat pengecer tetap tinggi,'' kata Hariadi, pedagang Pasar DTC Wonokromo Surabaya.
Keinginan warga Semarang, Jateng, untuk mendapatkan minyak goreng di harga Rp 6.500 per kg cuma impian. ''Pekan lalu memang sempat turun, tapi kini malah naik menjadi Rp 9.000 per kg,'' kata Harmini (37 tahun), ibu rumah tangga di kawasan Pucang Gading, Kab Demak.
Padahal, kata Kasubdin Perdagangan Dalam Negeri, Disdag Prov Jateng, Edison Ambarura, OP telah digelar di 15 kota. Koordinasi dengan pengusaha CPO dan prosesing minyak goreng pun telah dilakukan. Suhono (46 tahun), pedagang di Pasar Wage, Purwokerto, mengaku harga minyak goreng sulit turun meski OP digelar. ''Lambat tapi pasti, harga terus naik,'' katanya.
Sudah lebih dari sebulan, harga migor di Denpasar, Bali, bertahan di kisaran Rp 8.500-Rp 9.250 per kg. ''Katanya harga akan turun, tapi kenyataannya masih tetap tinggi,'' kata Ngurah Wijaya, pengecer migor di Kota Denpasar. n ren/rig/win/aji/edo/juw/owo/wab/aas/oed/mur/ina
Thursday, May 31, 2007
OP Minyak Goreng Gagal Tekan Harga
Posted by RaharjoSugengUtomo at 8:43 AM
Labels: HeadlineNews: Republika
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment