Tuesday, May 22, 2007

BI Minta Pemda Cairkan Dana Nganggur

REPUBLIKA - Selasa, 22 Mei 2007

JAKARTA -- Dana pemerintah daerah (pemda) yang disimpan di perbankan kembali disorot. Bank Indonesia (BI) meminta pemda membuat jadwal pencairan yang lebih teratur agar tidak membebani keuangan negara. ''Catatan kami menunjukkan bahwa dana pemda, kabupaten, dan provinsi yang tersimpan di bank --bukan hanya di BPD-- dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito berjumlah Rp 90 triliun,'' kata Gubernur BI, Burhanuddin Abdullah, Senin (21/5) di Jakarta.

Dana pemda yang menganggur itu, menurut Burhanuddin, semestinya bisa digunakan untuk menggerakkan perekonomian di daerah. ''Ini suatu jumlah yang sangat besar. Jika dimanfaatkan, bisa menjadi motor ekonomi yang sangat berarti di daerah,'' katanya.
Beban bank sentral pun bisa lebih ringan karena pembayaran bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) --tempat dana-dana pemda itu disimpan-- berkurang. Agar dana ngendon Rp 90 triliun per April 2007 itu tidak terus menggerogoti keuangan negara, Burhanuddin berharap pemda membuat perencanaan pencairan dana yang lebih matang. ''Kalau terencana dengan baik, akhirnya tidak membebani negara,'' paparnya.
Sejauh ini, pertambahan jumlah dana pemda itu tak terlalu berarti. ''Kelihatannya stabil sekitar itu. Itu disimpan di tabungan, giro untuk kebutuhan operasional pemda,'' jelasnya.
Isu tak digelontorkannya dana pemda untuk belanja modal dan barang, menghangat pertengahan tahun lalu. Kala itu, Menkeu, Sri Mulyani, mengungkap ada Rp 43 triliun dana pemda disimpan dalam bentuk SBI.
Kepala Ekonom BNI, Toni Prasetyantono, melihat ada dua permasalahan terkait hal ini. Pertama, banyak pemda yang memang memilih membiakkan uangnya di bank, terutama di BPD, ketimbang untuk menggerakkan sektor riil. Kedua, BPD masih kesulitan menyalurkan dana.
''Persoalannya, apakah ini karena menunggu jadwal pelaksanaan proyek, ataukah memang mereka kurang kreatif menggulirkan dana itu menjadi proyek,'' terang Toni.
Menurut anggota Komisi XI DPR, Dradjad Wibowo, ada sejumlah penyebab pemda lebih suka menyimpan dananya di bank. Selain untuk menjaga likuiditas guna keperluan operasional pemda, ungkap Dradjad, realisasi program dan proyek di daerah memang rendah.(evy )


0 comments: