Tuesday, May 22, 2007

Industri hanya tumbuh 5,83% pada kuartal I

BISNIS - Selasa, 22/05/2007

JAKARTA: Industri manufaktur nasional pada kuartal I/2007 hanya tumbuh rerata 5,83% atau di bawah angka pertumbuhan ekonomi periode yang sama yang tercatat 5,97%. Bahkan jika dibandingkan dengan pertumbuhan manufaktur nasional kuartal IV/2006, terjadi penurunan 0,5%. Padahal Menperin Fahmi Idris pernah menyatakan bahwa pertumbuhan sektor manufaktur idealnya harus berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional sehingga akselerasi pergerakan sektor riil bisa lebih cepat.
Meskipun demikian, Sekjen Departemen Perindustrian Agus Tjahajana mengatakan kontribusi industri manufaktur nasional terhadap total produk domestik bruto (PDB) yang mencapai 22,81% merupakan yang terbesar dibandingkan sumbangan sektor lainnya selama kuartal I/2007."Laju pertumbuhan industri manufaktur nasional pada 2006 memang menurun dibandingkan tahun sebelumnya akibat sejumlah masalah krusial. Tapi dengan berbagai upaya yang tengah dan akan dijalankan, pertumbuhan tahun ini akan lebih tinggi," tuturnya seusai rapat kerja sekjen Depperin dan sekjen Depdag dengan Komisi VI DPR di Jakarta, kemarin. Agus menjelaskan kinerja industri pada 2006 hanya mampu mencatat pertumbuhan 5,27% atau lebih rendah dibandingkan 2005 yang mencapai 5,86%. Penurunan pertumbuhan industri nasional ini disebabkan masih banyak permasalahan yang dihadapi seperti biaya energi (bahan bakar minyak, listrik, dan gas) yang tinggi, kelangkaan pasokan gas, dan penyelundupan yang marak. Selain itu, tingkat suku bunga kredit yang belum kompetitif, ketergantungan impor bahan baku, bahan penolong, dan komponen yang cukup tinggi, serta layanan birokrasi yang belum memadai ikut menghambat laju pertumbuhan industri manufaktur. Pemerintah, kata Agus,? menargetkan pertumbuhan industri tahun ini naik menjadi 7,9% dan 2008? sebesar 8,4%.
yusuf.waluyo@bisnis.co.id
Oleh Yusuf Waluyo Jati
Bisnis Indonesia


0 comments: