Tuesday, May 22, 2007

Pesan Penting dari Perkins

REPUBLIKA - Selasa, 22 Mei 2007

Skenario jahat telah dijalankan kapitalis untuk menguasai dunia. Lewat buku The Confession of an Economic Hit Man, John Perkins mengungkap skenario itu. Berikut adalah bagian terakhir dari dua tulisan tentang proyek lanjutan pengungkapan kejahatan tersebut.

Salah seorang menteri ekonomi di Kabinet Indonesia Bersatu pernah berkomentar perihal economic hit man (EHM). Menurut dia, analisis soal EHM itu penuh dengan tudingan konspiratif yang justru tidak berefek apa-apa terhadap negara korbannya. ''Hari gini mereka masih ngomong ada EHM, ada antek IMF. Lebih baik energinya disalurkan untuk kerja yang nyata, membangun negeri,'' kata dia dalam suatu forum. Boleh jadi apa yang dikatakan si menteri itu betul. Memang, bekerja nyata membangun negeri itu harus dilakukan seluruh komponen bangsa Indonesia. Namun, keberadaan EHM tidak bisa dinafikan begitu saja. Buku The Confession of an Economic Hit Man, karya John Perkins menjelaskannya dengan begitu meyakinkan.
Kini sudah tiga tahun buku tersebut beredar di pasaran. Perkins mengaku banyak mendapat tanggapan, baik pro maupun kontra. Ia mengklaim lebih banyak yang pro. Karena itu, ia menerbitkan buku barunya yang berjudul A Game As Old As Empire.
Pekan lalu, Republika mencoba mengirim pertanyaan kepada Perkins untuk mengetahui latar belakang usahanya membongkar praktik jahat bisnis kapitalis. Di tengah kesibukannya, pria yang pernah selama 15 tahun menjadi EHM dan sempat bertugas di Indonesia ini bersedia memberi jawaban. Lewat surat elektronik, dia berpesan agar negara berkembang bisa mandiri tanpa bantuan asing. Berikut petikan wawancaranya.


The Confession of an Economic Hit Man sudah beredar selama tiga tahun, banyak tanggapan yang masuk, apa saja tanggapan itu?
E-mail yang masuk ke saya justru lebih banyak yang pro. Banyak pembaca yang mengaku mendapat pelajaran, terinspirasi, dan termotivasi setelah membacanya. Mereka bahkan menjadi berani mengambil sejumlah tindakan membuat dunia ini menjadi lebih baik. Tapi, tentu saja saya mendapat banyak hadangan, terutama dari perusahaan yang mengontrol media atau keuangan lewat iklan yang mereka gencar siarkan. Namun, tindakan ini justru membuat buku saya menjadi lebih terkenal.

Pesan apa yang Anda ingin sampaikan ke EHM lain lewat buku itu?
Hentikan pekerjaan Anda, mengakulah ke masyarakat luas, gunakan keahlian dan kemampuan Anda untuk membuat dunia lebih baik.

Anda percaya, buku ini akan mengubah dunia, atau paling tidak yang membacanya?
Ya tentu, selain ini akan terbit sejumlah buku lainnya, dan film.

Pesan apa yang ingin disampaikan oleh buku ini terhadap negara-negara berkembang atau miskin yang menjadi mangsa EHM?
Bangkitlah, lawan mereka, lawan EHM, pemerintah, atau korporasi yang ingin membuat negara Anda dieksploitasi. Banyak orang di AS dan negara-negara maju yang tergabung di dalam G-8 akan mendengar Anda.

Apakah Anda ingin sarankan bahwa kami harus mandiri terhadap bantuan asing?
Negera seperti Indonesia harus menggunakan seluruh sumber dayanya dan keuntungan dari sumber daya itu untuk rakyatnya sendiri. Indonesia tidak membutuhkan bantuan asing. Itu hanya jebakan.

Sewaktu menjadi EHM Anda pernah ke Indonesia pada 1970-an, apa yang Anda lakukan di sini?
Saya ke Indonesia sebagai EHM, apa yang saya lakukan tercantum di buku pertama saya, rincian lebih lanjutnya akan saya ungkap di buku terbaru saya, yang berjudul The Secret History of the American Empire.

Apakah Anda merasa bersalah pernah menjadi EHM?
Ya, tapi saya selalu saja dibujuk oleh pejabat Bank Dunia, termasuk presidennya dan sejumlah profesor dari Harvard, bahwa apa yang saya lakukan adalah hal yang baik dan benar. Sangat mudah, pada saat itu, untuk membenarkan aksi yang saya lakukan.

Buku terbaru Anda akan segera keluar, apa inti dari buku itu?
Intinya adalah kelanjutan dari buku sebelumnya. Ia menggambarkan lebih lanjut operasi EHM yang saya lakukan. Termasuk di Indonesia. Buku itu juga berkonsentrasi tentang langkah apa yang bisa kita lakukan untuk mengubahnya.
Dalam buku itu, saya juga melakukan wawancara dengan EHM lain, termasuk pasukan pembunuh CIA, Jackal, serta sejumlah pejabat negara, dan aktivis politik untuk membahas masalah geopolitik belakangan ini. Saat ini dunia menjadi tempat yang berbahaya dan sangat rentan. Mengapa kita bisa sampai ke tahap ini, siapa yang bertanggung jawab, apa yang bisa kita lakukan, inilah yang akan diungkap dalam The Secret History of the American Empire



Buku Perkins masuk dalam daftar buku terlaris. Buku tersebut telah terjual lebih dari 500 ribu eksemplar. Dalam daftar buku laris The New York Times, The Confession of an EHM bertahan selama 29 pekan. Ia sudah diterjemahkan ke dalam 26 bahasa, termasuk Indonesia, meski untuk ukuran masyarakat pada umumnya hasil terjemahannya kurang memuaskan.
Tapi yang menarik, kata Perkins, bukunya itu terjual justru tidak lewat promosi gencar, melainkan dari mulut ke mulut dan di media alternatif sempalan. Oleh beberapa pihak, buku EHM juga disandingkan dengan karya-karya besar lainnya seperti Globalization and Its Discontents yang ditulis oleh Joseph Stiglitz, When Corporations Rule the World yang disusun David Korten, hingga Hegemony or Survival karya ahli linguistik yang banyak bicara soal kebijakan bejat AS, Noam Chomsky.
Terungkapnya praktik EHM tentu mengejutkan publik karena selama ini mereka menjalankan operasinya secara terselubung. (evy )


0 comments: