Monday, June 11, 2007

Densus Tangkap Satu Orang Lagi

KOMPAS - Senin, 11 Juni 2007

Istri Mahfud Masih Dimintai Keterangan oleh Polisi

Jakarta, Kompas - Selain Mahfud alias Yusron, tim Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror juga menangkap satu orang lagi di sekitar Banyumas. Akan tetapi, Kepala Divisi Humas Markas Besar Kepolisian Negara RI Irjen Sisno Adiwinoto hingga Minggu (10/6) belum mengumumkan identitas orang itu.
"Polisi kini masih membawa orang tersebut untuk pengembangan perburuan dan penyidikan lebih lanjut," kata Sisno. Berkaitan dengan penyidikan lebih lanjut itu, polisi kini juga masih meminta keterangan dari istri Mahfud, Sri Mardiyati (35).
Sisno juga memastikan bahwa Mahfud bukanlah Abu Dujana yang selama ini dicari-cari polisi. Demikian juga dengan orang lain yang ditangkap.
"Mahfud merupakan orang dekat dengan Abu Dujana. Namun, sejauh apa perannya dalam jaringan teroris kelompok Dujana, hal itu belum jelas," kata Sisno sambil menegaskan bahwa Mahfud sampai kemarin belum dibawa ke Jakarta.
Sepanjang hari kemarin beredar rumor bahwa Mahfud telah dibawa ke Jakarta.
Dari Banyumas dilaporkan, warga sekitar rumah Mahfud, yang belakangan diketahui bernama Mahmudi Yusron, itu mengaku belum tahu persis alasan penangkapan.
"Menurut informasi polisi di Kepolisian Sektor (Polsek) Kemranjen, Yusron ditangkap karena tersangkut masalah narkoba, tetapi isunya, dia anggota teroris," ujar Naryo, warga setempat.
Bagi warga, Yusron dan keluarganya yang baru delapan bulan tinggal di Desa Kebarongan, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas, itu dikenal pendiam dan baik. Sehari-hari Yusron berdagang tas.
Sebelum ditangkap, Yusron telah lama diintai. Hari Sabtu siang, Yusron bersama istri dan tiga anaknya yang masih berumur delapan tahun, lima tahun, dan dua tahun menyaksikan pemilihan kepala desa di lapangan Kebarongan.
Ketika keluarga ini meninggalkan lapangan dengan menggunakan sepeda motor, beberapa orang mengikuti. Sekitar 400 meter dari lapangan, Yusron ditembak kakinya. "Saat itu juga Yusron langsung dibawa. Ada anaknya yang nangis karena takut, tapi mereka semuanya tetap dibawa," kata Nasiman, yang tinggal di sebelah rumah Yusron.
Belum tahu
Di Sukoharjo, masih di Jawa Tengah, polisi gagal menangkap orang berinisial TB, warga Kampung Tangkil Baru, Desa Manang, Kecamatan Grogol. Upaya penangkapan yang berlangsung pada hari Minggu sekitar pukul 02.00 itu tidak membuahkan hasil karena TB tidak berada di rumah.
Terkait upaya penangkapan di Sukoharjo itu, Sisno mengaku belum tahu. Kepala Kepolisian Wilayah Surakarta Komisaris Besar Yotje Mende dan Kepala Kepolisian Resor Sukoharjo Ajun Komisaris Besar Handono Warih juga mengaku tidak tahu-menahu dengan penyergapan rumah di Grogol itu.
Sejumlah warga menyatakan tahu ada penggerebekan oleh polisi di rumah itu. Salah satu warga bahkan sempat diberi tahun polisi bahwa penggerebekan itu berkait dengan penemuan-penemuan sebelumnya di Sukoharjo.
Dari Kabupaten Karanganyar, juga diperoleh informasi mengenai penggerebekan di rumah AW di Dusun Pingu, Kelurahan Tegal Gede, Kecamatan Karangnyar, pada Minggu dini hari.
Sartono (56), saudara AW, menyatakan sempat mendengar suara perempuan minta tolong. Ketika keluar, ia bertemu orang berpakaian sipil yang mengaku polisi. Mereka meminta Sartono masuk lagi. "Setelah itu saya tidak tahu apa yang terjadi," katanya.
Penangkapan juga dilakukan di Dusun Kayunan, Kelurahan Donoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman, DIY, Sabtu pukul 21.00. Hingga Minggu malam, informasi itu belum bisa dikonfirmasi. (SF/MDN/EKI/AB1/BAH/pra)

0 comments: