Monday, June 11, 2007

Pertemuan TKI di Malaysia Berakhir Rusuh

Senin, 11 Juni 2007 8:06:00

KUALA LUMPUR --- Acara silaturrahmi yang dihadiri sekitar 2.000 tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Jawa Timur yang tergabung dalam 10 paguyuban yang awalnya bertujuan untuk membuat deklarasi bersama untuk menghentikan kericuhan antar mereka, malah berakhir dengan kerusuhan. Polisi Malaysia terpaksa membubarkan acara itu.
Kerusuhan bermula ketika acara yang diselenggarakan di sebuah aula pabrik semen di Rawang, Selangor, Malaysia, Ahad (10/6), terjadi hujan lebat sehingga semua TKI berebut masuk ke dalam aula yang pada saat yang sama sedang menggelar hiburan musik rock dan dangdut. Akibatnya, terjadi tindakan saling senggol dan dorong yang kemudian berujung pada perkelahian.
Melihat kericuhan itu, polisi dan Paguyuban Solidaritas Masyarakat Jawa (Pasomaja) di rantau Malaysia, dan Western Union selaku panitia, akhirnya membubarkan acara tersebut sekitar pukul 15.00 waktu setempat. Untung saja kerusuhan itu tidak sempat meluas dan menimbulkan korban luka-luka. ''Kami sangat menyesal sekali timbul kerusuhan.
Padahal maksud digelarnya acara ini ditujukan untuk meningkatkan silaturahmi dan hubungan persaudaraan di antara mereka. Bahkan, di awal acara ada deklarasi bersama dilakukan sepuluh paguyuban TKI asal Jawa Timur (Jatim) tentang perdamaian dan menjaga nama baik Indonesia di Malaysia,'' kata Magfur, Ketua Umum Pasomaja.
Sebelum terjadi kerusuhan, sebanyak 10 paguyuban TKI asal Jatim di Malaysia membacakan deklarasi bersama. Paguyuban tersebut diantaranya adalah Paguyuban Warog Sejati yang menampung TKI asal Ponorogo, Angling Dharma paguyuban TKI asal Jombang, Ronggo Lawe asal Tuban, Joko Samudro asal Lamongan, Arema asal Malang, Alkatras asal Lamongan, Sekar Taji, Ashter, Satu Hati, dan Ligas.
Lima kesepakatan Paguyuban para TKI tesebut sepakat mengeluarkan deklarasi bersama yang berisi lima butir kesepakatan. Pertama, sepakat menjaga nama baik dan menjunjung martabat bangsa Indonesia. Kedua, mempererat persaudaraan antar anggota paguyuban. Ketiga, menyepakati menyelesaikan semua masalah dengan cara kekeluargaan. Keempat, bersikap saling tolong menolong jika salah satu dari paguyuban mendapat kesusahan.
Kelima, siap berjalan di jalan yang benar dan tidak melanggar hukum yang ada. Acara silaturrahmi sendiri dimulai sekitar jam 11.00 waktu setempat. Sebagian besar peserta pertemuan merupakan pekerja kontruksi yang berambut gondrong, berbadan kekar, dan banyak pula yang bertatto di badan atau di lengan. Hal inilah yang sering membuat takut masyarakat Malaysia jika melihat mereka. ant
Fakta Angka
2.000 OrangPeserta silaturahmi TKI di Selangor yang berakhir rusuh.

0 comments: