Monday, June 11, 2007

Polisi Berusaha Kepung Abu Dujana

KORAN TEMPO - Senin, 11 Juni 2007

Serangkaian penangkapan kembali dilakukan.

JAKARTA -- Polisi terus meningkatkan operasi untuk menangkap tersangka gembong teroris Abu Dujana dan kaki tangannya di Jawa Tengah. Detasemen Khusus 88 Antiteror menggerebek beberapa tempat di Karanganyar dan Sukoharjo serta melakukan serangkaian penangkapan, Minggu dini hari kemarin. Salah satu yang tertangkap adalah tersangka teroris Aris Widodo di rumahnya di Dusun Tingu RT 2/4, Desa Tegal Gede, Karanganyar. Selain itu, beredar informasi ada beberapa orang lainnya yang telah dicokok petugas. Namun, aksi polisi di Sukoharjo gagal total. Taqwimbillah, yang diincar polisi, sudah meninggalkan rumahnya sebelum aparat datang ke kediamannya di Dusun Tangkil Baru RT 2 RW 7, Kelurahan Manang, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, pada pukul 02.00 dini hari.Menurut sumber Tempo di kepolisian, dua penggerebekan di wilayah sekitar Solo itu bermula dari tertangkapnya Yusron Ahmahmud alias Mahfud di Banyumas, Sabtu pekan lalu. "Mahfud adalah anak buah Abu Dujana," kata Kepala Divisi Humas Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia Inspektur Jenderal Sisno Adiwinoto kemarin. Namun, Sisno menyatakan belum mengetahui penggerebekan di Sukoharjo dan Karanganyar. "Saya masih belum dapat kabar. Tapi (itu) mungkin saja," katanya. Dia mengakui polisi menangkap lebih dari seorang sepanjang akhir minggu kemarin. Sisno tak bersedia memerinci identitas mereka. Penangkapan Aris terjadi sekitar pukul 03.00 dini hari. Menurut Kholid Saefulah dari Tim Pembela Muslim, polisi membawa Aris tanpa dilengkapi surat perintah. "Ini penculikan," katanya.Berdasarkan keterangan istri Aris, Giyanti, kepada Kholid, penangkapan diawali oleh kedatangan serombongan polisi yang mengetuk pintu rumah. Setelah dibukakan oleh Aris, polisi mengatakan mencari Aris Widodo. "Aris ditangkap dengan todongan pistol di tubuhnya," ujar Kholid.Tetangga sekitar rumah Aris, termasuk Ketua RT Darwanto, menyatakan tidak tahu soal penangkapan tersebut. Aris adalah keponakan Abdul Goni alias Suratno, terpidana Bom Bali I. Sehari-hari Aris membuka usaha pengetikan dan penyewaan komputer.Sementara itu, upaya Detasemen Antiteror menangkap Taqwimbillah di Sukoharjo mengalami kegagalan. Menurut kesaksian tetangga sekitar, petugas datang mengendarai tiga mobil dan dua sepeda motor. Polisi langsung memblokade jalan dan mematikan lampu kawasan. ''Kami kaget tiba-tiba lampu mati,'' ujar sumber yang enggan disebut namanya itu. Petugas lalu menggeledah rumah Taqwim selama 30 menit, tapi tidak menemukan yang dicari. Mutmainah, istri Taqwim, tidak bersedia memberikan keterangan. Ia mengurung diri bersama empat anaknya. ''Ia masih trauma," kata Ngatimin, tetangga Taqwim.Taqwim adalah target lama polisi. Namanya muncul setelah dua pelaku pengeboman di Jakarta 2003, Farhan alias Syamsul Bahri dan Tamim alias Ahmad Sofyan, ditangkap pada Juli 2003. Polisi sebelumnya pernah menggerebek rumah Taqwim, tapi gagal. Sisno menegaskan jaringan Abu Dujana ini lebih berbahaya ketimbang kelompok Noor Din M. Top. Bersama Dr Azahari dan Noor Din, Abu Dujana diyakini terlibat dalam tiga pengeboman di Bali (2002), Hotel JW Marriott (Agustus 2003), dan di depan Kedutaan Besar Australia, Jakarta, setahun kemudian.
SORTA YUDHA IMRON ARIS ANAS NUR ROCHMI

0 comments: