BISNIS - Selasa, 26/06/2007
JAKARTA: Pemerintah, melalui Perum Bulog, diam-diam menandatangani kontrak dengan Vietnam untuk mengimpor 250.000 ton beras senilai US$82,49 juta. Dirut Perum Bulog Mustafa Abubakar mengungkapkan BUMN itu telah menandatangani kontrak impor 250.000 ton beras bersama dengan pemasok asal Vietnam, Vina Food II, pada 19 Juni 2007. "Kami tidak membukanya [mengumumkan], karena ini merupakan lanjutan dari sisa izin impor 1,5 juta ton yang belum terpenuhi," tuturnya di Jakarta, akhir pekan lalu.Sumber Bisnis di lingkungan Bulog mengungkapkan nilai kontrak tersebut sebesar US$329,97 per ton (cif). Jika kuota impornya sebesar 250.000 ton, maka nilainya mencapai US$82,49 juta.Mustafa menjelaskan kontrak impor beras itu merupakan bagian dari izin impor 1,5 juta ton yang mekanisme pengadaannya belum ditentukan oleh pemerintah dan Perum Bulog.Mengenai sisa izin impor beras sebanyak 1,5 juta yang belum ada kontraknya, yakni sekitar 132.000 ton, masih akan ditentukan mekanisme pengadaannya dan akan dicari negara mana yang menjadi pemasok."Kami akan teruskan, evaluasi, dan lihat asal negara mana yang tepat, karena India menawarkan diri, selain China ada peluang. Juga Vietnam dan Thailand," ujar Mustafa.Berdasarkan catatan Bisnis, impor beras Bulog masih kurang sekitar 382.000 ton dari yang diizinkan impor sebanyak 1,5 juta ton. Jumlah ini meliputi mekanisme pengadaan G to G, tender langsung (100.000 ton), dan izin ke swasta 200.000 ton.Tender dan izin swasta itu bagian dari impor tahap IIA pada Maret, sementara lelang tersebut terjual sebanyak 75.000 ton. (lihat tabel).Sebelumnya, Mustafa mengatakan kekurangan impor beras sekitar 382.000 ton yang belum ada mekanisme pengadaannya akan ditentukan setelah pemerintah mengevaluasi produksi padi nasional. Namun, Bulog telah menandatangani kontrak impor beras pada 19 Juni dengan Vietnam, mendahului evaluasi bersama yang dilaksanakan pada 22 Juni. Padahal, dari evaluasi bersama pemerintah disimpulkan bahwa untuk sementara ini Indonesia tidak perlu mengimpor beras lagi. Hal ini karena produksi beras dalam negeri dinilai cukup untuk kebutuhan rakyat Indonesia. Menjawab pertanyaan mengenai kondisi itu, Mustafa kembali mengaskan bahwa itu merupakan rangkaian dari izin impor sebelumnya. Berdasarkan catatan Bulog, pengadaan beras dari dalam negeri telah mencapai 1,2 juta ton dari target baru yang ditetapkan, yaitu 1,73 juta ton. Sementara itu, impor beras yang masuk mencapai 700.000 ton. Menanggapi kontrak impor 250.000 ton, Sekjen Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Rachmat Pambudi mengaku dia justru mempertanyakan kebijakan tersebut."Persoalan ini menjadi tanda tanya bagi saya. Pemerintah menyatakan intinya [produksi dalam negeri] sudah cukup, kenapa impor mesti dilanjutkan?" ujarnya kepada Bisnis, kemarin.Dia meminta pemerintah agar menjelaskan kondisi produksi gabah nasional, sehingga memilih untuk melanjutkan impor, meskipun sebelumnya HKTI juga diminta pertimbangan untuk kelanjutan impor tersebut.Ketua Umum Kerukunan Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir meminta Badan Pusat Statistik, menghitung ulang produksi dalam negeri secara rinci.Karena dengan melihat evaluasi saat ini, menurut dia, produksi nasional cenderung aman untuk delapan bulan ke depan. "Tetapi, kenapa sekarang kok meneruskan impor." Produksi bertambahSecara terpisah, Mentan Anton Apriyantono optimistis produksi beras tahun ini meningkat cukup signifikan, kendati belum maksimal dari target 32,96 juta ton beras atau setara dengan 58,18 juta ton gabah kering giling.Menurut dia, Agustus 2007 Indonesia memasuki panen raya. Kekurangan produksi masa tanam Januari-April 2007 tertutupi oleh panen Agustus. Sebab ada kenaikan produktivitas menyusul digunakannya benih unggul yang diambil dari stok benih 110.000 ton."Saat ini, musim pun berpihak kepada petani. Jumlah tanaman yang diserang banjir dan hama masih di bawah rata-rata lima tahunan," ujar Mentan.Mentan mengungkapkan sinyal positif itu setelah melihat harga beras saat ini yang bagus. Harga beras kelas menengah saat ini sebesar Rp4.500 per kg.Namun, Mentan menolak berbicara mengenai apakah impor beras masih diperluakn atau tidak. "Keputusan tersebut bukan pada saya."
(m02/ Martin Sihombing) (redaksi@ bisnis.co.id)
Bisnis Indonesia
Tuesday, June 26, 2007
Bulog diam-diam impor beras 250.000 ton
Posted by RaharjoSugengUtomo at 10:39 AM
Labels: HeadlineNews: Bisnis
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment