Wednesday, June 27, 2007

'Jangan cemaskan over prices di bursa'

BISNIS - Rabu, 27/06/2007

JAKARTA: Kepala Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Fuad Rahmany menilai di balik pertumbuhan pasar modal Indonesia terdapat potensi terjadinya over prices. Namun, menurut dia, pelaku pasar tidak perlu khawatir karena realitas harga saham yang terlalu tinggi itu belum terjadi sekarang. Sementara itu, lonjakan tertinggi dalam dalam enam bulan pertama terjadi pada satu saham lapis kedua, yaitu PT Anugrah Tambak Perkasindo Tbk, yang mencapai 2.988%."Kita harus mewaspadai bahwa di pasar modal ada ketidakseimbangan masuknya modal, terutama modal asing, yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan produk pasar modal, sehingga ada loss theory. Kalau kami katakan over prices ada potensi, tapi saat ini belum. Jadi, pemain pasar modal jangan khawatir," tuturnya saat penganugerahan Bisnis Indonesia Award, di Jakarta, kemarin.Menyikapi hal itu, pemerintah terus mewaspadai aliran modal asing dan memperkuat produk pasar modal. Paket kebijakan ekonomi yang baru dikeluarkan diharapkan bisa menjawab tantangan itu.Secara terpisah, analis Sinarmas Sekuritas Samuel Sudeswanto Yeung memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam jangka pendek bisa menembus level 2.200, sedangkan pada akhir tahun dapat memecahkan rekor di level 2.400.Pada perdagangan kemarin, indeks naik tipis 1,34 poin atau 0,06% ke level 2.153,54. Sentimen eksternal tidak cukup menopang indeks untuk bertahan di posisi tertinggi 2.167,45 yang tercatat selama perdagangan kemarin.Saat ini, menurut Samuel, pasar domestik memang sedang minim sentimen penggerak, sehingga indeks tidak bergerak signifikan. Dia meminta investor agar mencermati aksi window dressing yang bakal meramaikan pasar menjelang penyusunan kinerja emiten semester pertama.Samuel memperkirakan laporan keuangan emiten per Juni bakal lebih baik dari semester I/2006 dan juga kuartal I/2007. Di sisi makro, inflasi yang tetap terkendali pada Juni diharapkan membantu kinerja emiten.Berdasarkan data, rasio harga dibandingkan dengan laba per saham (price to earning ) indeks Bursa Efek Jakarta saat ini mencapai 22,05 kali. Dari 13 negara yang dipantau Bloomberg, rasio P/E Indonesia merupakan tertinggi ketiga setelah indeks Nikkei 225 Jepang (38,32 kali) dan China (41,44 kali).(Lihat tabel)Rasio P/E menunjukkan ukuran harga yang dibayar investor untuk saham terhadap laba per saham yang dihasilkan perusahaan. P/E yang lebih tinggi mengartikan investor membayar lebih banyak untuk tiap laba yang diperoleh. Return tertinggiSepanjang semester I/2007 saham PT Anugrah Tambak Perkasindo Tbk tercatat sebagai emiten dengan kenaikan harga terbesar dari total 342 emiten di BEJ. Total kenaikan harga saham emiten yang berkonsentrasi di usaha perikanan ini melesat 2.988,24% sejak Desember 2006. PT Agis Tbk berada di urutan kedua dengan total kenaikan harga saham 1.330,23%. (lihat tabel)Analis Bhakti Securities Budi Ruseno menilai pergerakan saham lapis kedua ini sangat wajar. Menurut dia, ada tiga prinsip dasar yang menyebabkan pergerakan saham di bursa, yaitu kinerja perusahaan yang baik, faktor teknis yang memengaruhi pergerakan saham, dan adanya sentimen pasar yang berkaitan dengan kondisi makro ekonomi nasional. "Banyaknya perusahaan yang melakukan aksi korporasi biasanya digunakan investor short term trading untuk berspekulasi. Hal ini yang menaikkan saham lapis kedua."Kondisi seperti ini, menurut Budi, akan berakhir saat munculnya alternatif investasi lain, seperti penawaran saham perdana baru.Sementara itu, Kepala Riset BNI Securities Fendi Susianto menilai perkembangan Anugrah Tambak sangat mencolok. Hal ini disebabkan oleh pelaku pasar merespon positif emiten yang terhitung baru dalam industri pertambangan itu. Menurut Fendi, saham-saham di sektor pertambangan dan energi terdorong naik seiring dengan perkembangan makro global pada semester I/2007.Karena itu, saham-saham di sektor pertambangan sangat berperan menaikkan IHSG yang belakangan menguat.Pergerakan saham sektor pertambangan energi didukung oleh faktor fundamental yang kuat akibat pergerakan harga minyak bumi dunia.Salah satu yang menikmati keuntungan itu adalah PT Citra Tubindo Tbk. Perusahaan ini memenangkan dua penghargaan dalam ajang Bisnis Indonesia Award untuk kategori CEO terbaik dan emiten terbaik yang tercatat di papan utama.
(08) (pudji.lestari@bisnis.co.id/abraham. runga@bisnis.co.id)
Oleh Pudji Lestari & Abraham Runga
Bisnis Indonesia

0 comments: