Friday, June 15, 2007

Polisi Gagalkan Sejumlah Aksi Teror

KORAN TEMPO - Jum’at, 15 Juni 2007

Polisi kembali menangkap satu tersangka.

BANDUNG---Kepolisian RI mengklaim penangkapan sembilan tersangka teroris dalam sepekan ini berhasil mengkandaskan rencana sejumlah aksi teror yang dirancang terlaksana dalam waktu dekat. "Hal itu terungkap dari barang bukti berupa dokumen yang disita serta kesaksian para tersangka teroris yang ditangkap," kata Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri Inspektur Jenderal Sisno Adiwinoto di Bandung kemarin.
Tak hanya itu, kata Sisno, polisi juga berhasil mengungkap jaringan pelakunya. Sasaran aksi teror, tutur Sisno, lebih dari satu dan macam-macam. Tapi ia menolak memerinci tempat dan bentuk aksi teror tersebut.
Kepala Polri Jenderal Sutanto menyatakan tidak bisa menjamin ancaman teror bom berakhir setelah sembilan orang anggota kelompok Dujana ditangkap. "Kalau saya memberikan jaminan, takabur nanti," katanya di Bandung. Menurut dia, ancaman teroris akan tetap ada sampai kapan pun.
Sepanjang akhir pekan lalu polisi berhasil menangkap delapan tersangka teroris di berbagai kota di Jawa Tengah. Di antara mereka adalah Abu Dujana, yang dipercaya sebagai komandan operasional tertinggi Jamaah Islamiyah di Indonesia.
Kemarin polisi kembali menangkap seseorang yang diduga terkait dengan jaringan tersebut, yakni Nrd, 47 tahun, di Dusun Singkir, Kelurahan Jaraksari, Kecamatan Wonosobo Kota. Pria pendiam yang mengaku berasal dari Cilacap itu ditangkap pada pukul 10.00 pagi di rumah kontrakannya. Sempat diisukan Nrd adalah Noor Din M. Top. Namun, sumber di Detasemen Khusus 88 membantah hal itu dan menyebut namanya adalah Nuryadi.
Kemarin juga sempat terdengar kabar polisi berhasil menangkap Noor Din M. Top di Ambon. Namun, Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komjen Bambang Hendarso belum bersedia memastikan hal itu. "Belum ada informasi soal itu," katanya. Sisno berjanji akan secepat mungkin mengumumkan hasil tangkapan baru mereka. "Sekarang di beberapa tempat sedang dilakukan pengejaran dan penyisiran."
Hingga kemarin polisi di berbagai daerah ikut memperkecil gerak teroris hingga ke luar Jawa. Polisi, antara lain, menutup ruang bagi mereka yang melompat ke Sumatera melalui Lampung. Sementara itu, Kepolisian Wilayah Surakarta membentuk Satgas Khusus Pemburu Teroris. Anggota tim ini merupakan pilihan dari anggota polwil dan terdiri atas berbagai kesatuan. "Tim ini bertugas membantu Densus 88," kata Kepala Polwil Surakarta Komisaris Besar Yotje Mende.
Namun, kelompok oposisi Australia menganggap usaha polisi Indonesia memburu anak buah Abu Dujana yang masih tersisa diganggu oleh Perdana Menteri Alexander Downer. Pasalnya, Downer buru-buru memberikan ucapan selamat atas tertangkapnya Abu Dujana, justru saat polisi Indonesia masih membantahnya. "Downer harus segera menjelaskan mengapa dua hari lalu dia secara terbuka membahas identitas pemimpin Jamaah Islamiyah yang ditangkap ketika operasi aktif polisi antiteror Indonesia masih berlangsung," kata Robert McClelland, juru bicara urusan luar negeri Partai Buruh, Rabu lalu.
AHMAD FIKRI SYAIFUL AMIN IMRON ROSYID BADRIAH IWANK AAP
____________________________________________________


Kuartet Jutaan Dolar

Pekerjaan rumah polisi masih berderet setelah Abu Dujana dapat ditangkap. Empat pentolan Jamaah Islamiyah lainnya, Noor Din M. Top, Dzulkarnain, Umar Patek, dan Dulmatin, masih menghirup udara bebas. Menurut polisi, sepak terjang keempat orang ini bisa jadi lebih berbahaya ketimbang Dujana. Aparat keamanan menyediakan hadiah Rp 500 juta sampai US$ 10 juta jika ada yang berhasil menangkap mereka.

Dulmatin
Inilah tersangka teroris paling mahal. Amerika menghargai nyawanya US$ 10 juta karena keterlibatannya dalam Bom Bali I. Setelah pengeboman itu, laki-laki 37 tahun ini lari ke Filipina Selatan. Mei lalu ia nyaris disergap tentara Filipina di Provinsi Tawi-tawi. Ia lolos, tapi empat anaknya tertinggal dan diekstradisi ke Indonesia.

Noor Din M. Top
Bersama Dr Azahari, Noor Din M. Top, 39 tahun, pernah menjadi teroris paling dicari di Indonesia. Duet Malaysia ini oleh polisi disangka berada di belakang semua pengeboman sejak Bom Bali I. Setelah Azahari tewas dalam penyergapan di Batu, Jawa Timur, Noor Din disebut-sebut berada di bawah perlindungan Dujana.

Dzulkarnain
Inilah tokoh senior di Jamaah Islamiyah. Laki-laki asal Sragen ini adalah angkatan pertama Akademi Militer Mujahidin Afganistan dan dianggap salah satu otak Bom Bali I. Menurut tersangka teroris yang tertangkap Maret lalu, Dzulkarnain--biasa dipanggil "Mbah"--terlihat dalam latihan perang di Gunung Sumbing pada awal tahun ini.

Umar Patek
Pria berumur 37 tahun ini dihargai pemerintah AS sebesar US$ 1 juta karena keterlibatannya sebagai koordinator lapangan dalam Bom Bali I. Setelah pengeboman itu, ia bersama Dulmatin lari ke Filipina dan menjadi buron paling dicari di sana. Mereka bergabung dengan kelompok separatis di Mindanao.

Sepak Terjang
24 Desember 2000 Pengeboman 15 gereja di berbagai kota. Noor Din terlibat bersama Azahari, Hambali, dan Iman Samudra.
12 Oktober 2002 Pengeboman di Legian, Bali. Noor Din penyandang dana. Umar Patek fasilitator. Dulmatin komandan lapangan. Dzulkarnain salah satu tokoh kunci.
5 Agustus 2003 Pengeboman Hotel JW Marriott, Jakarta. Azahari, Noor Din, dan Dujana menjadi otak serangan.
9 September 2004 Pengeboman Kedutaan Australia, Jakarta. Azahari, Noor Din, dan Dujana menjadi otak serangan.
1 Oktober 2005 Pengeboman di Kuta dan Jimbaran, Bali. Azahari dan Noor Din menjadi otak serangan.
9 November 2005 Azahari tewas dalam penyergapan di Batu, Jawa Timur. Noor Din tidak berada di tempat itu.
16 November 2005 Noor Din muncul dalam rekaman video anjuran jihad bersama tiga pelaku bom bunuh diri Bali II.
30 April 2006 Noor Din lolos dari sergapan di Wonosobo.

Naskah: yudono globalsecurity tempo wikipedia

0 comments: