Monday, May 28, 2007

Gelombang Tinggi Masih Ancam Kawasan Pesisir

KOMPAS - Senin, 28 Mei 2007

Pengaruh Bulan Baru dan Purnama Perlu Diwaspadai

Jakarta, Kompas - Hingga akhir Mei 2007, gelombang tinggi diperkirakan masih mengancam kawasan pesisir pantai yang berhadapan dengan Samudra Hindia. Penyebabnya adalah fenomena gravitasi menyusul datangnya bulan baru dan bulan purnama.

"Penguatan gelombang pasang tinggi sangat mungkin terjadi pada fase itu. Jika ditambah faktor meteorologis, seperti angin kencang, maka penduduk pesisir perlu waspada," kata Thomas Djamaluddin, peneliti utama astronomi astrofisika di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), ketika dihubungi di Jakarta, akhir pekan lalu.
Saat bulan baru dan purnama, kata Thomas, air pasang maksimum terjadi akibat gravitasi bulan yang diperkuat gravitasi matahari. Air pasang semakin tinggi ketika posisi Bulan dan Matahari yang segaris berada pada jarak terdekat dengan Bumi.
Fenomena itulah yang menjelaskan terjadinya pasang tinggi disertai gelombang yang mengempas pesisir barat Sumatera dan selatan Jawa-Bali pada 17-18 Mei lalu. Karena ketika itu tidak didahului gempa dan angin kencang, kalangan awam menyebutnya aneh dan misterius.
Pada bulan Mei 2007, posisi Bulan dan Matahari hampir dalam posisi terdekat dengan Bumi, yakni berkisar 362.307 kilometer dari rata-rata 384.401 kilometer. Sesuai konfigurasi Bumi-Bulan-Matahari, pasang maksimum terjadi sekitar tengah malam dan tengah hari.
Meskipun kombinasi gelombang pasang maksimum yang dipicu bulan baru atau purnama dengan angin kencang jarang terjadi, kemungkinan hal tersebut masih harus diwaspadai. "Jika terjadi, gelombang besar bisa merusak kawasan pesisir," kata Thomas Djamaluddin.
Sementara itu, seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Bidang Meteorologi Maritim Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Suratno mengatakan, angin dari Samudra Pasifik ke daratan Asia telah menyebabkan gelombang laut naik. Kecepatan angin di laut selama gelombang adalah 10-15 knot (19-28 kilometer per jam), yang tergolong tidak ekstrem.
Adapun ketinggian gelombang di perairan barat Sumatera adalah 1-2,5 meter, sementara gelombang di Laut Jawa hingga pekan ini diperkirakan 2-3 meter dan patut diwaspadai.
Kawasan rawan gempa
Thomas mengungkapkan, bulan baru dan purnama patut diwaspadai di daerah rawan gempa. Efek pasang maksimum Bulan-Matahari dapat memicu pelepasan energi di lempeng bumi berupa gempa, khususnya pada pergantian malam-siang.
Beberapa gempa terjadi sekitar bulan baru dan purnama, misalnya gempa Alor (12 November 2004) terjadi pada bulan baru (28 Ramadhan 1425), gempa Nabire (26 November 2004) menjelang purnama (13 Syawal 1425), gempa Aceh (26 Desember 2004) terjadi saat purnama (14 Zulkaidah 1425), gempa Simeulue (26 Februari 2005) terjadi setelah purnama (16 Muharam 1426), gempa Nias (28 Maret 2005) terjadi setelah purnama (17 Safar 1426), gempa Mentawai (10 April 2005) terjadi pada bulan baru (1 Rabiul Awal 1426), dan gempa Yogyakarta (27 Mei 2006) terjadi menjelang bulan baru (29 Rabiuts Tsaniah 1427).
Berdasarkan catatan pengalaman tersebut, lanjut Thomas, perlu dimasukkan faktor astronomi efek pasang Bulan-Matahari pada analisis peringatan dini meteorologis-geofisis. Kewaspadaan tinggi patut dimiliki untuk Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan kondisi geologis aktif. (GSA)

0 comments: