Monday, May 28, 2007

Peringatan Gempa: Warga Menangis Saat Mengenang Detik-detik Gempa

KOMPAS - Senin, 28 Mei 2007
Bantul, Kompas - Peringatan setahun pascagempa di Provinsi DI Yogyakarta dilaksanakan di sejumlah tempat, Minggu (27/5). Warga bersama pemerintah daerah setempat mengenang detik-detik terjadinya gempa dengan khidmat.

Di Lapangan Trirenggo, Bantul, kegiatan dilaksanakan sejak pukul 04.00. Setelah shalat subuh dan zikir bersama, ribuan warga mengenang detik-detik terjadinya gempa 27 Mei 2006 pada pukul 05.57 sampai pukul 06.00.
Suasana hening mendadak terasa mencekam begitu rombongan pemusik gamelan menabuh berbagai alat musik bersamasama, diikuti bunyi klakson kendaraan. Suara-suara itu mengingatkan kembali warga Bantul akan gemuruh getaran gempa.
Sebagian besar warga tidak kuat menahan air mata, berpelukan untuk saling menguatkan. Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X dan Bupati Bantul Idham Samawi menundukkan kepala dalam-dalam. "Saya merinding. Peringatan gempa ini mengena di hati," ujar Idham.
Dari peringatan setahun pascagempa, menurut Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya, masyarakat bisa memetik banyak pelajaran. Salah satunya adalah belajar lebih sabar dan tawakal menerima berbagai cobaan hidup. Pemerintah juga belajar mendukung warga.
"Tidak ada keinginan dari pemerintah untuk menghambat pemulihan kehidupan warga. Namun, jika terdapat kekurangan dari pihak pemerintah, saya mohon maaf sebesar-besarnya," tutur Sultan.
Refleksi dan peringatan gempa bumi digelar di Kota Yogyakarta melalui doa bersama dan aneka kegiatan seni. Di Jogja Expo Center, Minggu dini hari, Sultan Hamengku Buwono X mengajak masyarakat meninggalkan kesedihan.
Sebaliknya, warga harus cepat dibangkitkan semangatnya untuk membangun kembali Yogyakarta yang sebagian luluh lantak akibat bencana. Selama meneruskan proses rehabilitasi, Sultan mengingatkan masyarakat agar tetap mempertahankan semangat kebersamaan dan kekritisan terhadap pemerintah.
Warga di Kabupaten Gunung Kidul secara bersama-sama membunyikan kentungan di rumah masing-masing pada pukul 05.50. Pemerintah kabupaten memperkirakan jumlah kentungan yang dipukul mencapai puluhan ribu, tersebar di 18 kecamatan dan 144 desa.
Warga bangkit
Mengenai pesatnya kemajuan proses pemulihan sektor fisik pascagempa, Sultan Hamengku Buwono X menilai hal itu tidak akan tercapai jika warga tak berusaha bangkit. Karena itu, Gubernur DI Yogyakarta memberikan apresiasi setinggi-tingginya bagi warga.
Hingga Mei 2007, menurut data dari Bagian Administrasi Pembangunan Kabupaten Bantul—daerah terparah yang terkena gempa bumi—kemajuan rekonstruksi rumah rusak parah atau hancur sudah mencapai 70 persen lebih dari jumlah 134.198 rumah. Idham Samawi memastikan sisanya akan selesai tahun ini. (AB2/AB3/PRA/WER)

0 comments: