Monday, May 28, 2007

Bearish hantui pergerakan indeks

Senin, 28/05/2007

JAKARTA: Sinyal bearish mulai terlihat bukan saja di pasar saham domestik tapi juga regional, jika indeks harga saham gabungan (IHSG) turun hingga menembus level 2.050 maka diperkirakan tren telah berbalik arah.Harga obligasi juga diperkirakan terkoreksi pada pekan ini. Kendati demikian, analis justru menilai inilah saat yang tepat bagi investor untuk masuk ke pasar dan berinvestasi di pasar modal. Pada Kamis dan Jumat pekan lalu, indeks turun masing-masing 25,64 poin dan 18,17 poin, sehingga posisi terakhir berada di 2.060,43. Kondisi ini terjadi setelah pada Rabu indeks melesat dan menyentuh rekor tertinggi baru di 2.104,25.Dalam dua hari belakangan itu indeks bursa domestik dan regional terjungkal menyusul pernyataan mantan Chairperson Federal Reserve AS Alan Greespan tentang bursa saham China. Greenspan menilai harga saham di bursa bepertumbuhan terbesar di dunia itu tidak stabil dan bubble yang terjadi saat ini akan segera pecah. Namun di sisi lain, Head of Research Recapital Securities Satrio Utomo juga melihat sinyal bearish mulai menghantui pergerakan indeks. Sinyal yang sama muncul di bursa regional. Berkebalikan dengan bullish, bearish mengindikasikan kejatuhan bakal terjadi pada harga saham tertentu, sektoral, atau bahkan seluruh pasar.Dia mengatakan indeks cenderung konsolidasi selama masih bisa bertahan di atas 2.050. Akan tetapi jika pelemahan berlanjut dan menembus level tersebut, maka ada kemungkinan tren pergerakan indeks sudah berbalik arah menjadi menurun dari selama ini naik."Jika tren turun berlanjut seburuk-buruknya indeks tidak sampai menuju 1.850. Tetapi sinyal bearish seringkali juga menipu, dan ini terjadi sebanyak dua kali pada April," kata Satrio, pada Jumat pekan lalu.Posisi tahanSekarang ini, kata dia, pe-modal sebaiknya mengambil posisi tahan dan baru ambil posisi beli jika sinyal bullish muncul lagi dengan indikasi indeks kembali ke level 2.100.Secara terpisah, analis pasar obligasi Danareksa Sekuritas Edwin Syahruzad memperkirakan harga surat utang negara bakal terkoreksi pada pekan ini menyusul penurunan harga yang terjadi di pasar global.Pasar obligasi domestik terkena imbas dari koreksi di pasar global. "Dengan koreksi seperti ini justru saat yang bagus [bagi investor] untuk beli." Pekan ini, pemerintah akan melelang surat perbendaharaan negara (SPN) secara perdana pada 29 Mei (besok). Edwin menilai SPN akan menjadi alternatif investasi yang bagus terutama dalam kondisi ekses likuiditas di perbankan maupun pemodal seperti sekarang ini.Sementara itu, pemerintah mengharapkan penjualan obligasi secara net pada tahun ini mencapai Rp44,4 triliun.
(pudji.lestari@bisnis.co.id)
Oleh Pudji Lestari
Bisnis Indonesia

0 comments: