Monday, May 28, 2007

Sidoarjo Makin Tidak Menarik

KOMPAS - Senin, 28 Mei 2007

Sidoarjo, Kompas - Investasi industri di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, selama Januari-April 2007 menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sejak lumpur Lapindo menyembur di Porong pada Mei 2006, kota itu semakin tidak menarik bagi investor.

Berdasarkan data Dinas Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Sidoarjo, akhir pekan lalu, jumlah industri dengan nilai investasi Rp 5 juta-Rp 200 juta pada periode Januari-April 2007 hanya delapan industri. Pada periode yang sama tahun lalu terdapat 11 industri. Adapun industri dengan nilai investasi lebih besar dari Rp 200 juta (Januari-April) tahun ini sebanyak 10 industri, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu ada 14 industri.
Penurunan juga terlihat pada perusahaan penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Sepanjang tahun 2006, ada 8 industri PMA dan 13 industri PMDN yang menanamkan investasi di Sidoarjo, sedangkan selama Januari-April 2007 belum ada PMA dan PMDN yang mau menanamkan modal di Sidoarjo.
Kepala Seksi Pengelolaan dan Pemberdayaan Dinas Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Sidoarjo Ita Dwitanti mengatakan, penurunan investasi itu sudah diprediksi sejak lumpur Lapindo Brantas Inc menyembur di Porong. Apalagi lumpur itu tak hanya menggenangi lahan, tetapi juga Jalan Tol Porong-Gempol dan beberapa kali menggenangi Jalan Raya Porong, urat nadi perekonomian Jawa Timur.
Dalam konteks lumpur ini pula Solidaritas Perempuan untuk Pemulihan Korban Lumpur menggelar istigotsah nasional di 21 tempat di Indonesia, Minggu (27/5), untuk memperingati setahun lumpur Lapindo.
Istigotsah bertajuk "Doa Keprihatinan Bangsa untuk Musibah Bencana" ini digelar di sembilan makam wali sanga, penyebar agama Islam di Pulau Jawa, lalu di Lampung, Banjarmasin, Makassar, Tasikmalaya, Lombok, Semarang, Banyuwangi, Yogyakarta, Cilacap, Bali, Banten, dan Sidoarjo.
Di Masjid Agung Sidoarjo, jumlah umat yang mengikuti istigotsah sekitar 400 orang. Istigotsah dipimpin Rois Surya Nahdlatul Ulama Cabang Sidoarjo KH Achmad Rofiq Siroj.
Kepala Pusat Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Surono menyatakan, kandungan lumpur Lapindo di Sidoarjo harus mendapatkan perhatian lebih.
Menurut Surono, lumpur Lapindo tidak hanya melulu terdiri dari material halus. Sekarang muncul material kasar dan berat atau konglomerat. Dari hasil penelitian timnya terungkap fakta antara lain ada batu lempung, batu pasir, serpih, dan batuan andesit. (APA/CHE)

0 comments: