Monday, May 21, 2007

Indeks berpeluang tembus 2.100 pekan ini

Senin, 21/05/2007

JAKARTA: Aliran modal asing yang masuk ke portofolio saham domestik masih kencang, indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan bisa menembus level 2.100 pada pekan ini.Sementara itu, harga obligasi diperkirakan bakal turun di awal pekan menjelang pelaksanaan lelang dua seri surat utang negara (SUN) senilai Rp3 triliun oleh Bank Indonesia pada Selasa.
Head of Research Henan Putihrai Prayoga Ahmadi Triyono mengatakan siraman dana asing dari luar masih besar, sehingga pasar masih menunjukkan sinyal positif dan indeks mampu menanjak lebih tinggi meski aksi ambil untung membatasi pergerakannya.Pada penutupan perdagangan Rabu sore, IHSG melonjak 25,98 poin hingga mencetak rekor tertinggi baru di 2.063,76. Ini merupakan level psikologis kedua setelah indeks menembus level 2.000. Level tantangan berikutnya ada di 2.100.Dengan posisi yang sudah tinggi, indeks rawan terkoreksi. Para pemodal diperkirakan mulai memetik keuntungan dari hasil investasinya di portofolio saham.Prayoga memperkirakan indeks kembali naik pada pekan ini hingga melewati level 2.100. "Secara teknikal indeks akan capai posisi tertinggi di 2.100 pada pekan depan [pekan ini]," kata dia pekan lalu.Untuk prediksi harian dia memperkirakan IHSG bergerak pada kisaran level support di 2.024-2.044 dan dengan level resistan berada di 2.074-2.084.Kondisi fundamentalDia optimistis indeks bisa naik lebih tinggi karena kondisi fundamental sejumlah perusahaan saat ini sedang bagus. Banyak perusahaan memutuskan untuk menerbitkan obligasi dengan biaya pendanaan yang lebih murah. Selain itu tingkat keuntungan emiten juga semakin baik.Secara terpisah, analis obligasi Mandiri Sekuritas Handy Yunianto memperkirakan harga obligasi negara akan turun di awal pekan menjelang lelang SUN seri FR0042 dan FR0045 besok.SUN bertingkat bunga tetap FR0045 yang bakal jatuh tempo pada 15 Mei 2037, kata Handy, merupakan obligasi dengan tenor paling panjang yang pernah diterbitkan pemerintah. FR0042 akan jatuh tempo pada 15 Juli 2027."Dengan emisi SUN bertenor panjang, pemerintah mempunyai kesempatan bagus untuk memberikan bunga yang lebih murah. Apalagi likuiditas di pasar masih tinggi," tuturnya.Saat ini, menurut dia, imbal hasil (yield) SUN sudah rendah. Berdasarkan data Mandiri Sekuritas Government Index, yield SUN kini sebesar 8,97% menurun dibandingkan awal tahun yang 9,7%. (pudji.lestari@ bisnis.co.id)
Oleh Pudji Lestari
Bisnis Indonesia

0 comments: