Monday, May 21, 2007

Ribuan Warga Angke Mengungsi

Senin, 21 Mei 2007

Bantuan pemerintah belum tiba.

JAKARTA -- Ribuan warga Muara Angke sejak Sabtu lalu mengungsi ke berbagai lokasi karena sekitar 3.000 rumah mereka di pantai utara Jakarta itu terendam air laut. "Ini pasang tertinggi selama tiga tahun terakhir," kata Irvan Amtha, Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Utara, kemarin.
Air limpasan pasang laut menggenangi 23 wilayah rukun tetangga di Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, sejak Kamis malam. Puncaknya terjadi Sabtu malam. Di wilayah Rukun Warga 1, misalnya, ketinggian air 1-1,78 meter. "Air naik cepat, dalam 15 menit sudah sedalam satu meteran," kata Dudung, warga RT 4 RW 1. Warga terpaksa mencari tempat berlindung karena khawatir gelombang kembali menerjang. Sebagian warga menginap di masjid atau musala. Warga RW 1, misalnya, mengungsi ke Masjid Taufiq al-Mubbarok. "Di sini hanya tertampung 400 jiwa," kata N. Sanawing, wakil ketua RW. Padahal di wilayah itu tinggal lebih dari 4.200 jiwa. Warga pun menyulap Masjid Al-Mubbarok menjadi dapur umum. Puluhan warga tidur bergeletakan begitu saja di pelataran masjid. Di sudut pekarangan, petugas Puskesmas Pluit menggelar pengobatan seadanya. "Banyak yang gatal-gatal dan demam. Puskesmas tak berfungsi karena kebanjiran," kata Elon Sahlan, seorang petugas. Selain puskesmas, sejumlah sekolah tenggelam. Hingga kemarin, menurut warga, belum ada bantuan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Untuk bertahan, warga mengandalkan mi instan, roti, dan selimut kiriman Palang Merah Indonesia serta sejumlah organisasi massa. "Persediaan cukup untuk dua hari. Tapi pengungsi bertambah tiap saat," ujar Sanawing. Kemarin air laut memang mulai turun, tapi di Muara Angke air menyusut lebih lamban ketimbang siput. Dua unit pompa air berkapasitas 1 meter kubik per detik pun tak membantu karena aliran listrik mati. Badan Meteorologi dan Geofisika memperkirakan gelombang pasang masih mengancam wilayah pantai di Indonesia hingga beberapa hari mendatang. "Masih berbahaya, tapi kecenderungannya turun," kata Kukuh Ribudianto, petugas piket BMG.Menurut Kukuh, ketinggian gelombang pasang bervariasi. Di Samudra Hindia, ketinggian gelombang bisa 4 meter. Di jalur barat Aceh sampai Bengkulu, tinggi gelombangnya 0,5-2 meter. Di Laut Jawa, dari Bawean hingga perairan Masalembo, tinggi gelombang 2-2,5 meter. Sedangkan di selatan Jawa, tinggi gelombang 0,75-2 meter. Di wilayah timur Indonesia, gelombang setinggi 2-2,5 meter berpeluang melanda Laut Banda, Laut Arafura, dan Laut Timor. Karena cuaca belum menentu, nelayan di berbagai daerah tak berani melaut. Mereka memilih memperbaiki peralatan ketimbang mengadu nasib. "Kami takut gelombang muncul lebih besar, seperti tsunami dulu," kata Agus, nelayan di Pantai Popoh, Tulungagung, Jawa Timur. FERY FIRMANSYAH SOFIAN DWIJO U MAKSUM

0 comments: