Friday, May 25, 2007

Indofood segera caplok Lonsum, SCTV akan beli Indosiar

BISNIS - Jumat, 25/05/2007
Salim & Sariaatmadja bersinergi

JAKARTA: Dua grup bisnis, keluarga Salim dan Sariaatmadja, melakukan sinergi melalui upaya anak perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Indofood Agri Resources, mengakuisisi mayoritas atau minimal 51% saham PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia (Lonsum). Setelah melepas Lonsum, keluarga Sariaatmadja yang juga menekuni industri media melalui PT Surya Citra Media Tbk (SCM), induk perusahaan SCTV, akan lebih menguatkan bisnis televisi dengan membeli Indosiar.

Pemegang saham Lonsum yang berencana melego sahamnya adalah First Durango Pte Ltd dan PT Pan Lonsum yang dikendalikan oleh keluarga Sariaatmadja. Namun, tidak tertutup kemungkinan Credit Suisse juga menjual saham Lonsum.Seorang eksekutif yang mengetahui rencana ini mengatakan pembelian saham Lonsum itu kemungkinan besar di kisaran Rp7.500-Rp8.000 per saham, premium dari penutupan Rp6.400.Bursa Efek Jakarta mulai kemarin pagi menghentikan sementara perdagangan saham Indofood dan Lonsum atas permintaan kedua emiten itu. Dengan 1,09 miliar saham yang ditempatkan dan disetor penuh, Lonsum mempunyai kapitalisasi pasar Rp7 triliun. Per 30 April 2007, pemegang saham besar di Lonsum lainnya adalah Credit Suisse Singapore Sub AC sebesar 15,46%, dan PT Pan London Sumatera Plantation 15,71%.Di balik transaksi itu, tutur sumber tadi, sebenarnya hal itu merupakan langkah sinergi untuk memperkuat bisnis dua konglomerat keluarga Salim dan Sariaatmadja. Ketika dikonfirmasi kemarin, Eddy Kusnadi Sariaatmadja tidak menjawab telepon selulernya. Bahkan, dia tidak merespons layanan pesan singkat yang dikirimkan Bisnis.Sekretaris Perusahaan Indofood Sukses Intan Fauzi mengakui adanya rencana pengambilalihan mayoritas saham perusahaan terbuka oleh anak perusahaan Indofood. Namun, dia menolak menjelaskan secara detail mengenai nilai transaksi dan jumlah saham yang dibeli tersebut. Head of Corporate Communications Lonsum Duddy Pramudyanto mengatakan First Durango telah mengirimkan surat kepada direksi Lonsum untuk menghentikan sementara perdagangan saham perusahaan? itu.Perusahaan perkebunan kelapa sawit gencar menggabungkan usahanya untuk mendapatkan pangsa pasar dan memangkas biaya seiring lonjakan permintaan dari China dan India.Harga minyak sawit menyentuh rekor 2.570 ringgit per ton pada 14 Mei di Malaysia. "Lonsum menjadi target merger dan akuisisi dalam 18 bulan terakhir," tutur Analis UBS Securities Indonesia Andreas Bokkenheuser.Sinergi Lonsum-Indofood Agri di sektor agribisnis juga terjadi pada Synergy Drive Sdn. Perusahaan itu dibentuk untuk membeli Sime Darby Bhd dan dua grup perusahaan perkebunan Malaysia guna menciptakan perusahaan publik berskala dunia. Selain itu, Wilmar International Ltd, perusahaan pengolah minyak sawit, pada Desember membeli aset minyak makan? PPB Group Bhd Malaysia.Dua hari lalu, harga saham Lonsum naik Rp50 ke posisi Rp6.400 per saham. Harga saham Indofood Agri naik 2 sen atau 1,6% menjadi S$1,27 di Singapura. Grup SCTV dan IndosiarSetelah sinergi kelapa sawit rampung, keluarga Salim dan Sariaatmadja bakal memperkuat bisnis televisi. Eksekutif yang mengetahui transaksi itu mengatakan grup SCM, induk perusahaan SCTV,? yang dikendalikan oleh keluarga Sariaatmadja bakal membeli saham induk PT Indosiar Karya Media Tbk. "Secara prinsip, transaksi itu sudah sepakat, tetapi dilakukan melalui perusahaan tertutup di masing-masing grup. Setelah Indosiar diambil alih, SCM akan membenahi internal Indosiar."Sekretaris Perusahaan Indosiar Andreas Ambessa tidak menjawab telepon selulernya ketika dihubungi.Selain menguntungkan kedua keluarga konglomerat itu, sinergi SCM dan Indosiar akan menjadi raksasa televisi baru yang akan menyaingi? grup Rajawali Citra Televisi dan Media Nusantara Citra serta Televisi Transformasi Indonesia dan Trans7. Merespons sinergi itu, saham Indosiar kemarin melonjak ke Rp580 dari sebelumnya Rp435, sedangkan harga SCM naik ke Rp950 dari penutupan dua hari sebelumnya Rp920. (Abraham Runga)
(munir.haikal@bisnis.co.id/ wisnu.wijaya@bisnis.co.id)
Oleh M. Munir Haikal & Wisnu Wijaya
Bisnis Indonesia


0 comments: