Thursday, June 28, 2007

20 Pekerja Indonesia Disekap di Malaysia

KORAN TEMPO - Kamis, 28 Juni 2007

Rumah itu menjadi semacam tempat tinggal para pekerja karena mereka hanya bekerja pada siang hari dan pulang pada sore hari.

KUALA LUMPUR -- Petugas Imigrasi Negeri Perak, Malaysia, menggerebek sebuah agen penyalur tenaga kerja dan menyelamatkan 17 dari 20 perempuan pekerja Indonesia yang disekap di sana. "Agen tersebut sudah ditahan dan laporan ke polisi juga dilakukan," kata Direktur Hukum dan Operasional Imigrasi Pusat Putraja Datuk Ishak Mohamed kemarin.
Menurut Ishak, kasus ini bermula dari sebuah pesan pendek (SMS) yang dikirim salah seorang perempuan pekerja itu kepada pihak keimigrasian. Pesannya mengejutkan: "Tolong, tolong, Datuk! Kami dikurung dalam satu tempat. Setiap hari tidak dikasih makan dan diantar ke rumah-rumah tanpa izin oleh agen itu. Semua ada 20 teman di sini. Agen mendapat uang dari majikan 50 ringgit (Rp 130 ribu) sehari, tapi kami cuma diberi 13 ringgit (Rp 33.800) sahaja. Lama-lama kami semua mati di sini."
Ishak langsung menginstruksikan para pegawainya menyerbu lokasi di Jalan Gunung Rapat, Ipoh Jaya, Perak, pada pukul 19.00, Senin lalu. Rumah itu menjadi semacam tempat tinggal para pekerja karena mereka hanya bekerja pada siang hari dan pulang pada sore hari.
Saat penyerbuan itu dilakukan, pihak imigrasi hanya menemukan 17 orang yang dipekerjakan oleh agen tersebut sebagai pembantu rumah tangga tanpa izin. Tiga orang lain diduga belum pulang dan masih dicari oleh pihak keimigrasian. "Mereka mengaku sudah tidak sanggup lagi dianiaya dan hanya mau pulang ke pangkuan keluarga di Indonesia," kata Ishak.
Para pekerja itu disekap sejak setahun lalu setelah masa izin kerja mereka habis. Agen lantas memaksa mereka bekerja sebagai pembantu rumah tangga secara harian di rumah-rumah langganan agen itu dengan cara antar-jemput pagi dan sore. "Agen tersebut sudah ditahan untuk diperiksa," ujar Ishak. Dia menambahkan, pihaknya sedang berurusan dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur untuk proses perlindungan dan pengiriman pulang semua perempuan tersebut ke kampung halaman masing-masing.
TH SALENGKE

0 comments: