Thursday, June 28, 2007

Bank ramai-ramai biayai tol

BISNIS - Kamis, 28/06/2007

Setelah sempat mandeg hampir 10 tahun, perbankan mulai berani memberikan pembiayaan pembangunan jalan tol. Dalam enam bulan pertama tahun ini, sedikitnya sembilan ruas telah memperoleh komitmen kredit. Kesembilan ruas tol tersebut adalah Antasari-Depok, Surabaya-Mojokerto, Cinere-Jagorawi, Bogor Outer Ring Road, Semarang-Solo, Gempol-Pasuruan, Waru-Djuanda, Makassar Seksi IV, dan Mojokerto-Kertosono. Total komitmen kredit untuk ketujuh ruas tersebut adalah Rp14,55 triliun.Untuk urusan kredit jalan tol, bank-bank BUMN mendominasi hampir seluruh ruas yang dibiayai, kecuali ruas Makassar Seksi IV. Bank tersebut yakni PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia.Bank Mandiri, misalnya, terlibat pada delapan ruas tol, sedangkan BNI dan BRI di lima ruas. Bank umumnya membentuk sindikasi dan sangat jarang mau mengucurkan kredit sendirian. Ini disebabkan besarnya kebutuhan pembiayaan untuk kredit investasi ini.Direktur BNI Achmad Baiquni mengatakan pihaknya telah menyetujui komitmen kredit jalan tol sebesar Rp6 triliun tahun ini. "Tapi pengucurannya belum semua, bertahap karena mereka masih terkendala pembebasan tanah."Dia menyebutkan fasilitas kredit jalan tol di BNI yang baru cair tak sampai Rp1 triliun dan kucurannya lancar mulai akhir 2007.Bila tak ada aral melintang, sindikasi bank yang dipimpin oleh Bank Mandiri dalam waktu dekat akan meneken komitmen kredit baru sebesar Rp1,5 triliun untuk ruas tol JORR Seksi W1 yang menghubungkan Kebon Jeruk-Penjaringan-Kapuk.Ruas tol sepanjang 9,7 kilometer tersebut dikerjakan oleh PT Jalan Tol Lingkar Baratsatu, perusahaan dalam Grup Bangun Tjipta milik mantan Menteri Perumahan era Orde Baru Siswono Yudhohusodo. Selain Bank Mandiri, dua bank lain yakni PT Bank Panin Tbk dan PT Bank DKI juga bakal terlibat dalam sindikasi tersebut.Direktur Bank Panin Edy Heryanto mengatakan kemungkinan bank yang dikelolanya akan memberikan kontribusi sebesar Rp100 miliar. "Kami sedang pelajari. Investasi untuk ruas W1 ini lebih mahal karena berupa jalan layang," ujarnya, kemarin. Dirut Bank DKI Winny E. Hasan mengaku belum bisa menyebutkan berapa kontribusi dalam sindikasi ruas tol Kebon Jeruk-Penjaringan-Kapuk tersebut. Namun, dia memastikan jumlahnya tidak terlalu besar.Dalam memutuskan pembiayaan tol, ujarnya, pihaknya melihat prospek dan posisi strategis tol yang bersangkutan. Dia mengakui tahun ini bakal mengalokasikan kredit jalan tol Rp1 triliun.Sebelumnya, Bank Mandiri bersama PT Bank Central Asia Tbk dan Bank Mandiri bertindak sebagai lead arranger dalam menghimpun sindikasi kredit sebesar Rp5 triliun kepada PT Lintas Marga Sedaya, pemegang konsesi jalan tol Cikampek-Palimanan sepanjang 116 kilometer. Beberapa bank kabarnya juga telah berminat bergabung dalam pembiayaan ini seperti Bank Panin, Bank Jatim, dan Bank Niaga. Bila sindikasi ini terwujud, maka akan menjadi kredit terbesar yang dikucurkan perbankan untuk membiayai satu proyek jalan tol.Pembangunan ruas jalan tol Cikampek-Palimanan akan membutuhkan investasi sebesar Rp7 triliun, di mana BCA dan Mandiri diharapkan dapat bersama-sama membentuk suatu sindikasi pinjaman Rp5 triliun. Pemegang saham PT Lintas Marga akan menginvestasikan sebesar Rp2 triliun dalam bentuk ekuitas.Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Hisnu Pawenang mengatakan perbankan mulai berani masuk dalam pembiayaan jalan dengan perkembangan sudah sembilan ruas mendapatkan komitmen kredit dan satu dalam proses penandatanganan kredit."Kalau dulu sulit melihat perbankan mendanai tol karena berat untuk menyakinkan mereka. Kini bank kecil pun tertarik ikut sindikasi pembiayaan tol, seperti Bank Jabar, Bank Jateng, Jatim, dan Bank Panin. Ini cukup mengembirakan kami," katanya kepada Bisnis kemarin.Hanya saja, Hisnu mengingatkan investor jalan tol harus serius untuk menyediakan ekuitas perusahaan agar proyek yang dikembangkan bisa likuid. Dalam hal ini, tuturnya, ada juga pengembang yang ke-sulitan untuk memenuhi ekuitas sehingga bank menolak memberikan kredit.Dia mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu proses perjanjian kredit ruas tol Cikampek-Palimanan yang akan menjadi investor kesepuluh yang menandatangani akta kredit dengan perbankan.Halim Alamsyah, Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank In-donesia mengatakan minat bank mengucurkan kredit investasi cukup tinggi terutama pada proyek infrastruktur seperti jalan tol, agribisnis, dan pembangkit listrik."Persetujuan kreditnya cukup tinggi tapi memang realisasinya agak lambat karena masalah pembebasan lahan di jalan tol ataupun soal hasil lelang di proyek pembangkit listrik." Syarat mutlakHanya saja, komitmen yang cukup besar dari perbankan tersebut tidak otomatis dana mengucur begitu saja. Sebab, bank saat ini terikat dengan rambu-rambu regulasi yang cu-kup ketat, di samping secara alamiah investasi jalan tol memiliki risiko yang cukup besar.Pasca runtuhnya rezim Orde Baru pembebasan tanah konon memang menjadi persoalan yang rumit terkait upaya pemerintah memperbaiki infrastruktur. Dalam pembebasan tanah di ruas tol Hankam-Cikunir, misalnya, PT Jasa Marga memerlukan waktu hampir lima tahun sebelum semuanya tuntas.Belum lagi aksi-aksi sepihak pemilik tanah yang menutup jalan tol karena merasa haknya tidak terpenuhi. Ruas Veteran-Pondok Ranji adalah saksi bisu pemblokiran jalan tol oleh pemilik tanan hingga lebih dari tiga kali sepanjang tahun lalu.Bila melihat keadaan ini, wajar bila bank menjadikan pembebasan tanah sebagai syarat pencairan. Untunglah pemerintah tak tinggal diam dengan membentuk Badan Layanan Umum (BLU) yang ba-kal menalangi sementara pembebasan tanah yang dilakukan oleh investor jalan tol.Hingga Mei, tercatat enam investor telah mengajukan da-na BLU untuk delapan ruas sebesar Rp1,5 triliun. Sekali lagi, percepatan pembebasan tanah tetap menjadi hal krusial dalam pembangunan jalan tol mengingat komitmen perbankan menyediakan dana sudah tak diragukan lagi.Seperti pengalaman Bank Mandiri bahwa pembebasan tanah merupakan syarat mutlak bagi pencairan kredit, disamping modal yang dimiliki investor. Abdul Rahman menceritakan apa yang terjadi dengan ruas tol Cikampek-Palimanan di mana sejumlah bank telah menyatakan berminat namun hingga saat ini belum terealisasi penandatanganan kreditnya. "Kalaupun sudah diteken, dana perbankan baru bisa cair setelah pembebasan tanah rampung."
(Irsad Sati/Fahmi Ahmad) (hery. trianto@bisnis.co.id)
Oleh Hery Trianto
Wartawan Bisnis Indonesia

0 comments: