KORAN TEMPO - Kamis, 28 Juni 2007
Jadwal evaluasi rencana koalisi dipercepat.
JAKARTA -- Politikus Golkar, Akil Mochtar, mengatakan persaingan internal di tubuh partainya memanas pascapertemuan antara para kader-elite Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Medan pekan lalu.
"Salah satunya terwujud dalam usaha evaluasi yang akan dilakukan Dewan Pimpinan Pusat," katanya kepada Tempo kemarin.
Akil menyebutkan saat ini setidaknya ada tiga faksi yang bersaing ketat di Golkar. Masing-masing kubu itu adalah kelompok Jusuf Kalla, Agung Laksono, dan Surya Paloh. "Itu yang saat ini paling menonjol."
Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat itu mengatakan hal tersebut menanggapi pernyataan Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono, yang hendak mempercepat evaluasi terhadap pertemuan Medan. "Akhir minggu ini," kata Agung kemarin tentang jadwal evaluasi yang dimajukan dari rencana semula pada akhir Juli. "Evaluasi akan dilakukan menyeluruh, apakah (rencana koalisi) akan dilanjutkan atau dihentikan."
Agung menyebutkan alasan percepatan evaluasi adalah adanya desakan para kader Golkar yang mempertanyakan pertemuan silaturahmi, yang disebut sebagai langkah awal menuju koalisi dua partai besar itu. Para kader, kata Agung, juga mempermasalahkan posisi Surya Paloh selaku Ketua Dewan Penasihat, yang dinilai telah melangkahi tugas dan wewenang pengurus harian Dewan Pimpinan Pusat. Surya Paloh memang hadir dalam pertemuan di Medan itu.
Pascapertemuan Medan, Agung langsung menegaskan langkah Surya Paloh bukanlan sikap resmi Golkar. Menurut dia, keputusan menentukan koalisi harus diambil dalam sebuah musyawarah nasional. "Apa yang dilakukan Surya Paloh telah membuat bingung kader Golkar."
Politikus muda Golkar, Yuddy Chrisnandi, setuju atas percepatan jadwal evaluasi itu. Menurut dia, rencana koalisi merupakan langkah strategis yang tidak boleh hanya diputuskan seorang Ketua Dewan Penasihat. "Pertemuan Medan menimbulkan perdebatan dalam tubuh Golkar sendiri."
Kepada Tempo, Surya Paloh menyatakan pernyataan Agung tentang dirinya sebagai hal yang tidak patut dikemukakan kepada publik. "Kalau ada masalah, mestinya dia bicarakan secara internal," ucap Surya kemarin.
Sebagai Ketua Dewan Penasihat Golkar, kata Surya, "Saya menyarankan agar Agung bertanya baik-baik kepada ketua umumnya (Jusuf Kalla) sebelum bicara. Ada-tidak aturan partai yang dilanggar dalam pertemuan Medan itu?" ujarnya.
Sebelumnya, Jusuf Kalla mengatakan pertemuan Medan tidak ada hubungannya dengan rencana koalisi bersama PDIP menuju Pemilihan Umum 2009. Kalla menegaskan sudah mengetahui rencana pertemuan itu sebelumnya. Dia juga mengaku sudah menginformasikannya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa hari sebelum pertemuan digelar. "Itu pertemuan biasa saja."
Kader Golkar lainnya, Slamet Effendy Yusuf, menyatakan faksionalisasi dalam partainya sebagai hal yang biasa. "Terlalu dibesar-besarkan kalau disebut perpecahan," katanya. "Dinamika itu adalah bagian dari internal power struggle."
ERWIN GUNANTO TOMI
_________________________________________________________________
Keping-keping Beringin
Sebagai partai besar, Golkar tidak bisa melepaskan diri dari persaingan politiknya sejak awal. Sekarang faksi ini tampak jelas dalam menghadapi isu koalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Kelompok Jusuf Kalla sedang bermain?
--- Faksi Terbaru (2004-sekarang)Pemilihan presiden langsung melahirkan friksi di Partai Beringin. Jusuf Kalla keluar dari garis partai dan mencalonkan diri bersama Susilo Bambang Yudhoyono. Inilah faksi-faksi yang ada:
Faksi Jusuf Kalla
Sebagai wakil presiden, Kalla mendapat dukungan besar sehingga ia menjadi ketua partai. Pekan lalu Kalla merestui Golkar--yang dimotori Surya Paloh--bergandengan dengan PDI Perjuangan di Medan. Ketua Partai Demokrat Ahmad Mubarok menuduh pertemuan ini untuk menaikkan posisi tawar Golkar di mata Yudhoyono.
Faksi Agung Laksono
Nama-nama yang diajukan Agung tidak satu pun masuk kabinet, meski ada dua kali perombakan. Faksi ini bersuara tidak senang mendengar pertemuan dengan PDI Perjuangan. Agung sering tampak mendekati Yudhoyono. Contohnya, dalam interpelasi Iran, Agung membela Presiden yang tidak hadir.
Faksi Akbar Tandjung
Faksi ini sudah dipereteli dari posisi pimpinan Partai Golkar sejak Musyawarah Nasional 2004 di Bali. Saat itu Akbar, yang menyelamatkan Golkar dari guncangan politik akibat Soeharto turun, disingkirkan Kalla. Kini faksi ini sedang dibangun kembali.
-- 1999
Partai Golkar memilih pemimpin baru setelah Soeharto lengser.
Faksi HMI
Akbar Tandjung masuk faksi ini, begitu pula dengan Fahmi Idris. Faksi ini menguasai pos strategis setelah Akbar memimpin mulai 1998.
Faksi Iramasuka
Faksi pendukung B.J. Habibie ini adalah politikus Indonesia timur alias dari Irian, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan (Iramasuka) yang ingin menyingkirkan Akbar.
Faksi Bekas Petinggi Orde Baru
Mereka, yang mulai melemah, ingin mengambil alih kursi ketua umum.
Faksi Golkar Putih
Sejumlah politikus yang ingin membersihkan nama Golkar. Sering dikaitkan dengan nama seperti Marzuki Darusman.
-- 1980-an
Dikenal tiga faksi, yaitu ABRI (kini TNI), birokrat, dan golongan (ABG), tapi mereka kompak di bawah hak veto Soeharto.
-- 1973
Persaingan kelompok Hankam (Murtono) dengan Tanah Abang (Ali Moertopo), tapi relatif tak bergejolak selama belasan tahun karena kuatnya posisi Ketua Dewan Pembina Soeharto.
NASKAH: NURKHOIRI ERWIN DARIYANTO OKTAMANDJAYA WIGUNA
SUMBER: BERBAGAI SUMBER
Thursday, June 28, 2007
Persaingan Internal Golkar Memanas
Posted by RaharjoSugengUtomo at 9:18 AM
Labels: HeadlineNews:KoranTempo
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment