Friday, June 08, 2007

BI Rate turun lagi 25 basis poin; Dana global tetap masuk

BISNIS - Jumat, 08/06/2007

JAKARTA: Bank Indonesia meyakini dana global masih mengalir ke dalam negeri, sementara aliran dana Januari-Mei 2007 mencapai US$8,5 miliar pada sertifikat Bank Indonesia, surat utang negara, dan saham. Direktur Perencanaan Strategis dan Humas BI Budi Mulya mengatakan aliran dana yang masuk ke dalam negeri masih dipengaruhi oleh perbedaan suku bunga yang menarik. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia kemarin memutuskan BI Rate turun 25 basis poin menjadi 8,50%."Selama Januari-Mei ada flows ke instrumen SBI sebesar US$3,96 miliar, lalu SUN US$3,2 miliar, dan saham US$1,3 miliar. Kalau dijumlah sekitar US$8,5 miliar," tuturnya kemarin.Derasnya aliran dana asing itu membuat posisi terakhir dana di instrumen SBI mencapai US$6 miliar (sekitar Rp53 triliun). Sementara itu, posisi dana asing di SUN sebesar US$9,4 miliar (sekitar Rp83 triliun) dan kapitalisasi saham milik asing US$62 miliar."Ekses global itu masih tinggi dan mereka terus mencari penempatan dana di sejumlah emerging market seperti Indonesia," kata Budi.Para pemodal asing dan ekses likuiditas global, menurut Budi, melihat prospek Indonesia yang membaik diiringi oleh ketahanan fiskal, neraca pembayaran, dan imbal hasil nilai tukar rupiah yang menarik.Sementara itu, Menko Perekonomian Boediono optimistis masih akan ada ruang penurunan sampai ke tingkat 8% pada akhir tahun jika inflasi tahunan masih stabil dan terkendali di tingkat 6%.Dia menegaskan penurunan BI Rate sebesar 25 basis poin dari 8,75% menjadi 8,5% sudah mengonfirmasi membaiknya stabilitas makro ekonomi sepanjang semester I/2007. "Pemerintah akan merespons langkah moneter dengan terus memperbaiki iklim investasi serta mengamankan arus barang, terutama menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok."Bloomberg menyebutkan penurunan BI Rate serta laju inflasi telah menarik minat investor asing untuk melipatgandakan aset mereka di obligasi negara.Lembaga keuangan asing, seperti Pacific Investment Management Co (Pimco)-yang merupakan pembeli surat utang emerging market terbesar di dunia-dan Prudential Investment Management diketahui menaikkan porsi investasi mereka dari 8% pada awal tahun menjadi 17,7% per Mei di obligasi negara.Dirut PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) Erry Firmansyah mengatakan aliran dana yang masuk ke pasar modal menunjukkan kepercayaan investor terhadap kondisi perekonomian nasional."Itu positif bagi pasar modal, karena dapat meningkatkan nilai transaksi harian di BEJ. Maraknya aliran dana asing harus diikuti dengan penguatan fundamental dalam negeri agar dana yang masuk tidak cepat keluar."Erry menjelaskan porsi kepemilikan asing di pasar modal masih mendominasi. Namun, hal itu tidak perlu dikhawatirkan sejauh kondisi perekonomian nasional masih baik dan menjanjikan keuntungan bagi pemodal asing. Secara terpisah, Head of Research Recapital Securities Satrio Utomo menilai masuknya asing ke pasar domestik memerhatikan outlook jangka pendek, menengah, dan jangka panjang investasi di sini. Akses modal itu tentu akan membantu menopang indeks tetap berada pada level tinggi.?? Indeks harga saham gabungan BEJ kemarin ditutup pada level 2.093,81, turun 8,63 poin dari penutupan sehari sebelumnya pada level 2.102,44.RupiahAliran dana asing yang masuk juga berpengaruh positif terhadap perkembangan nilai tukar rupiah. Bank sentral mencatatkan rupiah dalam dua bulan terakhir ini memperlihatkan apresiasi yang cukup tajam. Volatilitas rupiah pada April sebesar 1,5, sementara pada Mei menjadi 2,5.Nilai tukar rupiah mencatatkan penguatan dari rata-rata sebesar Rp9.093/US$ pada April menjadi Rp8.838/US$. "Hari ini [kemarin] memang sempat dibuka di level Rp8.800 mendekati Rp9.000, karena tekanan pasar uang global juga demikian," ujar Budi Mulya.

(02/Bastanul Siregar/Rahayuningsih/ Pudji Lestari)
(fahmi. achmad@ bisnis.co.id /anugerah. perkasa@bisnis.co.id)
Oleh Fahmi Achmad & Anugerah Perkasa
Bisnis Indonesia

0 comments: