Tuesday, June 19, 2007

Lakukan Proses Hukum

KOMPAS - Selasa, 19 Juni 2007

Keluarga Inginkan Ceriyati Segera Dipulangkan dari Malaysia

Jakarta, Kompas - Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda menilai, permintaan maaf yang disampaikan keluarga yang mempekerjakan Ceriyati, tenaga kerja Indonesia di Malaysia, dan simpati dari Pemerintah Malaysia tidaklah cukup. Proses hukum harus tetap ditempuh untuk menyelesaikan masalah ini.
"Pihak keluarga yang memperlakukan secara kasar sudah minta maaf, tetapi bagi kita, ya ini proses yang harus ditangani secara hukum," kata Hassan di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (18/6).
Desakan agar majikan yang mempekerjakan Ceriyati dihukum juga datang dari Migran Care dalam siaran persnya.
Menurut Menlu, dirinya mendapat laporan bahwa Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri serta Direktur Jenderal Tenaga Kerja dan Imigrasi Malaysia telah datang ke Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk menunjukkan simpatinya. Laporan itu juga menyatakan bahwa masalah ini akan dibawa ke sidang kabinet di Malaysia.
"Kasus yang memprihatinkan bagi kita telah mendapat perhatian besar dari Malaysia. Mudah-mudahan melalui kontak antarkedutaan besar dan Pemerintah Malaysia dapat dicari solusi yang baik," ujarnya.
Menlu sendiri mengaku sangat prihatin atas nasib Ceriyati, TKI asal Brebes, Jawa Tengah, yang mencoba kabur dari majikannya dengan cara menyambung- nyambungkan kain dari lantai 15 kondominium di Sentul, Kuala Lumpur, akhir pekan lalu.
"Kejadian itu secara umum berkaitan dengan nasib dan kesejahteraan TKW kita," jawab Hassan Wirajuda, seusai mendampingi Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla bertemu Menlu India Pranab Mukherjee.
Terkait masalah ini, menurut Hassan, Kedutaan Besar RI (KBRI) di Kuala Lumpur telah mengontak Ceriyati secara langsung. Namun, Hassan tak merinci langkah-langkah berikutnya yang dilakukan KBRI setelah kontak dengan Ceriyati.
Berharap segera pulang
Di Brebes, Ridwan (39), suami Ceriyati, mengaku belum mendapatkan pemberitahuan resmi mengenai kondisi Ceriyati. Ia juga berharap agar Ceriyati bisa segera dipulangkan.
Saat ditemui di rumahnya di Desa Kedungbokor, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Ridwan mengaku mendengar berita mengenai istrinya dari televisi. Petugas dari perusahaan penyalur TKI juga belum ada yang datang ke rumahnya.
Kedua anak Ceriyati, yaitu Ade Nuriman (15) dan Anggun Wiyana Rizki (5) yang ikut mendampingi ayahnya, terlihat sangat berduka. Bahkan, ibunda Ceriyati, Sinah (60), sempat pingsan saat mengetahui nasib anaknya.
Ceriyati berangkat dari Brebes pada Desember 2006 melalui PT Sumber Kencana Sejahtera di Jakarta. Ia dijanjikan gaji Rp 1,6 juta sebulan. Selama di Malaysia, buruh tani itu belum pernah mengirim surat maupun uang. (INU/har/wie/*)

0 comments: