Monday, June 04, 2007

Pembalikan Arus Dana Belum akan Terjadi

REPUBLIKA - Senin, 04 Juni 2007

JAKARTA -- Para gubernur bank sentral yang tergabung dalam Executive Meeting of East Asia and Pacific Central Banks (EMEAP) menilai, belum terlihat tanda-tanda akan terjadi pembalikan arus dana investasi portofolio yang menyerbu kawasan Asia Pasifik. Kondisi ekonomi negara-negara EMEAP cukup baik dengan stabilitas yang kuat.
Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI), Burhanuddin Abdullah, faktor pemicu pembalikan justru bukan berasal dari sisi ekonomi. Dia menyebut, faktor politik dan keamanan, bencana alam, maupun wabah penyakit lebih membuat investor takut, sehingga bisa menarik kembali dananya.
''Jadi, lebih bersifat exogenous. Dan, pengalaman menunjukkan, faktor-faktor ini bukan hal yang mudah untuk diantisipasi,'' kata Burhanuddin dalam sidang forum kerja sama bank sentral negara-negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik ke-12 di Cebu, Filipina.
Gubernur bank sentral dari 11 negara, menurut siaran pers BI, Ahad (3/6) malam, juga berpendapat derasnya arus modal asing tidak semata-mata karena berlebihnya likuiditas global. Faktor lainnya, risiko ekonomi negara-negara EMEAP dipandang menurun.
Terpeliharanya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta kredibilitas kebijakan yang meningkat, menjadi tanda bahwa risiko ekonomi berkurang. Apalagi, tingkat imbal hasil instrumen keuangan di negara-negara EMEAP belakangan ini dinilai investor sangat menarik.
Tingkat inflasi di negara-negara tersebut relatif terjaga dan gerak lajunya juga predictable. ''Tingkat suku bunga dan laju inflasi yang terjaga, memicu pelaku pasar melakukan transaksi carry trade, memanfaatkan perbedaan suku bunga antarnegara,'' katanya.
Meskipun meyakini pembalikan arus modal global kecil kemungkinan terjadi, para gubernur bank sentral tetap meminta anggotanya meningkatkan kemampuan memonitor kondisi makroekonomi dan mekanisme pengendalian krisis. Fokus program itu antara lain mencakup bidang pasar keuangan, pengawasan bank, penyelenggaraan sistem pembayaran dan penyelesaian transaksi, serta pengembangan teknologi informasi masing-masing negara anggota.
Meski diklaim aman, menurut ekonomi Econit, Hendri Saparini, situasi saat ini tetap berpotensi menimbulkan krisis finansial, mirip di Amerika Latin. "Situasinya bakal menjadi bahaya kalau aliran dana itu tidak disalurkan ke sektor riil, justru akan terjadi gelembung ekonomi.'' (evy )

0 comments: