Wednesday, June 13, 2007

Polisi: Yusron Mahmudi Bukan Abu Dujana

KORAN TEMPO - Rabu, 13 Juni 2007

Foto keduanya memang sangat mirip.

JAKARTA -- Markas Besar Kepolisian RI memastikan Yusron Mahmudi alias Mahfud, anggota jaringan teroris yang dicokok di Banyumas, Sabtu lalu, bukan Abu Dujana.
Penegasan ini untuk mengklarifikasi pernyataan Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer bahwa Abu Dujana telah ditangkap oleh polisi Indonesia sebagaimana yang dilansir sejumlah media kemarin.
"Duta Besar Australia untuk Indonesia, Bill Farmer, mengatakan bahwa Menteri Downer tidak menyatakan itu," kata juru bicara Markas Besar Polri, Inspektur Jenderal Sisno Adiwinoto.
Bantahan Downer, kata Sisno, disampaikan langsung oleh Bill Farmer di sela-sela pertemuan dengan Kepala Polri Jenderal Sutanto.
Menurut Sisno, Downer hanya menyebut Australia menyampaikan penghargaan kepada polisi Indonesia atas upaya menangkap teroris. "Menteri Downer tidak menyebut Indonesia telah menangkap siapa," ujar Sisno mengutip penjelasan Bill Farmer.
Yusron dan Abu Dujana, kata Sisno, sama-sama teroris yang sedang dicari polisi. Tapi keduanya orang yang berbeda. "Memang foto mereka sangat mirip."
Abu Dujana merupakan gembong teroris yang terlibat berbagai peledakan bom di Indonesia, seperti Bom Bali I dan Hotel JW Marriott. Adapun Yusron adalah orang dekat Abu Dujana, yang ditangkap Tim Detasemen Khusus 88 di daerah Banyumas.
Tidak jauh dari lokasi penangkapan Yusron disebut-sebut merupakan tempat latihan militer kelompok teroris. Lokasi tersebut berada di sebuah bukit di Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng.
Namun, kepala desa setempat membantah. "Mereka yang datang selama ini para pencinta alam. Saya kira belum ada kelompok yang terindikasi sebagai teroris," kata Budi Satrio, Kepala Desa Melung.
Kepala Kepolisian Sektor Kemranjen Ajun Komisaris Isfa Indarto juga menampik berita di wilayahnya ada tempat latihan teroris. "Kami tidak pernah menemukan adanya kelompok yang disebut sebagai teroris," katanya.
Penangkapan Yusron merupakan rangkaian operasi pengejaran sejumlah teroris di beberapa tempat, seperti Sukoharjo, Sleman, Karanganyar, sampai Surabaya, dalam sepekan terakhir.
Di Karanganyar, polisi menangkap Aris Widodo di Dusun Pingu, Tegalgede. Dari tangan tersangka, polisi menyita sejumlah dokumen penting tentang jihad, 13 buku berisi doktrin jihad, cakram padat, serta seperangkat komputer. Sementara itu, dalam penggerebekan di Sleman, tepatnya di Desa Donoharjo, petugas meringkus Sigit alias Yurnanto, Suhariyanto, dan Adi Saputro.
Ketika pengejaran teroris digelar di Surabaya, petugas berhasil meringkus Arief Syarifuddin, warga Pulo Wonokromo. Pria kelahiran Lamongan itu, menurut sumber Tempo, dekat dengan Amrozi, pelaku peledakan bom Bali.
Namun, kakak ipar Arief, Nasiruddin, tidak percaya kerabatnya terlibat aksi terorisme. "Kami akan menggugat polisi, tapi bagaimana caranya?" tanya Nasiruddin yang ditemui di rumahnya. "Saya yakin polisi salah tangkap."
Front Perlawanan Penculikan mengecam cara polisi dalam menangkap seseorang yang belum pasti terlibat terorisme. "Mereka memang mengatasnamakan aparat, tapi tidak menunjukkan identitas sebagai aparat. Ini berbahaya karena mereka tak ubahnya penculik," kata Kholid Syaifullah, Ketua Presidium Front Perlawanan Penculikan.
FANNY FEBIANA IMRON ROSYID ANAS SYAHIRUL ROKHMAN TAUFIK ARI AJI

Abu Dujana, 37 tahun
Panglima Jamaah Islamiyah didikan Akademi Militer Mujahidin Afganistan
Nama kecil: Ainul Bakri
Lahir di Cianjur, Jawa Barat
Riwayat:
1980: Berganti nama Abu Dujana.
1991: Menjadi guru di Pesantren Lukmanul Hakim Johor, Malaysia.
2002: Diangkat menjadi Sekretaris Pusat Jemaah Islamiyah.
2003: Bertemu dengan Dr Azahari dan Noor Din M. Top.
2003: Lolos dari penyergapan polisi di Jalan Kebon Kembang, Bandung.
Sekarang: Dalam pengejaran aparat di sekitar Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Yusron Mahmudi, 36 tahun
Tukang jahit tas di Desa Kebarongan, Kecamatan Kemranjen, Banyumas
Istri: Sri Mardiyati, 34 tahun
Anak:
Yusuf Siddiq A., 8 tahun
Salman Fariz A., 5 tahun
Hilma Shofia, 2 tahun
Mohammad Fadil Abdul Azis, 1 tahun

0 comments: