Monday, July 02, 2007

Indeks akan alami rebound tipis

BISNIS - Senin, 02/07/2007

JAKARTA: Investor diminta berhati-hati sebelum indeks harga saham gabungan melewati ambang krisis, sedangkan pasar obligasi melihat ada harapan dengan perkiraan inflasi year on year yang di bawah 6%. Head of Research Recapital Securities Satrio Utomo memperkirakan indeks pada pekan ini akan mengalami minor rebound. Dengan pergerakan indeks yang kurang menggembirakan sepanjang pekan lalu kecuali pada Jumat, apalagi sempat anjlok menyentuh level support di 2.111, dia mengingatkan investor untuk berhati-hati sebelum indeks kembali berada di atas level 2.140. Pada Jumat pekan lalu, indeks ditutup di level 2.139,28.Menurut dia, keputusan Federal Reserve AS untuk menahan suku bunganya di level 5,25% tidak diikuti dengan petunjuk yang jelas mengenai arah kebijakan bank sentral itu berikutnya. Hal ini menimbulkan situasi yang kritis bagi pergerakan indeks Dow Jones untuk jangka pendek. "Kalau Dow Jones turun melewati 13.250, ada kemungkinan IHSG terkoreksi dalam jika level 2.111 terlampaui," tuturnya, akhir pekan lalu.Sebaliknya, jika Dow Jones mampu bertahan di level 13.250, belum terlihat sinyal bearish melainkan hanya koreksi jangka pendek di pasar domestik. Bearish terjadi bilamana pasar didominasi aksi jual. Ini berkebalikan dengan bullish.Terkait agenda pengumuman data inflasi oleh Badan Pusat Statistik pada siang ini, Satrio menilai Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) dalam rapatnya pada Kamis bakal menahan suku bunga di level 8,50%."Meskipun angka inflasi dari tahun ke tahun masih akan turun, inflasi dari bulan ke bulan akan naik. Menjelang tahun ajaran baru, di mana inflasi cenderung naik, membuat BI sulit untuk menurunkan suku bunganya lagi," kata dia.Secara terpisah, analis obligasi Danareksa Sekuritas Budi Santoso justru mengatakan inilah saat yang tepat bagi BI untuk menekan suku bunganya turun lebih rendah. Dia memperkirakan rapat dewan gubernur BI bakal kembali memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 8,25%. Faktor pendorong dimungkinkannya pemangkasan suku bunga menurut dia, adalah indikasi inflasi tahunan berada di bawah 6%. Sejumlah ekonom dalam survei Bloomberg memperkirakan inflasi Juni dari bulan ke bulan sebesar 0,30%, sedangkan tahun ke tahun sebesar 5,90%. Danareksa memperkirakan inflasi Juni sebesar 5,73%. "Peluang penurunan sebesar 25 basis poin masih terbuka, semakin cepat penurunan [BI rate] semakin baik karena imbas kebijakan moneter ke sektor riil butuh waktu enam bulan," ujar Budi.
(pudji.lestari@bisnis.co.id)
Oleh Pudji Lestari
Bisnis Indonesia

0 comments: