Tuesday, June 05, 2007

Angka inflasi dorong indeks tembus rekor

BISNIS - Selasa, 05/06/2007

JAKARTA: Data inflasi Mei direspon positif oleh pelaku pasar, indeks harga saham gabungan (IHSG) pun menembus rekor tertinggi baru pada perdagangan kemarin dan bisa terbawa lebih jauh ke posisi 2.200. Dengan melambatnya inflasi pada bulan lalu, pelaku pasar mengharapkan Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) dalam rapatnya pada Kamis kembali memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin.Pada perdagangan kemarin, IHSG menanjak sebanyak 27,43 poin atau 1,32% ke level 2.111,75, sehingga melampaui rekor penutupan tertinggi sebelumnya di 2.104,25 yang berhasil ditembusnya pada 23 Mei. Selama perdagangan berlangsung, indeks sempat menyentuh level 2.113,36 dan terendah di 2.094,53 setelah dibuka di level 2.097,08. Dari 342 saham yang tercatat di Bursa Efek Jakarta, sebanyak 122 saham ditutup pada harga yang lebih tinggi dibandingkan penutupan sebelumnya, sedangkan 64 saham lebih rendah.Analis Sinarmas Sekuritas Samuel Sudeswanto Yeung dan analis Bhakti Securities Budi Ruseno menilai pelaku pasar merespon positif pengumuman Badan Pusat Statistik tentang inflasi Mei yang sebesar 0,10%. Ini lebih rendah dari prediksi sejumlah ekonom yang terangkum dalam survei Bloomberg, sebesar 0,30%.Inflasi dari tahun ke tahun pada Mei tercatat 6,01%, juga lebih rendah dari ekspektasi yang sebesar 6,20%. Namun, inflasi inti sebesar 5,62% lebih besar dari perkiraan ekonom yang sebesar 5,61%.Sudeswanto mengatakan kinerja fundamental, serta kondisi makroekonomi yang positif ikut mendorong pergerakan indeks. "Indeks diperkirakan menguat lebih jauh menuju ke level 2.200. Ini dengan asumsi tidak ada kejadian buruk yang bisa mengakibatkan indeks bergerak berlawanan," kata dia, kemarin.Secara eksternal, kata Budi, bursa regional dan global juga positif. Dia bahkan mengharapkan Federal Reserve AS bakal memutuskan untuk mulai menurunkan suku bunganya dalam pertemuan yang akan digelar 27 atau 28 Juni. Saat ini, Fed rate berada di level 5,25%.Dia menyadari kemungkinan penurunan suku bunga tidak harus terjadi setiap bulan. Akan tetapi, dia tetap berharap BI bakal mengambil kebijakan yang sama seperti bulan lalu."Inflasi yang terkendali juga membuka peluang bagi BI untuk menurunkan kembali suku bunganya sebesar 25 basis poin ke level 8,50%." Deputi Gubernur Senior BI Miranda Goeltom kemarin menyatakan target inflasi sepertinya akan tercapai pada tahun ini. Meski Dewan Gubernur dijadwalkan bertemu pada pekan ini tidak berarti pemotongan tingkat bunga terjadi setiap bulan.
(pudji. lestari@bisnis.co.id)
Oleh Pudji Lestari
Bisnis Indonesia

0 comments: