Tuesday, June 05, 2007

Marinir Diminta Pindah dari Pasuruan

KORAN TEMPO - Selasa, 05 Juni 2007

"Kalau warga ingin tanahnya dikembalikan, tidak mungkin."

PASURUAN - Warga menuntut pusat latihan tempur Marinir TNI Angkatan Laut pindah dari kawasan Grati dan sekitarnya di Pasuruan, Jawa Timur. Warga beralasan markas militer tidak memberi rasa aman kepada penduduk sekitar.
Tuntutan itu muncul dalam pertemuan antara warga dan Panglima Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur Laksamana Muda Moekhlas Sidik di pendapa Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, kemarin.
Pertemuan dilakukan setelah terjadi bentrokan antara warga Alas Tlogo dan prajurit marinir pada Rabu pekan lalu, yang menyebabkan empat warga sipil tewas dan tujuh lainnya terluka.
"Kami minta tempat latihan dipindahkan ke Situbondo, di sana banyak tanah kosong," ujar Imam Supandi, Kepala Desa Alas Tlogo, mewakili warga.
Keberadaan warga di 11 desa yang tersebar di Kecamatan Lekok dan Nguling--area lahan sengketa--pun sudah ada sebelum pusat latihan tempur di Grati muncul pada 1961-1963. "Salah besar kalau Angkatan Laut mengklaim tanah kami sudah dibeli. Kami punya bukti dan saksi hidup," kata Kepala Desa Sumberanyar Purwo Eko.
Apalagi, kata Eko, anggota marinir sering bertindak kejam kepada rakyat. Dulu, kata dia, pernah ada seorang warga yang naik sepeda motor di kawasan markas tentara di Grati, lalu disuruh merangkak jauh gara-gara salah jalan.
Bupati Pasuruan Jusbakir Aldjufri mendukung tuntutan warga. "Kami mengusulkan pusat latihan tempur di Grati direlokasi ke daerah yang lebih strategis," ucapnya. Menurut Jusbakir, wilayah Grati dan sekitarnya tidak cocok lagi untuk arena latihan militer.
Jusbakir menambahkan, hampir semua warga desa mempunyai bukti kepemilikan atas tanah mereka. "Tanah harus dikembalikan kepada warga. Teknisnya saya akan minta petunjuk pemerintah pusat," ujarnya.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pasuruan Akhmad Zubaidi meminta TNI Angkatan Laut menunjukkan dokumen tanah yang dikuasai. "Bukti tersebut tentu saja bukan hasil rekayasa sebagaimana tudingan warga," katanya.
Sebaliknya, menurut Zubaidi, warga harus jujur mengaku jika sudah menjual tanahnya kepada TNI Angkatan Laut.
Menanggapi tuntutan itu, Laksamana Muda Moekhlas Sidik mengatakan akan melapor dulu kepada Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Slamet Soebijanto. "Kalau warga ingin tanahnya dikembalikan, tidak mungkin. Bukti kepemilikan tanah mari diselesaikan di pengadilan. Kita harus sama-sama konsisten," ujar Moekhlas.
Moekhlas tetap pada rencana awal, yaitu merelokasi warga dengan kompensasi lahan 500 meter persegi per keluarga. Mereka yang bersedia pindah, kata dia, juga akan mendapat Rp 10 juta. "Kami sudah menyiapkan 420 hektare, dari 3.759 hektare lahan milik Angkatan Laut," tuturnya.
Menurut Moekhlas, relokasi warga di 11 desa sudah dituangkan dalam rencana ruang wilayah pusat latihan tempur TNI Angkatan Laut. Dari 7.000 rumah yang akan dipindahkan, sudah terdata 6.302 unit. "Dalam kalkulasi kami, setiap desa membutuhkan biaya Rp 1 miliar," katanya.

ABDI PURNOMO


Jalan Buntu Di Grati
Pertemuan antara warga Alas Tlogo dan TNI Angkatan Laut untuk menyelesaikan masalah sengketa tanah di Grati, Pasuruan, berakhir buntu. Perundingan, yang digelar pascainsiden penembakan oleh anggota marinir hingga menewaskan empat warga desa, itu tidak membuahkan hasil karena kedua pihak berkukuh pada pendirian masing-masing. Warga menuntut Pusat Latihan Tempur di Grati dipindahkan ke luar Pasuruan. Adapun TNI AL tetap menawarkan kompensasi warga yang dipindahkan berupa tanah 500 meter persegi dan uang Rp 10 juta untuk membangun rumah.

Tuntutan Warga
Tanah seluas 3.676 hektare di 11 desa dikembalikan kepada rakyat.
Sertifikat hak pakai yang diberikan kepada TNI AL segera dibatalkan.
Pusat Latihan Tempur TNI AL di Grati dipindahkan ke luar Pasuruan
Proses jual-beli lahan yang pernah terjadi dengan TNI AL ditinjau ulang.
Pengungkapan dokumen surat-surat tanah palsu yang dijadikan bukti oleh pihak militer.

Tawaran TNI AL
Rencana ulang tata ruang lahan.
Relokasi warga (masing-masing keluarga diberi tanah 500 meter persegi ditambah dana pembangunan rumah Rp 10 juta). Total tanah yang diperuntukkan bagi warga 420 hektare, termasuk untuk fasilitas umum 20 hektare dan tanah bengkok 70 hektare.
Korban penembakan, Choirul bin Sutrisno, 3 tahun, menjadi anak angkat pemimpin TNI AL.
Pengobatan gratis warga korban bentrokan.

Tawaran Relokasi
Desa Luas Lahan* Jumlah Rumah Fasilitas Umum* Total*
1. Jatirejo 59.191 170 1.700 10.200
2. Branang 78.948 10 100 60
3. Semedusari 558.560 734 7.340 44.040
4. Wates 733.297 1.872 18.720 112.320
5. Pasinan 424.700 877 8.770 52.620
6. Balunganyar 479.109 111 1.110 6.660
7. Gejugjati 302.775 141 1.410 8.460
8. Alas Tlogo 552.393 1.297 12.970 77.820
9. Sumberanyar 530.645 1.090 10.900 65.400
10. Sumberagung 1.709 0 0 0
11. Tampung 38.609 0 0 0
*dalam meter persegi
Keterangan: masing-masing rumah diganti kaveling 500 meter persegi


NASKAH &BAHAN: ABDI PURMONO YUDONO YANUAR

0 comments: